Tujuan Pembelajaran Kooperatif Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

30

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif tidak menerapkan sistem kompetisi seperti pada pembelajaran tradisional dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain Taniredja dkk, 2011:60. Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif menurut Slavin dalam Taniredja, dkk 2011:60 “adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi o leh keberhasilan kelompoknya.” Model pembelajaran kooperatif dikembangkan guna mencapai tiga tujuan penting yaitu, 1 meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu dalam hal akademik akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu. 2 pembelajaran kooperatif memiliki peluang agar siswa dapat menerima teman- temannya yang memiliki perbedaan latar belajar. Misalnya suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. 3 mengembangkan keterampilan sosial siswa misalnya berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja salam kelompoknya. Hal senada juga dikemukakan oleh Huda 2012:13 bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan pencapaian produktivitas yang lebih tinggi seperti, semangat belajar daripada pembelajaran individualistik.

2.1.3.3 Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lie 2010:29 model pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. Terdapat unsur-unsur dasar yang membedakan pada pembelajaran kooperatif dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara 31 asal-asalan. Dengan adanya pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif yang benar maka akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif Lie, 2010:29. Menurut Roger David Jhonson dalam Lie 2010:31 ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses kelompok. Hal senada juga dikemukakan oleh Johnson Jhonson 1994 dan Sutton 1992 dalam Trianto 2009:60 yang menyebutkan ada lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a. Adanya saling ketergantungan antara siswa yang bersifat positif Siswa merasa terikat satu sama lain dan saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Siswa juga merasa menjadi bagian dari kelompok yang memiliki andil untuk mencapai kesuksesan kelompok. Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Menurut Lie 2010:32 beberapa siswa yang kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap siswa yang lebih pandai karena teman yang lebih pandai akan memberikan sumbangan. Siswa yang kurang akan merasa terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan akan menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena teman yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan. b. Semakin meningkatnya interaksi antar siswa Dalam kegiatan pembelajaran kooperatif akan menciptakan suatu interaksi antar siswa yang kuat. Dan kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan bagi semua anggota Lie, 32 2010:33. Menurut Lie 2010:34 inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan pada masing- masing anggota. Tentunya setiap anggota kelompok memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lain yang berupa pengalaman, keluarga, dan sosial ekonomi. Sinergi didapatkan melalui proses yang panjang sehingga siswa mampu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Interaksi juga dapat terjadi ketika seorang siswa akan membantu siswa lain dan saling memberikan bantuan untuk sukses sebagai anggota kalompok. Interaksi juga akan tercipta dalam hal tukar-menukar ide tantang masalah yang dipelajari bersama. c. Tanggung jawab individual Tanggung jawab tersebut terlihat ketika membantu siswa yang mem butuhkan bantuan dan siswa tidak hanya sekedar “membonceng” hasil kerja teman sekelompoknya. Menurut Lie 2010:33 unsur tanggung jawab individual ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama saling ketergantungan antarsiswa yang positif. Apabila setiap siswa merasa bertanggung jawab maka akan melalukan hal yang terbaik untuk kelompoknya. Agar siswa mampu memiliki tanggung jawab individual, guru yang efektif dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif akan membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa Lie, 2010:33. Sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas dalam kelompok bias dilaksanakan. 33 d. Komunikasi antar anggota Dalam unsur ini juga menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi Lie, 2010:34. Sebaiknya guru sebelum menugaskan siswa dalam kelompok perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Tidak setiap siswa memiliki keahlian dalam mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada ketersediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan siswa untuk mengutarakan pendapat Lie, 2010:33. Adanya keterampilan interpersonal dan kelompok kecil yang diperlukan ketika mendapatkan tugas mempelajari materi secara mandiri serta ketika berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya dan bagaimana sikap siswa sebagai anggota kelompok dalam menyampaikan ide dalam kelompok. e. Belajar kelompok tidak akan berlangsung tanpa adanya proses kelompok Proses kelompok ini terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan cara mereka mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik. Menurut Lie 2010:35 guru juga perlu membuat jadwal khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif juga dikemukakan oleh Riyanto 2009:269-270 yaitu pertama, dalam pembelajaran kooperatif mengambangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama sebagai latihan hidup bermasyarakat. Kedua, saling ketergantungan positif antar 34 individu tiap individu punya kontribusi dalam mencapai tujuan. Ketiga, dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab secara individu. Keempat, temu muka dalam proses pembelajaran. Kelima, komunikasi antar anggota kelompok. Dan keenam, evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara kelompok. Hal senada juga diutarakan oleh Rusman 2010:207 bahwa terdapat karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus membuat seluruh anggota berkemauan untuk belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu: a Sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan, b Sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan efektif, c Sebagai kontrol, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non-tes. 35 c. Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. d. Ketrampilan Bekerja Sama Kemampuan bekerja sama dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain beberapa ciri pembelajaran kooperatif tersebut, terdapat beberapa ciri lain, yaitu dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok secara koopertif untuk menuntaskan materi belajarnya; kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; apabila mungkin anggota kelompok dapat berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda; dan penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu Rusman, 2010:208-209. Hal senada juga diungkapkan oleh Riyanto 2009:270 bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu, kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, rendah; siswa dalam kelompok sehidup semati; siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama; evaluasi untuk semua; berbagi kepemimpinan dan ketrampilan untuk bekerja sama; dan diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani. 36 Dari beberapa karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri sebuah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan anggota yang heterogen. Dimana didalam kelompok tersebut terdapat suatu sikap bekerja sama dan ada keterlibatan antar anggota kelompok dengan tujuan mencapai hasil belajar yang optimal. Setiap anggota kelompok saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.

2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Hubungan pembelajaran fisika menggunakan media komik dengan minat belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya di SLTP Negeri 1 Jember siswa kelas I Cawu 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 8 97

Perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran JIGSAW dan teknik pembelajaran STAD (Studi pada siswa SMP Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan)

0 4 149

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

0 30 71

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42