Semester pertama pada tahun 2009, jumlah hari hujan relatif lebih banyak dan diikuti dengan curah hujan yang lebih besar. Pada semester kedua pada tahun
2009, jumlah hari hujan lebih sedikit dan diikuti dengan curah hujan yang lebih rendah. Jumlah hari hujan dan intensitas curah hujan biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi keadaan iklim. Suhu, digunakan sebagai ukuran atau tingkat kedinginan suatu daerah. Apabila interpretasinya mendekati angka nol, maka
daerah tersebut akan semakin dingin, demikian pula sebaliknya. Rata ‐rata suhu
udara terendah selama tahun 2009 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 25,7°C, sedangkan suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar
28,6°C. Sedangkan pada bulan lainnya rata ‐rata suhu udara berkisar 26°C.
4.1.5 Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi untuk tahun 2010 adalah 1.613.474 jiwa. Sebesar 30.535 orang atau 1,89 mempunyai mata pencaharian
sebagai nelayan BPS 2010.
4.1.6 Potensi kelautan dan perikanan
Pada tahun 2010 hasil tangkapan ikan laut dan nilai yang diperoleh mengalami penurunan. Hasil tangkapan menurun sebesar 43,03 Dinas
Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2010. Hasil tangkapan tersebut masih relatif cukup kecil bila dihitung terhadap ketersediaan ikan dan biota laut yang ada.
Nelayan di Kabupaten ini umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional. Meski demikian, produksi yang diperoleh para nelayan Kabupaten Banyuwangi
sudah bisa dikatagorikan sebagai jumlah produksi yang besar. Bahkan bila dihitung nilainya dalam setahun bisa mencapai nominal miliaran rupiah. Selain
hasil tangkapan ikan dan biota laut yang begitu melimpah ruah, jenis ikan air tawar juga mempunyai produksi yang cukup tinggi. Produksi ikan air tawar ini
umumnya menyebar disetiap kecamatan.
Upaya positif untuk meningkatkan pemanfaatan potensi kelautan di Kabupaten Banyuwangi sudah dilakukan, mengingat hampir sepanjang garis
pantai yang ada, merupakan daerah potensi perikanan laut dan biota lain. Namun hal yang perlu diingat adalah bagaimana pengelolaan yang baik sehingga
memberikan kontribusi optimal bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
4.1.7 Jumlah nelayan dan perkembangan produksi perikanan a.
Jumlah nelayan
Sebagian besar penduduk wilayah pesisir Kabupaten Banyuwangi bermata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah dan penyebaran nelayan di Kabupaten
Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4
Perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2009
– 2010
No Kecamatan
2009 2010
1 Muncar
12.865 14.624
2 Pesanggaran
1.730 1.522
3 Purwoharjo
3.730 2.402
4 Wongsorejo
1.290 1.175
5 Kalipuro
1.286 682
6 Banyuwangi
925 708
7 Kabat
285 182
8 Rogojampi
1.950 1.469
9 Tegaldlimo
590 159
Jumlah 24.651
22.923
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi 2011
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa jumlah nelayan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 22,923 orang atau 54.67. Penurunan jumlah
nelayan diduga karena pengaruh cuaca yang terjadi sepanjang tahun 2010, sehingga sebagaian besar nelayan memilih untuk pindah profesi menjadi petani
dan pembuat batu bata.
b. Perkembangan produksi hasil perikanan laut
Perkembangan produksi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi, berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi selama kurun
waktu tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan yang sangat signifikan yaitu 22.106,702 ton atau 43,03. Perkembangan produksi hasil perikanan laut dapat
dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa produksi perikanan laut lebih
banyak dihasilkan oleh Kecamatan Muncar sebesar 94,81 dari jumlah produksi perikanan Kabupaten banyuwangi. Seperti kita ketahui bersama bahwa