Keragaan dan tingkat pemanfaatan sumberdaya lemuru
                                                                                Perkembangan  jumlah  alat  tangkap  yang  digunakan  oleh  nelayan  dalam pemanfaatan ikan lemuru dapat dilihat pada Tabel 16.
Pada Tabel 16, dapat dilihat bahwa secara global alat tangkap yang banyak beroperasi di Selat Bali adalah alat tangkap gillnet sebanyak 75,85, pukat cincin
sebanyak  11,82,  bagan  sebanyak  6,50,  payang  sebanyak  2,98  dan  pukat pantai  sebanyak  2,85.    Pukat  cincin  purse  seine,  atau  masyarakat  setempat
mengenal dengan nama sleret lebih banyak dan paling dominan digunakan untuk pemanfaatan ikan lemuru, mengingat alat tangkap ini memiliki kemampuan lebih
untuk menghasilkan lemuru dalam satu kali hauling. Tabel 16  Perkembangan  jumlah  dan  jenis  alat  tangkap  yang  digunakan  untuk
penangkapan lemuru di Selat Bali tahun 2005 – 2010
Perkembangan jumlah alat tangkap No
Tahun Banyuwangi
Jembrana P. Cincin
Payang Gillnet
Bagan P. Pantai
P Cincin  Gillnet 1
2005 142          112           276         174
63 74
612 2
2006 166          112           276         174
64 74
1.277 3
2007 185            44           256         129
67 72
1.272 4
2008 185            44           256         129
59 77
1.240 5
2009 203            42           303         129
63 83
1.246 6
2010 203            42           303         129
63 107
1.335
Jumlah 1.084
396 1.670
864 379
487 6.982
Rata-rata 181
66 278
144 63
81 1.163
Sumber:  DKP Kabupaten Banyuwangi 2011 dan DPKK Kabupaten Jembrana 2011
Menurut  data  statistik  Dinas  Kelautan  dan  Perikanan  Kabupaten Banyuwangi  2011  terlihat    bahwa  hasil  tangkapan  tertinggi  terjadi  pada  tahun
2007  yaitu  sebesar    53.155,01  ton,  sementara  hasil  tangkapan  terendah  terjadi tahun  2005  yaitu  sebesar  7.200,33  ton  untuk  alat  tangkap  purse  seine.    Hasil
tangkapan  lemuru  dengan  menggunakan  alat  tangkap  payang,  tertinggi  terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 3.080,19 ton, sedangkan hasil tangkapan  terendah
terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 457.56 ton.  Untuk alat tangkap gillnet hasil tangkapan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5.689,92 ton, sedangkan
hasil tangkapan terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 355,53 ton.  Hasil tangkapan  ikan  lemuru  dengan  menggunakan  alat  tangkap  bagan  terjadi  pada
tahun 2006 yaitu sebesar 1.540,09 ton, sedangkan hasil tangkapan terendah terjadi pada  tahun  2010  yaitu  sebesar  179,03  ton.    hasil  tangkapan  lemuru    tertinggi
untuk kabupaten Jembrana dengan menggunakan alat tangkap purse seine terjadi tahun  2009  yaitu  sebesar  42.930,80  ton,  dan    hasil  tangkapan    terendah  terjadi
tahun  2005  yaitu  sebesar  4.052,60  ton.  hasil  tangkapan  lemuru  tertinggi  dengan menggunakan  alat  tangkap  pukat  pantai  terjadi  pada  tahun  2008  yaitu  sebesar
196,70  ton  dan  hasil  tangkapan  terendah  terjadi  tahun  2005  yaitu  sebesar  26,30 ton.  Untuk alat tangkap gillnet terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 388,00 ton,
sedangkan  hasil  tangkapan  terendah  terjadi  tahun  2005  yaitu  sebesar  1,40  ton Tabel 17.
Tabel 17  Produksi lemuru Selat Bali tahun 2005 – 2010
Sumber:    DKP Kabupaten Banyuwangi 2011 dan DPKK Kabupaten Jembrana 2011
1 Purse seine
Purse  seine  atau  pukat  cincin,  diperkenalkan  kepada  masyarakat  dan nelayan  Muncar  pada  tahun  1974.  Perkembangan  alat  tangkap  ini  sangat  pesat,
bila  dibandingkan  dengan  alat  tangkap  lain  yang  digunakan  oleh  nelayan sebelumnya.  hasil  tangkapan  lemuru  yang  dihasilkan  dari  Selat  Bali,  yaitu  oleh
nelayan  Kabupaten  Banyuwangi  dan  Kabupaten Jembrana  dengan  menggunakan alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Tabel 17.
Hasil  tangkapan  tertinggi  di  Kabupaten  Banyuwangi  adalah  pada  tahun 2007  sebesar  53.155,01  ton,  sedangkan  hasil  tangkapan  terendah  terjadi  pada
tahun 2005 sebesar 7.200,33 Ton. Hasil tangkapan lemuru tertinggi di Kabupaten Jembrana  terjadi  pada  tahun  2009  sebesar  42.930,80  ton,  dan  hasil  tangkapan
terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 5.887,20 ton Gambar 23.
- 10,000.00
20,000.00 30,000.00
40,000.00 50,000.00
60,000.00
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H as
il ta
ng ka
pa n
t on
t hn
Tahun
Banyuwangi Jembrana
Perbedaan  jumlah  tangkapan  yang  didaratkan  di  Kebupaten  Banyuwangi dan  Kabupaten  Jembrana  jelas  terlihat.    Hal  ini  dapat  dipahami,  karena  rata-rata
jumlah alat tangkap purse seine yang ada di Kabupaten banyuwangi lebih banyak bila dibandingkan dengan Kabupaten Jembrana Tabel 17.
Gambar  23  Perkembangan produksi lemuru dengan alat tangkap purse seine di Selat Bali tahun 2005
– 2010 Berdasarkan data yang diperoleh dari UPPPP Muncar, jumlah  purse seine
yang beroperasi tahun 2010 adalah sebanyak 203 unit, sementara itu di Kabupaten Jembrana  jumlah  purse  seine  yang  beroperasi  untuk  tahun  2010  sebanyak  107
unit.
2 Payang
Payang,  adalah  jenis  alat  tangkap  yang  hampir  menyerupai  purse  seine, dimana alat tangkap ini juga memilik kantong dibagian tengahnya.  Secara umum,
alat  tangkap  ini  digunakan  oleh  masyarakat  Banyuwangi  atau  terutama  nelayan Muncar  untuk  menangkap  ikan  tongkol.    Namun  pada  saat  sumberdaya  lemuru
meningkat  jumlahnya,  maka  alat  tangkap  ini  juga  menghasilkan  lemuru  sebagai hasil tangkapan mereka.  Produksi lemuru hasil tangkapan payang tertinggi terjadi
pada tahun 2007 yaitu sebesar 3.080,19 ton dan terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 457.06 ton.
Alat  tangkap  payang  digunakan  oleh  nelayan  di  Kabupaten  Banyuwangi untuk  menangkap  ikan  lemuru,  sementara  nelayan  Kabupaten  Jembrana  tidak
menggunakannya  Gambar  24.    Alat  tangkap  payang  ini  oleh  nelayan  di
- 500.00
1,000.00 1,500.00
2,000.00 2,500.00
3,000.00 3,500.00
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H as
il ta
ng ka
pa n
t on
thn
Tahun
Banyuwangi
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H as
il ta
n gk
ap an
to n
t h
n
Tahun
Banyuwangi Jembrana
Kabupaten  Banyuwangi  juga  digunakan  untuk  menangkap  ikan  selain  ikan lemuru, atau lebih tepatnya alat tangkap ini digunakan  sesuai dengan musim ikan.
Gambar 24 Perkembangan  produksi  lemuru  dengan  alat  tangkap  Payang  di
Selat Bali tahun 2005 – 2010
3 Gillnet
Hasil tangkapan ikan lemuru dengan menggunakan alat tangkap gillnet di Selat  Bali,  selama  kurun  waktu  6  tahun  yaitu  dari  tahun  2005
–  2010  sangat berfluktuasi.  Pada  tahun  2009  hasil  tangkapan  lemuru  tertinggi  dengan
menggunakan  alat  tangkap  gillnet  yaitu  573,58  ton,  dan  terendah  terjadi  tahun 2007 yaitu sebesar 201,10 ton Gambar 25.
Gambar  25 Perkembangan  produksi  lemuru  dengan  alat  tangkap  Gillnet  di
Selat Bali tahun 2005 – 2010
- 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H as
il ta
ng ka
pa n
t on
t hn
Tahun
Jembrana
Sementara produksi gillnet yang dioperasikan oleh nelayan Kabupaten Jembrana, tertinggi terjadi tahun 2008 sebesar 388,00 ton.  Hasil tangkapan terendah terjadi
tahun 1,40 ton.
4 Pukat Pantai
Alat  tangkap  pukat  pantai,  merupakan  alat  tangkap  tradisional  dan  masih banyak  digunakan  oleh  nelayan  di  Kabupaten  Jembrana,  terutama  untuk
penangkapan  ikan  lemuru.  Sementara  itu  nelayan  Kabupaten  Banyuwangi  tidak menggunakannya.    Hasil  tangkapan  lemuru  yang  tercatat  tidak  begitu  tinggi  bila
dibandingkan  dengan  alat  tangkap  lain.    Hasil  tangkapan  tertinggi  terjadi  pada tahun  2008  sebesar  196,70  ton  dan  terendah  terjadi  tahun  2005  yaitu  26,30  ton.
Grafik pada Gambar 26 memperlihatkan fluktuasi jumlah hasil tangkapan lemuru dengan menggunakan alat tangkap pukat pantai.
Gambar  26
Perkembangan produksi lemuru dengan alat tangkap pukat pantai di Selat Bali tahun 2005
– 2010
5 Bagan
Hasil  tangkapan  lemuru  dengan  alat  tangkap  bagan  tidak  memperlihat hasil tinggi sebagaimana menggunakan alat tangkap purse seine.  Hasil tangkapan
paling  tinggi  terjadi  tahun  2006,  yaitu  sebesar  1.540,09  ton.    Untuk  tahun-tahun berikutnya  terjadi  penurunan,  dan  yang  paling  rendah terjadi tahun  2010  sebesar
178,99 ton Gambar 27. Secara garis besar dapat dilihat bahwa hasil tangkapan ikan lemuru selama
kurun waktu 2005 sampai dengan 2010 berfluktuasi.   Hasil tangkapan yang lebih
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H a
si l
ta ng
k a
pa n
t on
thn
Tahun
Banyuwangi
besar adalah menggunakan alat tangkap purse seine.  Seperti kita ketahui bersama dan  sudah  diuraikan  pada  penjelasan  terdahulu,  bahwa  alat  tangkap  purse  seine
merupakan  alat  tangkap  dominan  yang  digunakan  oleh  nelayan  dalam pemanfaatan sumberdaya lemuru di Selat Bali.
Gambar  27 Perkembangan produksi lemuru dengan alat tangkap Bagan di Selat
Bali tahun 2005 – 2010
                