kelas 6 SD kurang pemahamannya terkait kurikulum 2013 karena guru belum mengikuti diklat dan kurang optimalnya diklat yang diikuti oleh guru lain sehingga
yang guru yang lain masih bingung ketika ditanya kurikulum 2013. Kesimpulan dari paparan tersebut adalah guru yang sudah mengikuti diklat saja masih kesulitan
apalagi dengan guru yang belum mengikuti diklat. Permasalahan guru kelas 6 SD dapat menjadi dasar bahwa guru perlu contoh dalam menyusun RPPH yang sesuai
dengan pedoman kurikulum 2013. Kompas, 6 Mei 2013 memaparkan bahwa survei memperlihatkan sosialisasi masih sangat minim di sejumlah wilayah. Sosialisasi baru
sebatas formalitas pada SD-SMP favorit papan atas di wilayah perkotaan. Itupun tidak mampu menjamin pemahaman yang optimal terhadap Kurikulum 2013.
Permasalahan lain datang dari komunikasi pribadi, 14 Agustus 2014 dengan guru kelas 5 SDN J yang merasa masih kesulitan dalam menggunakan teknik
penilaian dalam kurikulum 2013. Guru tersebut berkata bahwa guru masih kesulitan dalam mengaplikasikan penilaian dari kurikulum 2013. Guru mengatakan bahwa
ketika bertanya pada pelatih diklat justru tidak memberika jawaban pada guru. Kesimpulan dari permasalahan tersebut bahwa guru sebenarnya masih kesulitan
dalam melaksanakan kurikulum 2013 terutama dalam hal penilaian. Diklat yang diterima guru tidak menjamin pemahaman guru yang optimal, sehingga menyebabkan
guru masih kesulitan dalam melaksanakan kurikulum 2013. Paparan di atas dapat disimpulkan kurangnya bekal yang optimal dari pemerintah melalui diklat
menyebabkan guru masih kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 di lapangan khususnya adalah guru masih kesulitan dalam hal pembuatan RPPH, penggunaan
RPPH, dan penggunaan rubrik penilaian. Permasalahan tersebut akhirnya mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai implementasi kurikulum
2013 khususnya pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPPH. Peneliti melanjutkan penelitian dengan pengumpulan data pada 5 SD di Yogyakarta guna
mendapatkan permasalahan yang lebih spesifik di lapangan.
4.1.2.1.2 Instrumentasi Analisis Kebutuhan
Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan di lapangan yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen akan
digunakan pada tahap pendahuluan yang sudah melalui tahap validasi ahli. Pedoman wawancara guru dan siswa serta penilaian dokumentasi berupa silabus yang
digunakan sebelumnya sudah dilakukan validasi oleh ahli. Hasil validasi yang menunjukkan kriteria tidak sesuai dengan pedoman pertanyaan, maka peneliti akan
melakukan validasi kembali untuk memperoleh hasil yang valid sehingga layak digunakan.
Instrumen lain yang dipakai dalam penelitian ini adalah penilaian observasi praktik mengajar guru di kelas dan penilaian dokumentasi berupa RPPH yang
digunakan guru. Penilaian observasi yang digunakan peneliti adalah penilaian terstandar dari panduan Program Pengalaman Lingkungan PPL tahun 2014,
sehingga peneliti tidak perlu melakukan validasi. Peneliti juga tidak perlu melakukan validasi terhadap instrumen penilaian dokumentasi berupa RPPH guru karena peneliti
menggunakan pedoman penilaian dari BPSDM Badan Pemberdaya Sumber Daya Manusia tahun 2014. Pedoman penilaian observasi dan dokumentasi berupa silabus
serta RPPH adalah berbentuk kuesioner. Hasil data yang diperoleh dari kuesioner adalah data kuantitatif yang selanjutnya hasil digunakan untuk menentukkan kriteria
kualitas dari instrumen awal observasi dan dokumentasi.
4.1.2.1.3 Pengumpulan Data Awal
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan
mendapatkan permasalahan yang lebih jelas dan spesifik tentang implementasi kurikulum 2013 di lapangan. Pengumpulan data awal dilakukan peneliti pada 5 SD di
Yogyakarta yaitu SDN J, SDN N, SDN G, SD K BJB, dan SDN SB. Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa kelas 1 SD berupa wawancara terstruktur atau
menggunakan pedoman wawancara yang sudah divalidasi. Wawancara dilakukan pada Senin, 14 Agustus 2014. Wawancara dikembangkan dari 7 kisi-kisi pertanyaan
yang sudah divalidasi. Hasil wawancara yang dilakukan di 5 SD dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Wawancara guru
Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman
Pelaksanaan Kesulitan
Pendekatan Penilaian
Rpp yang baik
SDN N “yang saya tahu
gitu ya, ya kalau kurikulum
ini perbandinganny
a dulu ya. Kalau memakai
kurikulum KTSP itu per
bidang studi, tetapi kalau
kurikulum 2013 inikan sudah
diimplementasik an, jadi tidak
ada apa “La kurikulum
sekarang hari ini belajar
membilang belum selesai
besok udah ganti
penjumlahan. Tapi ya
diusahakan lah
” “Ya cara itu
pembuatan rpp, belum begitu
mahir masih tanya sana sini
” “Ya
menggunakan tematik, tapi
kan belum tahu betul benar apa
salah
” “penilaian,
betul sampai sekarang saya
masih bingung. soalnya kalau
itu diterapkan betul itu kan
memalui beberapa
tahapan beberapa
proses begit
u” “kalau setahu
saya ya yang seperti saat
penataran di kaliurang sama
dari LPMP di kalasan itu.
Karena jujur saya juga masih
tanya sana sini juga. Saya
kalau buat RPP itu pokoknya
seperti di buku guru itu
pegangannya
”
Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman
Pelaksanaan Kesulitan
Pendekatan Penilaian
Rpp yang baik
namanya bidang studi
sudah di tematik
”. SD K
G “bagus untuk
siswa, tapi berat di
administrasi gurunya”
“sulit dalam membuat
indikator dan tujuan
pembelajaranny a dan
penilaiannya” “RPPH mbak,
jelas itu saya belum bisa
membuat. Bingung juga
bikinnya pie. “saintifik dan
tematik mbak, tapi
pelaksanaannya dikelas ki ya
saya gak tau kui
bener po salah’ “rubrik
penilaiannya itu belum bisa saya
buat,susah mbak”
“pembelajaran di kelas akan
efektif jika didukung
dengan rpph yang
baik.kegiatan bermain,
mendongeng, bernyanyi harus
ada di rpph
SDN J “kurikulum
yang dicanangkan
atau dilaunchingkan
pada tahun 2013 itu maka
disebut kurikulum
2013” “sudah di kelas
saya” “masih sering
keliru sama RPPH
KTSP,kurikulu m baru masih
gratul-gratul buat RPPH
nya” “ya tematik,
saya tau bagaimana
pelajaran tematik”
Saya mengacu pada buku
panduan itu saja
“RPPH yang sesuai sama
situasi dan kondisi di
lapangan”
SD K BJB
“Kurikulum 2013 itu.... lebih
rinci, mungkin rincinya karena
memuat itu kan,,, apa itu
namanya..? sikap apa
namanya? Itu lho saintifik
” inikan sudah
taun kedua melaksanakan
kurikulum 2013 sejak tahun
ajaran 2013 sendiri, ya
namanya baru mencoba
menggunakan kurikulum 2013,
ya harus banyak yang
dipersiapkan.” “wah itu sangat
sulit administrasinya
, penilainnya itu diambil dari
kurikulum 2013
ki akeh banget” mengikuti pada
buku panduan dari
pemerintah. Kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa sama dengan
petunjuk buku. “masih sulit
buat rubrik dan kriterianya,
ribet” “la itu yang
detail lengkap kaya
permintaan kemendikbud”
SDN SB
”Kurikulum 2013 itu
pendekatannya saintific, jadi
anak-anak itu diajak untuk
memecahkan masalah,
pokoknya diajak untuk aktif
Saya dalam mempersiapkan
perangkat pembelajaran
seperti silabus itu ya melihat
dari yang diberikan
pemerintah mas. Tapi untuk
RPPH saya belum pernah
membuatnya. Sekarang
kan menggunakan
kurikulum 2013 ya, dan itu
masih terbilang baru.
Formatnya RPPH saja saya
belum punya, kemarin saya
melihat format dari internet
tapi saya
bingung”. menggunakan
pendekatan saintifik dengan
mengaktifkan siswa itu dan
mencari solusi sendiri dari
masalah yang ditemukannya.
“ah saya masih bingung itu,
saya aja Cuma bikin nilai di
kertas per pekerjaan
siswa” “RPPH yang
baik itu ya yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku saat ini
mas. Sekarang kan
menggunakan kurikulum 2013
jadi RPPH yang dibuat ya sesuai
dengan ketentuan yang
ada pada kurikulum
2013”.
CODI NG
Tematik Sudah
diterapkan Kurang
persiapan Masih sulit
Administrasi sulit
Saintifik Tematik terpadu
Belum paham Sulit
Rubrik Mengacu buku
guru Sesuai
kebutuhan siswa
Sesuai ketentuan
pemerintah