fitoplankton yang merupakan produsen utama dalam sistem rantai makanan hewan dan organisme yang hidup di perairan laut Hutabarat dan Evans, 2008.
Darmono 2010 menyatakan bahwa lautan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia. Namun dilain sisi lautan juga merupakan tempat pembuangan
benda-benda asing, menerima bahan-bahan yang terbawa oleh aliran sungai dari daerah pertanian, pembuangan limbah rumah tangga dan masih banyak bahan
limbah lainnya yang masuk ke laut. Gerlach 1981 dalam The International Oceanographic Commision IOC,
menyatakan bahwa pencemaran laut merupakan akibat dari perlakuan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lebih lanjut dikatakan, pencemaran
adalah masuknya zat atau energi kedalam lingkungan laut pesisir yang menyebabkan efek merusak. Kerusakan tersebut berakibat pada kehidupan biota
laut, mengganggu aktifitas laut termasuk penangkapan ikan.
2.4 Lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853
Sumberdaya ikan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 memegang peranan penting dan strategis di Selat Bali, antara lain: 1 merupakan mata
pencaharian dan sumber pendapatan utama bagi masyarakat di kawasan pesisir Selat Bali, 2 Dapat menyerap tenaga kerja dalam rangka usaha industri, baik itu
industri penangkapan maupun pengolahan, 3 menghidupkan jasa transportasi, untuk memperlancar proses pemasaran hasil tangkapan, 4 sebagai bahan baku
industri pengolahan dan pengalengan ikan, 5 merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah Djamali 2007.
2.4.1 Klasifikasi dan morfologi lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853
Menurut Saanin 1984, lemuru merupakan kelompok ikan pelagis kecil. Klasifikasi ikan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 secara sistematika,
adalah: kingdom: Animalia ordo: Malacoterygii
philum: Chordata family: Clupeidae subphylum: Vertebrata genus: Sardinella
subkelas: Osteichtyes subgenus: Harengula kelas: Pisces species: Sardinella longiceps
subkelas: Teleostei species: Sardinella lemuru Bleeker 1853
Gambar 7 Ikan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 Sardinella longiceps dan Sardinella lemuru menurut Merta 1992 hanya
memiliki perbedaan terutama pada panjang kepala. Dimana panjang kepala Sardinella longiceps berkisar antara 29-35 panjang baku sedangkan Sardinella
lemuru memiliki panjang kepala 26-29 panjang baku. Penamaan Sardinella lemuru dilakukan oleh Wongratama 1980 yaitu dengan merevisi Famili
Clupeidae menjadi tujuh Subfamili, salah satunya adalah Sardinella lemuru. Selanjutnya, oleh Gloerfelt-Tarp dan Kailola 1984 ikan lemuru yang tertangkap
di perairan Selat Bali dan sekitarnya diberi nama Sardinella lemuru. Pemberian nama ini berdasarkan hasil revisi klasifikasi ikan-ikan lemuru yang dilakukan oleh
Wongratama 1980. Berdasarkan revisi tersebut, maka ikan-ikan lemuru yang tertangkap di perairan Selat Bali dan sekitarnya diberi nama Sardinella lemuru
Bleeker 1853 dan dicantumkan dalam FAO species catalogue Whitehed, 1985 vide Merta, 1992 dan selanjutnya dalam tulisan ini yang dimaksud dengan ikan
lemuru adalah Sardinella lemuru Bleeker 1853. Menurut Dwiponggo 1982 dan Nontji 2007 nama yang lazim digunakan
oleh nelayan untuk lemuru di Selat Bali, didasarkan atas ukuran panjang ikan itu sendiri. Penamaan tersebut yaitu sempenit untuk ikan lemuru dengan ukuran
panjang 10 – 12,5 cm; protolan untuk panjang 13 – 14,5 cm; lemuru untuk
ukuran panjang 15 – 17,5 cm dan lemuru kucing untuk ukuran panjang 17,9 – 19
cm. Dalam literatur Inggris, ika n lemuru biasa disebut dengan “sardine oil”
karena ikan ini banyak mengandung lemak Nontji, 2007, terutama pada saat menjelang memijah Gambar 7.
2.4.2 Habitat, daerah penyebaran dan makanan utama