Teori belajar Teori yang mendukung

sensori motor usia sejak lahir hingga usia 2 tahun, tahap pra-operasional usia 2 sampai 7 tahun, tahap operasional konkret usia sekitar 7 sampai 11 tahun, dan tahap operasional formal usia 11 tahun ke atas Trianto: 2012. Perkembangan berpikir anak pada setiap tahapan tidak bisa dipahami oleh anak pada tahap perkembangan dibawahnya. Misalnya konsep-konsep abstrak usia 11 ke atas belum dapat dipahami oleh anak pada tahap perkembangan usia 7 sampai 11 tahun Sitepu: 2012. Pemaparan teori tersebut dapat disimpulkan jika perkembangan kognitif anak akan dibangun dengan sendirinya sesuai tahap perkembangan usia anak. Anak akan belajar sendiri dari apa yang dia peroleh di lingkungan dimana tempat dia tinggal dan belajar membangun pemahaman hingga menemukan cara dia menanggapi keadaan di sekitarnya. Anak usia sekolah dasar menurut teori Piaget termasuk perkembangan kognitif tahap operasional konkret, sehingga pemahaman belajar anak usia tersebut lebih cepat dengan benda-benda yang nyata. Teori Piaget mempunyai perbedaan dengan teori Vgotsky yang termasuk juga pendukung konstruktivisme. Vygotsky berpendapat jika perkembangan kognitif anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya Tudge Scrimsher dalam Schunk: 2012. Anak dapat belajar di atas perkembangan kognitif sesuai usia anak itu sendiri bila didukung dengan bantuan orang-orang di sekitarnya. Konsep pokok dalam teori ini salah satunya adalah Zona Perkembangan Proksimal ZPD atau jarak antara perkembangan pemecahan masalah secara mandiri dengan perkembangan pemecahan masalah dengan bantuan orang lain Sitepu: 2012. Teori konstruktivisme, Piaget, dan Vygotsky tersebut mengembangkan adanya model- model dalam pembelajaran. Sitepu 2012 berpendapat bahwa model pembelajaran seperti discovery learning, problem based learning, experiential learning, contextual learning, cooperative learning, dan colaboratif learning dikembangkan atas dasar pemikiran dari teori konstruktivisme dan teori pendukung konstruktivisme teori Piaget dan Vygotsky. Pendapat tersebut mendukung peneliti untuk memilih teori belajar konstruktivisme karena sesuai dengan kurikulum 2013 yang dipakai oleh pendidikan saat ini. Model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh konstruktivisme merupakan bagian dari kurikulum 2013, sehingga teori belajar konstruktivisme sangat mendukung produk penelitian yang dibuat oleh peneliti. Peneliti akan mengembangkan produk sesuai kurikulum 2013 dengan melihat kebutuhan sesuai tahap perkembangan usia anak yaitu tahap operasional konkret. Produk akan dikembangkan dengan menciptakan suatu metode yang tepat dan menggunakan benda-benda yang nyata, serta materi dalam produk lebih ditekankan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan sosial mereka. Teori konstruktivisme pada RPPH berbasis permainan anak ditunjukkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan interaksi sosialnya. Pengalaman bermain dan berinteraksi dengan temannya tersebut membantu siswa untuk membentuk pengetahuan sebagaimana ditekankan pada penerapan kurikulum 2013.

2.1.3 Kurikulum

Elemen penting untuk menyamakan pendidikan di Indonesia adalah kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memberikan