1
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar menjadi salah satu peranan penting dalam usaha untuk mengembangkan potensi peserta
didik sejak dini. Hal tersebut dikarenakan agar siswa mulai belajar untuk lebih peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi di masyarakat, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang menghargai nilai-
nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai Rosdijati Aqib Trimo, 2010:58.
Walaupun IPS memiliki suatu tujuan yang sangat mulia, namun kualitas pembelajaran IPS seringkali jauh dari harapan. Hal tersebut terjadi karena para
siswa umumnya menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang susah karena banyak materi yang harus dihafalkan. Dengan adanya beberapa masalah tersebut,
maka perlu adanya suatu model pembelajaran yang tepat agar prestasi siswa yang
2
dicapai dapat maksimal dan berpengaruh pada minat siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil observasi minat siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran IPS di kelas V SD Kanisius Mingir pada hari Senin, 4 Februari 2013
diketahui bahwa rata-rata minat sebesar 41,08 yang memiliki kategori rendah. Hal itu dikarenakan ketika proses pembelajaran berlangsung perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran sangat kurang, siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan siswa tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, ketika pembelajaran IPS berlangsung siswa asyik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri seperti mengerjakan PR Bahasa Indonesia, membaca buku cerita
dan ada siswa yang jalan-jalan di pinggir kelas. Dari kegiatan pengamatan tersebut peneliti dikonfirmasi melalui
wawancara yang dilakukan dengan guru kelas Christina Sugirah, komunikasi pribadi, 4 Februari 2013. Guru mengungkapkan bahwa ketika kegiatan
pembelajaran IPS, guru merasa mengalami kesulitan dalam mengajar dan nilai- nilai siswa yang banyak dibawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimal. Guru juga
merasa kesulitan dalam memilih model dan teknik pembelajaran apa yang efektif serta efisien untuk membantu dan menjadi solusi untuk siswa dalam mencapai
prestasi belajar diatas KKM. Serta mengubah situasi kegiatan belajar yang anak cenderung untuk sulit diatur. Guru juga mengeluh karena kesulitan untuk
menertibkan siswa yang suka mengobrol dengan teman sebelahnya ketika sedang dijelaskan. Terlebih ketika guru memberikan PR Pekerjaan Rumah jarang ada
yang mau mengerjakan dan siswa beralasan lupa.
3
Kurangnya prestasi belajar siswa juga terlihat dari hasil observasi dokumen nilai siswa. Hal tersebut nampak pada Kompetensi Dasar 2.3 pelajaran
IPS kelas V semester 2 yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan tahun pelajaran 20112012 rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 62,58 dari 29 siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran IPS di SD Kanisius Minggir adalah 65. Sehingga, persentase siswa
yang tidak tuntas KKM adalah 62,07 atau sebanyak 18 siswa. Sedangkan persentase siswa tuntas KKM adalah 37,93 atau 11 siswa.
Melihat masalah yang terjadi di kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 20122013, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran aktif dan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa sehingga berpengaruh pada kualitas proses dan prestasi belajar. Dalam strategi
pembelajaran aktif memiliki ciri mengaktifkan siswa melalui beragam aktivitas sesuai dengan mata pelajaran yang digelutinya Rosdijati,dkk, 2010:4. Dalam
merancang suatu pembelajaran IPS yang aktif dan menyenangkan guru sebaiknya melakukan proses pembelajaran melalui kegiatan yang menarik.
Suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan prestasi siswa dan berlandaskan student active learning adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik academic skill, sekaligus ketrampilan
sosial social skill termasuk interpersonal skill Riyanto, 2008: 271. Model pembelajaran kooperatif menekankan siswa belajar dalam kelompok heterogen,
saling membantu satu sama lain, bekerjasama menyelesaikan masalah, dan
4
menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual Suyono, 2009:51. Hal senada juga dikemukakan
oleh Slavin dalam Huda 2012:15 bahwa pembelajaran kooperatif bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan prestasi siswa.
Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif, siswa akan diberi kesempatan untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
melengkapi dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki dari anggota belajar lainnya serta guru Solihatin Raharjo, 2008:6. Siswa yang kurang bergairah
atau kurang berminat dalam belajar akan dibantu oleh siswa lain yang mempunyai gairah dan minat lebih tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan apa
yang dipelajarinya. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw
II ini dirasa mampu menumbuhkan kerjasama antarsiswa, ketertarikan belajar, dan minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS. Apabila bahan pembelajaran mampu menarik minat siswa, maka akan lebih mudah untuk mempelajari dan mengingat suatu materi pembelajaran.
Bertolak dari beberapa hal diatas, maka peneliti akan mangambil judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Kooperatif Teknik
Jigsaw II dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD Kanisius Minggir Tahun
Pelajaran 20122013 ”. Dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II
diharapkan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir semester genap tahun pelajaran 20122013. Penulis hanya
membahas minat serta prestasi belajar IPS yang mengacu pada Standar Kompetensi menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
5
mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia dengan
Kompetensi Dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
1.2 Batasan Masalah