Tabel 10 Keragaan jumlah armada perikanan di Kabupaten Jembrana tahun
2007-2010 No
Tahun Perahu Motor
Tempel Kapal
Motor JukungPerahu
Tanpa Motor Jumlah
1 2007
1.586 392
1.986 2
2008 1.483
8 335
1.826 3
2009 1.557
8 318
1.883 4
2010 1.557
8 318
1.883
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana 2011
Secara umum, jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten jembrana beragam, namun yang dominan digunakan adalah alat
tangkap purse seine, gillnet, pukat pantai. Perkembangan jumlah alat tangkap yang ada di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Perkembangan jumlah alat tangkap dominan di Kabupaten Jembrana
No Tahun
Jumlah Alat Tangkap menurut jenis yang dominan Pukat Pantai
Pukat Cincin Gillnet
1 2005
63 74
612 2
2006 64
74 1277
3 2007
67 72
1272 4
2008 59
77 1240
5 2009
63 83
1246 6
2010 63
107 1335
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana 2011
Perkembangan jumlah alat tangkap seperti yang tertera pada Tabel 11, merupakan perkembangan jenis alat tangkap yang terdata di Dinas Pertanian,
Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana tahun 2011.
5 ANALISIS PENGARUH FAKTOR OSEANOGRAFI
DAN KLIMATOLOGI TERHADAP HASIL TANGKAPAN LEMURU Sardinella lemuru Bleeker 1853 DI SELAT BALI
5.1 Pendahuluan
Ikan hidup dalam ekosistem laut, yang mana di dalamnya terjadi interaksi secara dinamis antara ikan dan komponen biotik lainnya. Selain itu juga terjadi
interaksi antara ikan dan komponen abiotik yang menyusun ekosistem laut itu sendiri. Kondisi lingkungan perairan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup biota laut, jika lingkungan perairan tidak sehat, maka biota air yang hidup didalamnya ikut terganggu.
Ikan tidak hidup sendiri terisolasi, tetapi berinteraksi dengan berbagai jenis ikan lain serta komponen biotik lainnya yang hidup dalam ekosistem
perairan, seperti fitoplankton, zooplankton, benthos, mollusca, crustacea, echinodermata, dan lain sebagainya Dahuri, 2007. Ikan juga berinteraksi atau
dipengaruhi oleh komponen abiotik yang menyusun ekosistem perairan. Salah satu organisme hidup yang paling penting dalam ekosistem perairan adalah
fitoplankton Ariyadej et al., 2008
. Sebagai produsen primer, fitoplankton memainkan peran penting untuk sirkulasi dan aliran energi dalam ekosistem
perairan. Keberadaannya sering digunakan sebagai kontrol terhadap pertumbuhan, kapasitas reproduksi dan populasi serta karakteristik organisme air lainnya.
Disamping itu keberadaan fitoplankton sangat penting diketahui untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi lingkungan perairan. Selain itu, fitoplankton membantu
untuk meningkatkan kualitas perairan dengan mengubah zat anorganik menjadi zat organik Graham dan Wilcox, 2000.
Fenomena oseanografi yang terjadi di perairan laut sangat berpengaruh terhadap kehidupan biota laut. Faktor oseanografi tersebut adalah arus, suhu
terutama suhu permukaan laut, salinitas kadar garam, zat hara nutrient dan kandungan kimiawi air lainnya yang mempengaruhi kualitas perairan laut. Arus
yang terjadi di laut, merupakan salah satu faktor oseanografi yang berpengaruh terhadap lingkungan perairan, dan selalu mendapat perhatian karena berkaitan erat
dengan cuaca dan iklim. Martono 2008 berpendapat bahwa arus mempunyai