model dalam pembelajaran. Sitepu 2012 berpendapat bahwa model pembelajaran seperti discovery learning, problem based learning, experiential
learning, contextual learning, cooperative learning, dan colaboratif learning dikembangkan atas dasar pemikiran dari teori konstruktivisme dan teori
pendukung konstruktivisme teori Piaget dan Vygotsky. Pendapat tersebut mendukung peneliti untuk memilih teori belajar
konstruktivisme karena sesuai dengan kurikulum 2013 yang dipakai oleh pendidikan saat ini. Model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh
konstruktivisme merupakan bagian dari kurikulum 2013, sehingga teori belajar konstruktivisme sangat mendukung produk penelitian yang dibuat oleh peneliti.
Peneliti akan mengembangkan produk sesuai kurikulum 2013 dengan melihat kebutuhan sesuai tahap perkembangan usia anak yaitu tahap operasional konkret.
Produk akan dikembangkan dengan menciptakan suatu metode yang tepat dan menggunakan benda-benda yang nyata, serta materi dalam produk lebih
ditekankan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan sosial mereka. Teori konstruktivisme pada RPPH berbasis permainan anak ditunjukkan melalui
kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan interaksi sosialnya.
Pengalaman bermain dan berinteraksi dengan temannya tersebut membantu siswa untuk membentuk pengetahuan sebagaimana ditekankan pada
penerapan kurikulum 2013.
2.1.3 Kurikulum
Elemen penting untuk menyamakan pendidikan di Indonesia adalah kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memberikan
pengaruh bagi komponen-komponen lain Sitepu: 2012. Kurikulum dapat diartikan sebagai komponen dari sebuah dokumen perencanaan yang berisi tujuan,
pengalaman belajar, strategi, dan pencapaian tujuan, serta implementasi yang dirancang secara nyata Sanjaya: 2008. Dokumen perencanaan dalam kurikulum
merupakan usaha sekolah untuk memberikan konstribusi dalam mewujudkan berkembangnya potensi dari siswa Kemendikbud: 2014. Kegiatan-kegiatan
dalam perencanaan kurikulum baik di dalam kelas, di halaman sekolah, di luar sekolah atau semua kegiatan dapat mempengaruhi siswa dalam mengembangkan
kepridian yang diharapkan dalam pendidikan Trianto: 2009. Adanya kurikulum dapat membantu proses pendidikan di Indonesia agar tujuan dari Pendidikan
Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud. Kurikulum juga sebagai dokumen standar nasional yang harus dilaksanakan di seluruh pendidikan
di Indonesia sehingga dapat menyamaratakan tingkat perolehan pendidikan siswa di setiap daerahnya. Indonesia dalam dunia pendidikan sudah mengalami
beberapa perubahan kurikulum. Alasan perubahan kurikulum oleh Pemerintah yaitu ada 10 tantangan di
masa depan, sehingga pendidikan berperan untuk menciptakan siswa yang dapat menanggapi
tantangan-tantangan tersebut.
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan dalam Kunandar 2014 berpendapat bahwa 10 tantangan masa
depan itu, 1 Kemampuan berkomunikasi global: WTO, ASEAN Community, APEC,
CAFTA; 2 Kemampuan berpikir kritis dalam menanggapi masalah di lingkungan; 3 Kemampuan mempertimbangkan permasalahan moral
terhadap kemajuan tekhnologi informasi 4 Kemampuan bertanggung jawab dalam ilmu dan tekhnologi. 5 Kemampuan mencoba dalam
memahami pandangan yang berbeda dari segi ekonomi berbasis pengetahuan; 6 Kemampuan hidup dalam menanggapi kebangkitan
industry kreatif dan budaya; 7 Kemampuan minat luas untuk memperbaiki pergeseran kekuatan ekonomi dunia; 8 Kemampuan untuk bekerja untuk
menghindari pengaruh dan imbas dari teknosains; 9 Kemampuan meningkatkan mutu, investasi, dan transformasi pada sektor pendidikan; dan
10 Memperbaiki hasil TIMSS dan PISA. Kesimpulannya peran guru dalam dunia pendidikan sangat penting untuk
menciptakan generasi yang dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut. Guru dihadapkan pada tantangan yang baru untuk menciptakan pembelajaran yang
sesuai dan tepat sehingga siswa dapat memahami pembelajaran dengan baik seperti apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan. Implementasi kurikulum
oleh pemerintah dapat menjadi wujud bantuan lembaga kependidikan untuk guru atau tenaga pendidik.
Implementasi kurikulum tersebut dikembangkan melalui prinsip dasar pengembangan kurikulum. Kemendikbud dalam Kunandar: 2014 berpendapat
ada sebelas prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut yaitu kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan; Standar Kompetensi Lulusan
ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan; pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik; kurikulum berbentuk kemampuan dasar