Analisis kondisi sosial ekonomi nelayan dan peran kelembagaan

ukuran mata jaring. Apakah teknologi dan ukuran mata jaring yang digunakan selama ini memberikan dampak negatif terhadap kondisi perairan sebagai habitat ikan target penangkapan. Analisis dilakukan dengan metode skoring.

3.4.4 Analisis kondisi sosial ekonomi nelayan dan peran kelembagaan

Analisis kondisi sosial nelayan perikanan lemuru yang ada di Provinsi Jawa Timur dan di Provinsi Bali, dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan melihat apakah ada perbedaan tingkat sosial. Disamping itu juga dilihat bagaimana sistem bagi hasil antara ABK dan pemilik kapal, tingkat kekerabatan, penanganan konflik serta melihat kelembagaan atau organisasi nelayan yang ada di dua Provinsi. Secara ekonomi, dilihat kebutuhan biaya untuk melaut, harga ikan hasil tangkapan serta keuntungan yang diperoleh. Hasil analisis, ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. 3.4.5 Analisis dinamik keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 di Selat Bali Metode yang digunakan adalah analisis faktor dinamik, yaitu melihat interaksi secara biologi, ekologi, dan ekonomi, dimana effort sebagai faktor input. Keterkaitan faktor-faktor tersebut merupakan sebuah causal loop yang menggambarkan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha perikanan lemuru di Selat Bali. Rancangan causal loop dibuat untuk melihat sejauh mana faktor-faktor tersebut saling berpengaruh. Parameter yang dimasukkan ke dalam analisis dinamik merupakan bagian dari keempat analisis sebelumnya. Parameter yang dimasukkan adalah parameter yang dapat dikendalikan oleh manusia, sementara parameter yang tidak dapat dikendalikan dan sifatnya merupakan proses alam tidak dimasukkan ke dalam sistem analisis, karena bersifat black box kotak gelap. Hasil analisis secara dinamik digunakan untuk menyusun model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru yang mengarah kepada kelestarian sumberdaya yang terdapat dalam ekosistem perairan Selat Bali. Model ini dapat dijadikan sebagai usulan kebijakan yang akan dibuat oleh pihak yang berkompeten, dalam hal ini adalah Kementerian Kalautan dan Perikanan dan instansi terkait lainnya, serta pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali. Lokasi penelitian 4 KERAGAAN DAERAH PENELITIAN

4.1 Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur