Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN
Hasil validasi digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari desain produk. Revisi desain kemudian dilakukan dengan memperbaiki kelemahan-
kelemahan dari produk agar layak digunakan untuk kegiatan belajar. Produk yang sudah divalidasi dan direvisi langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tahap
awal. Uji coba dilakukan dengan kelompok terbatas 5-10 anak. Pengujian dilakukan agar mendapatkan informasi apakah produk baru lebih efektif dan efisien
dibandingkan produk lama. Perbaikan atau revisi produk dapat dilakukan lagi jika masih terdapat kelemahan saat uji coba terbatas. Produk yang sudah dilakukan revisi,
kemudian dapat dilakukan uji coba pemakaian produk kembali dengan lingkup yang lebih luas atau misalnya saja seluruh SD Negeri. Apabila masih terdapat kelemahan
dari uji coba di lingkup yang lebih luas, dapat dilakukan revisi lagi untuk digunakan pada lingkup yang lebih luas lagi. Misalnya saja seluruh SD Negeri di Sleman. Model
yang kedua diambil dari BorgGall dalam Sanjaya: 2013 yang meliputi 10 langkah. Langkah-langkah penelitian pengembangan menurut BorgGall dalam Sanjaya:
2013 dapat melihat bagan 3.2. Bagan 3.2 Langkah pengembangan produk menurut Borg dan Gall Sanjaya: 2013
Sumber: Sanjaya 2013
research and collecting planning
develop preliminary form of product
preliminary field testing
main porduct revision
main field testing
operational product revision
operational field testing final product
revision
Dissemination and Implementation
Bagan 3.2 menunjukkan bahwa penelitian dimulai dari langkah 1 riset dan pengumpulan informasi research and collecting. Tahap ini dapat dilakukan
pengumpulan informasi melakukan melalui studi literatur dan observasi kelas. 2 Perencanaan planning yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan skuen
pelajaran serta pengujian dalam skala terbatas. Tahap ini peneliti dapat merumuskan tujuan dan mengujikan desain dalam skala yang terbatas. 3 Pengembangan produk
awal develop preliminary form of product yaitu mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian.
4 Uji lapangan produk awal preliminary field testing yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan
teknik wawancara, observasi dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahannya. 5 Hasil analisis dari produk awal kemudian direvisi
sehingga menjadi produk yang lebih baik main product revision; 6 Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas main field testing.
Tahap ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan data kuantitatif dari hasil pretest dan posttest. 7 Revisi produk operational product
revision kemudian dilakukan berdasarkan hasil uji produk tersebut; 8 Setelah revisi
uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi operational product revision dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, kemudian dianalisis; 9
Revisi akhir produk dilakukan kembali berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir final product revision; 10 Desiminasi dan melaporkan produk
akhir hasil penelitian dan pengembangan melalui seminar dan jurnal dissemination and implementation
. Langkah pengembangan yang digunakan Sugiyono 2014 dan BorgGall
dalam Sanjaya: 2013 dapat disimpulkan sama yaitu menggunakan 10 langkah pengembangan. Kedua teori pengembangan di atas akan digunakan peneliti dalam
melakukan penelitian dengan memodifikasi untuk langkah-langkahnya. Langkah pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu hanya sampai langkah
ketujuh yaitu uji coba terbatas. Peneliti hanya melakukan sampai langkah ketujuh karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti. Peneliti akan
memodifikasi langkah tersebut menjadi 5 tahapan yaitu pendahuluan, penyusunan produk, validasi produk, instrumentasi uji coba terbatas, dan uji coba terbatas.
Adapun tahap yang akan digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh bagan 3.3.
Bagan 3.3 Tahap Penelitian Pengembangan
TAHAP 4 INSTRUMEN UJI COBA
Instrumen Siap Digunakan Istrumen
Observasi Terstandar
Validas i
Pengembangan Kuesioner Siswa
Wawancara Guru Test
Revisi
TAHAP 1 STUDI PENDAHULUAN
Analisis Potensi Masalah Instrumen Pengumpulan Data Awal
Pengumpulan Data Awal Deskripsi Temuan Data Awal
Kajian Literatur
Instrumen Siap Digunakan
Penyusunan Instrumen
Validasi Instrumen Revisi
TAHAP 3 VALIDASI PRODUK
Instrumen Terstandar
Revisi Produk Validasi Ahli
Analisis Data Kuatitatif Kualitatif
TAHAP 2 PEMBUATAN PRODUK
Penilaian Identitas, Tema, Subtema,
KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran
Penulisan, Indikator, Tujuan
Analisis KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran
Analisis Konteks Siswa
Mengembangkan Materi Mengembangkan Proses Pembelajaran
TAHAP 5 UJI COBA TERBATAS
Pretest Posttest
Uji Coba Lapangan Terbatas Pembelajaran Menggunakan
RPPH
Bagan 3.3 menunjukkan bahwa tahap yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 tahap. Tahap pertama yaitu tahap pendahuluan yang
memodifikasi langkah dari Sugiyono 2014 dan BorgGall dalam Sanjaya: 2013 pada pengumpulan data. Tahap ini diawali dengan peneliti melakukan kajian literatur
terhadap implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar. Peneliti melakukan kajian literatur dengan pengumpulan data dari media online, wawancara tidak terstruktur,
maupun Koran. Permasalahan yang diperoleh peneliti dari kajian literatur bahwa guru masih kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 karena belum siap dengan
pelatihan yang singkat. Peneliti kemudian mencari potensi untuk mendayagunakan permasalahan tersebut. Potensi tersebut adalah peneliti akan melakukan penelitian
terkait kebutuhan guru di lapangan akan implementasi kurikulum 2013. Potensi tersebut kemudian dijadikan alternatif dalam melakukan penelitian lebih lanjut.
Peneliti melakukan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan
dokumentasi di lapangan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan data yang lebih
nyata terjadi di lapangan. Peneliti melakukan pengumpulan data di 5 SD Yogyakarta ketika Program Pengalaman Lingkungan PPL dengan fokus uji coba di SDN J.
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif sehingga berdasarkan kesepakatan dan beberapa asumsi penelitian difokuskan untuk kelas 1 SD. Adapun sebelum
melakukan pengumpulan data, peneliti menyusun instrumen untuk analisis data yang dijadikan sumber. Instrumen yang akan digunakan adalah pedoman wawancara guru
dan siswa, instrumen penilaian observasi, instrumen penilaian silabus, dan instrumen penilaian RPPH. Instrumen penilaian observasi, silabus, dan RPPH menggunakan
penilaian terstandar sehingga tidak perlu dilakukan validasi. Namun untuk pedoman wawancara guru dan siswa peneliti melakukan validasi terlebih dahulu oleh ahli.
Revisi dilakukan jika hasil validasi yang diperoleh “tidak layak”, sebaliknya jika
validasi yang diperoleh “layak” maka instrumen siap untuk digunakan. Hasil yang diperoleh dari pengumpulan data kemudian dilakukan kesimpulan sebagai deskripsi
temuan awal dengan hasil guru masih kesulitan dalam menyusun RPPH sesuai dengan kurikulum 2013 yang memuat pendekatan saintifik, pendekatan tematik
terpadu, dan penilaian autentik. Siswa masih kesulitan dalam menerima materi karena merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan guru.
Tahap kedua adalah penyusunan produk yang menggunakan langkah dari
BorgGall dalam Sanjaya: 2013 pada perencanaan dan pengembangan draft produk. Peneliti akan melakukan penyusunan produk berupa RPPH kurikulum 2013
berbasis permainan anak karena melihat permasalahan krusial yang diperoleh adalah RPPH. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi pedoman
RPPH, tema dan subtema yang akan digunakan. Pemilihan tema dan subtema dilakukan dengan undian karena penelitian ini termasuk kolaboratif sehingga
ditentukan dengan diskusi. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan peneliti menganalisis Kompetensi Dasar KD dalam subtema yang diperoleh peneliti.
Kompetensi Dasar KD yang telah dianalisis peneliti berdiskusi kembali dengan kelompok untuk menentukkan permainan yang akan dimasukkan dalam RPPH.
Indikator dan tujuan pembelajaran dalam RPPH dirumuskan dari Kompetensi Dasar KD yang akan dicapai dan disesuaikan dengan langkah pembelajaran yang akan
dilakukan. Langkah selanjutnya yaitu menyusun materi yang dibutuhkan sesuai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pembelajaran direncanakan
sesuai karakteristik siswa dan menggunakan pendekatan saintifik 5M, pendekatan tematik terpadu serta menuangkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Langkah terakhir penyusunan penilaian dengan melihat karakteristik RPPH kurikulum 2013 yaitu penilaian autentik, dimana penilaian didasarkan pada hasil dan
proses. Tahap ketiga
yaitu validasi produk yang menggunakan langkah dari Sugiyono. Validasi dilakukan untuk menentukkan kelayakan dari produk yang akan
digunakan untuk uji coba. Desain produk berupa RPPH yang telah disusun oleh peneliti dilakukan validasi oleh 12 pakarahli. Validasi dari 12 ahli tersebut adalah
ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli permainan, ahli matematika, ahli bahasa Indonesia, ahli PPKn, ahli PJOK, ahli SBdP, ahli IPA, ahli IPS, kepala sekolah, dan
guru. Penilaian RPPH oleh validasi ahli menggunakan instrumen terstandar dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia BPSDM tahun 2014. Hasil yang akan
diperoleh dari validasi ahli kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kelayakan dari produk. Analisis secara kuantitatif peneliti harus
melakukan “revisi” dan validasi kembali jika hasil yang diperoleh menunjukkan kriteria cukup atau kurang. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh menunjukkan
kriteria baik atau amat baik maka peneliti “tidak perlu revisi”. Analisis secara
kualitatif peneliti harus melakukan revisi RPPH sesuai komentar dan saran dari ahli, hal ini dilakukan untuk kesempurnaan dari RPPH yang disusun oleh peneliti.
Tahap keempat yaitu instrumen uji coba terbatas yang merupakan tahap
tambahan dari peneliti guna menyusun isntrumen yang digunakan untuk penilaian uji coba terbatas. Produk yang telah divalidasi menunjukkan layak dan telah direvisi
dapat digunakan untuk uji coba produk secara terbatas. Sebelum dilakukan uji coba peneliti perlu mengembangkan beberapa instrumen untuk mengetahui lebih lanjut apa
yang dapat diperoleh dari uji coba. Instrumen tersebut meliputi instrumen kuisioner siswa, wawancara guru, soal tes, dan observasi. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian harus terstandar maka peneliti perlu melakukan validasi terlebih dahulu kecuali untuk instrumen observasi, karena sudah menggunakan penilaian terstandar
dari Kemendikbud 2014. Kesimpulan yang diperoleh bila peneliti perlu melakukan revisi dan perlu validasi kembali jika hasil mengatakan cukup atau kurang, sedangkan
jika hasil mengatakan baik atau amat baik maka peneliti tidak perlu melakukan revisi dan instrumen siap untuk digunakan.
Tahap kelima yaitu uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari
Sugiyono 2014 dan BorgGall dalam Sanjaya: 2013. Produk berupa RPPH dan instrumen yang telah divalidasi dengan hasil layak digunakan maka lankah
selanjutnya yaitu melakukan uji coba terbatas. Uji coba dikatakan terbatas karena hanya difokuskan pada 5 siswa yang akan dijadikan sampel. Penelitian berakhir
hanya sampai langkah ini karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.