kelurahan Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi, 2009. Sebagian wilayah masih berupa hutan, dengan luas mencapai 223.149 hektar 38,59, areal
persawahan 66.983 hektar 11,58, perkebunan seluas 45.311 hektar 7,84. Lahan pemukiman seluas 125.241 hektar 21,66, dan selebihnya digunakan
untuk fasilitas umum BPS Kabupaten Banyuwangi, 2010. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau
Jawa, yaitu pada ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut. Daerah ini
terbagi atas dataran tinggi berupa pegunungan, merupakan daerah penghasil berbagai produk perkebunan. Dataran medium dan rendah dengan berbagai
potensi antara lain produksi tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang merupakan daerah penghasil
berbagai produk perikanan dan hasil laut.
4.1.3 Topografi dan jenis tanah
Umumnya daerah bagian Selatan, Barat dan Utara merupakan daerah pegunungan, sehingga daerah ini mempunyai tingkat kemiringan tanah rata
‐rata mencapai 40
°
dan curah hujan rata ‐rata lebih tinggi. Daerah dataran, terbentang
dari bagian selatan hingga utara. Daerah ini banyak dialiri sungai yang bermanfaat mengairi hamparan sawah milik masyarakat. Selain ketersediaan
hamparan sawah yang cukup luas dan potensial, kontribusi Daerah Aliran Sungai DAS juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kesuburan tanah.
Kabupaten Banyuwangi memiliki 35 DAS, dan sepanjang tahun cukup untuk
mengairi hamparan sawah yang ada. 4.1.3 Iklim
Sepanjang tahun 2009 rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan mendekati 79. Kelembaban terendah terjadi pada
bulan November dengan rata ‐rata kelembaban udara sebesar 75. Kelembaban
tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan besaran 85 persen. Rata ‐rata curah
hujan selama tahun 2009 mencapai 28,6 mm – 299,3 mm terjadi pada bulan
Januari sampai dengan bulan Juni. Sedang bulan Juli sampai dengan bulan Desember hanya mencapai 25,1 mm
– 163,7 mm.
Semester pertama pada tahun 2009, jumlah hari hujan relatif lebih banyak dan diikuti dengan curah hujan yang lebih besar. Pada semester kedua pada tahun
2009, jumlah hari hujan lebih sedikit dan diikuti dengan curah hujan yang lebih rendah. Jumlah hari hujan dan intensitas curah hujan biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi keadaan iklim. Suhu, digunakan sebagai ukuran atau tingkat kedinginan suatu daerah. Apabila interpretasinya mendekati angka nol, maka
daerah tersebut akan semakin dingin, demikian pula sebaliknya. Rata ‐rata suhu
udara terendah selama tahun 2009 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 25,7°C, sedangkan suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar
28,6°C. Sedangkan pada bulan lainnya rata ‐rata suhu udara berkisar 26°C.
4.1.5 Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi untuk tahun 2010 adalah 1.613.474 jiwa. Sebesar 30.535 orang atau 1,89 mempunyai mata pencaharian
sebagai nelayan BPS 2010.
4.1.6 Potensi kelautan dan perikanan
Pada tahun 2010 hasil tangkapan ikan laut dan nilai yang diperoleh mengalami penurunan. Hasil tangkapan menurun sebesar 43,03 Dinas
Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2010. Hasil tangkapan tersebut masih relatif cukup kecil bila dihitung terhadap ketersediaan ikan dan biota laut yang ada.
Nelayan di Kabupaten ini umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional. Meski demikian, produksi yang diperoleh para nelayan Kabupaten Banyuwangi
sudah bisa dikatagorikan sebagai jumlah produksi yang besar. Bahkan bila dihitung nilainya dalam setahun bisa mencapai nominal miliaran rupiah. Selain
hasil tangkapan ikan dan biota laut yang begitu melimpah ruah, jenis ikan air tawar juga mempunyai produksi yang cukup tinggi. Produksi ikan air tawar ini
umumnya menyebar disetiap kecamatan.
Upaya positif untuk meningkatkan pemanfaatan potensi kelautan di Kabupaten Banyuwangi sudah dilakukan, mengingat hampir sepanjang garis
pantai yang ada, merupakan daerah potensi perikanan laut dan biota lain. Namun hal yang perlu diingat adalah bagaimana pengelolaan yang baik sehingga
memberikan kontribusi optimal bagi kesejahteraan masyarakat setempat.