Untuk melihat ketidaksamaan Theil, dilakukan uji Theil statistic statistik ketidaksamaan Theil yaitu untuk menentukan komposisi sifat kesalahan.
Komposisi sifat kesalahan tersebut dapat diukur dengan menghitung bagian kesalahan yang terjadi karena ketidaksamaan bias inequality bias
proportion, karena ketidaksamaan varian Inequality variance proportion, selanjutnya adalah menghitung ketidak samaan kovarian inequality
covariance proportion Sterman, 2003. Formula yang digunakan sebagai berikut:
a. Ketidaksamaan bias inequality bias proportion
Um =
̅ ̅ ∑
.
............................................................................9.5
dimana, Um
: Bagian MSE karena Bias
̅ :
Rata-rata nilai simulasi ̅
: Rata-rata nilai aktual
: Nilai simulasi pada waktu t
: Nilai aktual pada waktu t
n :
jumlah pengamatan
b. Ketidaksamaan varian Inequality variance proportion
∑
.
............................................................................9.6
dimana, Us
: Bagian MSE dikarenakan varian
Ss :
Standar deviasi nilai simulasi Sa
: Standar deviasi nilai aktual
St :
Nilai simulasi pada waktu t At
: Nilai aktual pada waktu t
n :
Jumlah pengamatan
c. ketidak samaan kovarian
inequality covariance proportion
∑
, ....................................................................................9.7
dimana, Uc
: Bagian MSE dikarenakan oleh kovarian
Ss :
Standar deviasi nilai simulasi Sa
: Standar deviasi nilai aktual
St :
Nilai simulasi pada waktu t At
: Nilai aktual pada waktu t
n :
Jumlah pengamatan Hasil simulasi dari variabel utama dibandingkan dengan pola perilaku
empirik secara visual untuk melihat apakah ada penyimpangan yang menonjol, jika terdapat penyimpangan akan dilakukan perbaikan variabel dan parameter
model berdasarkan hasil penelurusan penyebab penyimpangan.
9.4 Hasil Penelitian
9.4.1 Model pengelolaan perikanan
Konsep dan deskripsi model dibuat untuk memahami dunia nyata dan menuangkannya menjadi sebuah model. Model pengelolaan sumberdaya
perikanan lemuru terdiri dari sub model bio-ekonomi dan sub model effort, yang mana keduanya saling berinteraksi dan merupakan sebuah model dinamik. Secara
diagramatik keterkaitan masing-masing sub model dapat dilihat pada Gambar 31. Skenario yang digunakan dalam simulasi adalah dengan menguji
perubahan effort terhadap hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap. Selanjutnya, dibangun struktur model keberlanjutan pengelolaan perikanan
lemuru dalam sebuah diagram Causal-loop Gambar 30. Selanjutnya dibuat diagram alir flow diagram dari struktur model yang sudah disusun pada causal
loop. Flow diagram menghubungkan semua variabel dalam bentuk persamaan matematis dengan bantuan komputer. Formulasi matematis ini menunjukkan
keterkaitan antara setiap variabel yang saling berinteraksi.
Biomass Pert Biomass
Kematian alami Hsl Tangkapan
Ratio K Carry ing Capasity K
Laju kematian alami
ratio kerapatan rB
Pert alami r Kemampuan tangkap q
Ef f ort Pert ef f ort
CPUE
Rent Fraksi rent
Fraksi pengurangan rent
Batasan ef f ort
Biay a melaut Harga ikan
ratio q thd f ratio pert
ef ek ratio pert Fraksi f ak oseanograf i
dan klimatologi
Gambar 31
Flow diagram model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru di Selat Bali
Struktur yang terdapat dalam diagram alir tersebut menampilkan variabel indikator penerapan kebijakan atau tindakan yang akan diambil dalam melakukan
pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru. Selanjutnya dalam struktur tersebut dengan perubahan effort, memperlihatkan kecenderungan perolehan pendapatan
rente yang secara sosial didorong oleh faktor pemicu untuk melakukan suatu tindakan namun dibatasi oleh faktor ekosistem perairan laut.
9.4.2 Uji validasi
Validasi yang dilakukan terhadap model adalah validasi struktur, besaransatuan, dan validasi statistik.
1. Pertumbuhan biomass populasi menurut teori Malthus merupakan
pertumbuhan tidak terpaut kerapatan. Namun ruang dan makanan yang tersedia secara alami terbatas sehingga ekosistem memiliki daya dukung
maksimum terhadap sumberdaya yang ada di dalamnya Schaefer, 1954 dan Wiyono, 2010, apabila daya dukung sudah tidak memadai dan tidak terjadi
proses penangkapan, maka terjadi kematian secara alami Luckof et al, 2005; Budiharjo, 1990 vide Merta dan Nurhakim, 2004. Dengan
menggunakan metode surplus production CYP, 1992 dan model pertumbuhan Schaefer, grafik yang dihasilkan dengan metode ini adalah
hiperbola. Hasil simulasi dalam penelitian ini menghasilkan grafik yang mirip yaitu hiperbola. Berdasarkan hal tersebut maka secara struktur sudah
sama dengan landasan teori. 2.
Validasi besaransatuan terhadap unit utama yaitu hasil tangkapan lemuru adalah cocok. Hasil tangkapan lemuru merupakan unit utama dalam
diagram alir yang menggambarkan secara keseluruhan perkembangan hasil tangkapan yang diperoleh. Validasi besaransatuan yang dilakukan adalah:
- Hsl_tangkapan = Biomasseffort_awalKemampuan_tangkap_q Hsl tangkapan tontahun = Biomass ton effort_awal unittahun
Kemampuan_tangkap_q 1unit Tontahun = tontahununit1unit
Tontahun = tontahun - Rent = Hsl_tangkapanHarga_ikan-effort_awalBiaya_melaut
Rent Rptahun = tontahun Rpton-unittahunRpunit Rptahun =Rptahun
– Rptahun Rptahun = Rptahun
3. Validasi statistik, dilakukan untuk memvalidasi kinerja model terhadap data
empiris. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana output model bersesuaian dengan perilaku empiris. Hasil yang diperoleh dengan uji Theil
Statistic adalah memenuhi kriteria yang berlaku, yaitu penjumlahan U
M
,U
S
, U
C
sama dengan satu Tabel 39. Artinya secara statistik simulasi model yang dilakukan dapat diterima.
Tabel 39 Hasil validasi dengan uji Theil statistik Sterman, 2003
Variabel RSMPE
U
M
U
S
U
C
Effort 0.277516973 0.003492184 0.630678425 0.365829391
Berdasarkan uji yang dilakukan, diperoleh nilai U
M
sama dengan nol, U
S
besar dan U
C
kecil. Hal ini bisa dikategorikan sebagai unsystematic error, namun
3:01 AM Thu, Dec 27, 2012 Untitled
Page 1 0.00
25.00 50.00
75.00 100.00
Y ears 1:
1: 1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
5: 5:
5: 29065
58130
10000 20000
150 300
10000 20000
-5e+009. 2.5e+010
5.5e+010 1: Biomass
2: Pert Biomass 3: Ef f ort
4: Hsl Tangkapan 5: Rent
1 1
1
1 2
2 2
2 3
3 3
3
4 4
4 4
5 5
5 5
untuk jangka panjang dengan mengabaikan cyclic mode Steman, 2003. Nilai U
S
besar dan nilai U
C
kecil, bisa disebabkan oleh gangguan acak random noise karena nilai aktual yang sangat acak random.
9.4.3 Simulasi model
Kajian dalam struktur yang telah dibuat, yang dapat dijadikan sebagai variabel keputusan dan akan mempengaruhi kondisi variabel indikator yaitu
perubahan yang dilakukan terhadap jumlah effort yang ada. Selanjutnya model ini disimulasikan melalui beberapa skenario kebijakan dalam rentang waktu 100
tahun. Skenario awal existing tanpa dilakukan perubahan effort sehingga didapat kondisi yang paling ekstrim unsustainable. Kemudian dari kondisi ini
diterapkan perubahan effort untuk melihat pengaruhnya terhadap kondisi yang unsustainable tersebut. Skenario yang disimulasikan adalah sebagai berikut:
1 Skenario 1
Existing Skenario 1 existing, jika dilihat dari effort yang
berkembang menunjukan bahwa pada saat hasil tangkapan meningkat, nelayan akan terus meningkatkan jumlah effort yang dimiliki agar hasil tangkapan yang
diperoleh lebih banyak Gambar 32.
Gambar 32 Simulasi biomass, pertumbuhan biomass, effort, hasil tangkapan,
dan rente
Jika diperhatikan kurva hasil tangkapan dan effort Gambar 32, dapat dilihat bahwa sampai dengan tahun ke 30 jumlah effort terus meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah hasil tangkapan, dan puncak hasil tangkapan optimum terjadi pada tahun ke 50, namun setelah itu terjadi penurunan hasil
tangkapan, akan tetapi jumlah effort terus meningkat. Hal ini terjadi karena nelayan terus berupaya melakukan penangkapan dengan harapan hasil tangkapan
yang diperoleh tetap tinggi. Walaupun terjadi pertumbuhan secara alami, namun diimbangi terjadinya kematian yang juga berlangsung secara alami sebagai akibat
dari pengaruh lingkungan perairan. Sementara itu, untuk perolehan rente dari usaha penangkapan yang dilakukan oleh nelayan dapat dilihat, rente yang
diperoleh meningkat seiring dengan peningkatan hasil tangkapan dan menurun karena hasil tangkapan yang diperoleh juga menurun. Hal ini terjadi karena harga
yang ditawarkan oleh pembeli cukup bagus, sehingga nelayan tidak mengalami kerugian, disamping itu, juga sebagai imbas dari hukum persediaan dan
permintaan secara ekonomi. Jika kondisi existing ini dibiarkan, sedangkan nelayan terus berusaha
melakukan penangkapan
dengan segala
upaya yang
dimiliki tanpa
memperhitungkan efek yang ditimbulkan terhadap sumberdaya, maka dapat dipastikan terjadi opportunity cost yaitu nilai ekonomi yang diperoleh menjadi
lebih rendah bahkan bisa negatif karena jumlah biaya yang dikeluarkan lebih besar jika dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh. Hal ini terjadi
sebagai akibat tidak terkontrolnya jumlah effort atau upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan open access equilibrium.
2 Skenario 2
Berdasarkan SKB dua Gubernur Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali, alat tangkap yang diatur penggunaannya untuk pemanfaatan sumberdaya
perikanan lemuru di Selat Bali adalah alat tangkap purse seine. Jumlah yang diijinkan adalah sebanyak 273 unit. Namun berdasarkan analisis yang dilakukan
terhadap E
msy
bab 6 hasil yang diperoleh adalah sebanyak 252,47 unit, dengan demikian penyusunan skenario berpedoman kepada hasil perhitungan Emsy.
Pada Gambar 32 dapat dilihat bahwa pola yang diperlihatkan hiperbola. Selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap effort yaitu dengan melakukan
iterasi secara bertahap sebesar 10 dari 252,47 unit. Proses iterasi dilakukan karena tidak ada teori pendukung yang memadai dalam rangka upaya penurunan
2:58 PM Wed, Dec 26, 2012 Untitled
Page 1 0.00
25.00 50.00
75.00 100.00
Y ears 1:
1: 1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
5: 5:
5: 29065
58130
10000 20000
100 200
10000 20000
3e+010. 6e+010.
1: Biomass 2: Pert Biomass
3: Ef f ort 4: Hsl Tangkapan
5: Rent 1
1
1
1 2
2 2
2
3 3
3 3
4 4
4 4
5 5
5 5
jumlah alat tangkap pada satu wilayah. Iterasi yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan kepada pola yang diperlihatkan oleh kecenderungan grafik simulasi
yang dihasilkan. Iterasi dilakukan secara bertahap dimulai pada tingkat 10, 20, namun belum memperlihatkan hasil yang diinginkan. Saat dilakukan iterasi pada
tingkat 30, terjadi perubahan pola pada grafik yang dihasilkan Gambar 33. Iterasi ini dilakukan agar hasil tangkapan yang diperoleh tetap stabil dan
ketersediaan sumberdaya dapat dipertahankan. Jika pemberlakuan ini berhasil maka pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru di Selat Bali dapat dilakukan
secara berkelanjutan dan kebijakan pengaturan jumlah alat tangkap terutama purse seine harus diperbarui. Setelah dilakukan iterasi tiga kali terhadap pengurangan
effort sebanyak 30 atau 184 unit Gambar 33, dapat dilihat bahwa trend antara kurva hasil tangkapan dan kurva rente berjalan seiring. Perolehan rente mengikuti
jumlah hasil tangkapan yang diperoleh nelayan, karena harga ikan berfluktuasi sesuai hasil tangkapan yang diperoleh, jika hasil tangkapan besar maka terjadi
penurunan harga, demikian sebaliknya. Namun bila dilihat kurva pertumbuhan biomass berada di atas kurva biomass, artinya masih terjadi penambahan biomass
dengan adanya pertumbuhan biomass Lampiran 16.
Gambar 33 Simulasi hasil tangkapan dan rente dengan pengurangan effort
sebesar 30 atau 184 unit
3:01 PM Wed, Dec 26, 2012 Untitled
Page 1 0.00
25.00 50.00
75.00 100.00
Y ears 1:
1: 1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
5: 5:
5: 29065
58130
10000 20000
100 200
10000 20000
3e+010. 6e+010.
1: Biomass 2: Pert Biomass
3: Ef f ort 4: Hsl Tangkapan
5: Rent 1
1
1 1
2 2
2 2
3 3
3 3
4 4
4 4
5 5
5 5
Pengurangan effort dari 252,47 unit menjadi 184 unit cukup memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan dan perolehan rente setiap tahunnya. Hasil
iterasi ini tidak memperlihat perubahan seketika terhadap kondisi ketersediaan sumberdaya di alam, karena sumberdaya membutuhkan waktu untuk berkembang
dan tumbuh menjadi besar.
3 Skenario 3
Skenario 3, dilakukan pembatasan atau pengurangan effort dari 252,47 unit menjadi 165 unit dengan melakukan iterasi sebanyak 4 kali 10 40.
Perubahan ini merupakan perubahan yang ekstrim, dan dapat dilihat bahwa pada awal tahun hasil tangkapan terus meningkat dan mencapai optimum pada tahun ke
50, hal ini seiring dengan laju pertumbuhan effort. Laju pertumbuhan effort terus meningkat sampai dengan tahun ke 56, dan mulai tahun ke 57 pertumbuhan effort
menjadi stabil sampai dengan tahun ke 100. Walaupun hasil tangkapan lebih rendah dari effort, namun masih ada pertumbuhan biomass yang dapat
berkembang dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh nelayan Lampiran 17, sehingga pemanfaatan sumberdaya dapat dilakukan secara berkelanjutan dan
lestari Gambar 34.
Gambar 34 Simulasi hasil tangkapan dan rente dengan pengurangan effort sebesar 40 atau 165 unit