Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terdapat beberapa peningkatan pada proses aktivitas guru dan siswa tersebut dapat mempengaruhi minat dan prestasi belajar siswa. Minat siswa pada siklus II meningkat menjadi 67,23 yang pada siklus I sebesar 50,56. Prestasi belajar siswa juga meningkat yang semula pada siklus I rata-rata prestasi belajar 76.67 menjadi 90.60 pada siklus II. Dengan adanya ketercapaian target pada siklus I dan sikus II, maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya dan berhenti pada siklus II.

4.2 Pembahasan

Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II telah dilakukan di kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 20123013. Dalam proses kegiatan pembelajaran pada penelitian ini telah berjalan sesuai rencana yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini ringkasan dari hasil peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Ringkasan Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Variabel Indikator Kondisi Awal Siklus I Ket. Siklus II Ket. Target Capaian Target Capaian Minat siswa Skor rata-rata seluruh minat siswa 41,08 50 50,56 Tercapai 60 67,23 Tercapai Prestasi belajar siswa 1. rata-rata nilai evaluasi 62,58 70 76,67 Tercapai 80 90,60 Tercapai 2. presentase yang mencapai KKM 37,93 60 90 Tercapai 95 100 Tercapai

4.2.1 Minat siswa

Dalam siklus I pertemuan pertama perlu dilakukan peningkatan pada beberapa indikator minat. Karena ketika pembelajaran berlangsung ada anak yang mengeluh ketika guru memberikan tugas dalam diskusi kelompok, banyak siswa yang tidak duduk dengan tenang ketika pelajaran akan dimulai, siswa melamun di dalam kelas, ada satu siswa yang dating terlambat, siswa mengobrol dan mengganggu teman lain ketika belajar, beberapa siswa tidak serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa kurang terlibat dalam menyimpulkan diskusi, siswa tidak aktif untuk bertanya di saat pelajaran berlangsung, dan tidak serius dalam melaksanakan diskusi. Namun, beberapa indikator dari minat telah tercapai. Misalnya, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, siswa membuat catatan mengenai materi yang disampaikan, siswa mencari informasi dengan bertukar pendapat atau membaca dari buku referensi. Pada siklus I pertemuan kedua, terdapat peningkatan minat siswa. Siswa terlihat lebih serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak lagi mengeluh ketika diberikan tugas oleh guru, dan lebih serius dalam melaksanakan diskusi dibandingkan pada pertemuan pertama siklus I. Namun, masih ada siswa yang perlu diarahkan agar aktif untuk bertanya di saat pelajaran berlangsung, mengontrol kondisi kelas agar siswa tidak mengobrol dan mengganggu teman lain ketika pelajaran berlangsung, dan berdiskusi dengan serius. Pada siklus II pertemuan pertama, terjadi peningkatan dalam menunjukkan perhatian terhadap pelajaran. Beberapa siswa tidak lagi mengobrol atau mengganggu teman lain ketika pelajaran berlangsung. Situasi kelas lebih tenang dan kondusif. Ketika pelajaran akan dimulai, siswa duduk dengan tenang. Ketika pelajaran dimulai tidak ada lagi siswa yang terlambat. Siswa juga lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru disaat pelajaran berlangsung dan interaksi antarsiswa ketika diskusi mulai terbangun. Pada siklus II pertemuan kedua, kondisi kelas sudah kondusif dan tidak ramai seperti yang terjadi ketika siklus I berlangsung. Siswa lebih mudah untuk diatur dan tenang. Siswa giat mencari informasi dengan bertukar pendapat ataupun mencari dibuku. Ketika mengalami kesulitan, siswa tidak segan untuk bertanya pada guru. Untuk mengetahui minat siswa peneliti melakukan observasi dan membagikan lembar kuesioner. Lembar observasi diisi oleh peneliti dengan cara mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Dari hasil observasi dan lembar kuesioner tersebut lalu diolah datanya sehingga menghasilkan skor rata-rata minat siswa. Hasil peningkatan minat siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Minat Siswa No. Nama Kond. Awl 1-100 Kriteria Siklus I 1-100 Kriteria Siklus II 1-100 Kriteria 1 Det 38,13 Rendah 45,63 Rendah 56,88 Sedang 2 Sak 35 Rendah 49,38 Sedang 65,63 Sedang 3 Gau 33,75 Rendah 49,38 Sedang 60,63 Sedang 4 And 50,63 Sedang 70 Sedang 76,25 Tinggi 5 Ik 46,25 Sedang 51,25 Sedang 68,13 Tinggi 6 Agn 46,88 Sedang 52,50 Sedang 65 Sedang 7 Yog 32,50 Rendah 38,75 Rendah 56,25 Sedang 8 Bag 49,38 Sedang 62,50 Sedang 75 Tinggi 9 Dev 36,25 Rendah 52.50 Sedang 67,50 Tinggi 10 Iru 33,13 Rendah 40,63 Rendah 57,50 Sedang 11 Tut 41,25 Rendah 52.50 Sedang 68,75 Tinggi 12 Ari 43,13 Rendah 49,38 Sedang 65,63 Sedang 13 An 40 Rendah 45 Rendah 60 Sedang 14 Ad 37,50 Rendah 40 Rendah 62,50 Sedang 15 Kik 40,63 Rendah 55,63 Sedang 68,75 Tinggi 16 Din 40,63 Rendah 52,50 Sedang 77,50 Tinggi 17 Bay 39,38 Rendah 41,88 Rendah 64,38 Sedang 18 Win 50,63 Sedang 58,13 Sedang 69,38 Tinggi 19 Aud 49,38 Sedang 65,63 Sedang 79,38 Tinggi 20 Man 34,38 Rendah 48,13 Sedang 64,38 Sedang 21 Sel 40,63 Rendah 43,13 Rendah 60,63 Sedang No. Nama Kond. Awl 1-100 Kriteria Siklus I 1-100 Kriteria Siklus II 1-100 Kriteria 22 Din 43,13 Rendah 51,88 Sedang 73,13 Tinggi 23 Sam 45,63 Rendah 55,63 Sedang 72,50 Tinggi 24 Gat 49,38 Sedang 58,13 Sedang 70,63 Tinggi 25 Flo 40 Rendah 50,63 Sedang 73,75 Tinggi 26 Ant 31,25 Rendah 37,50 Rendah 65 Sedang 27 Wan 39,38 Rendah 48,75 Sedang 76,25 Tinggi 28 Dim 41,25 Rendah 50 Sedang 68,75 Tinggi 29 Fen 43,13 Rendah 52,50 Sedang 63,13 Sedang 30 Irf 40 Rendah 47,50 Sedang 63,75 Sedang Rata-rata Minat 41,08 Rendah 50,56 Sedang 67,23 Tinggi Melalui tabel di atas nampak bahwa terjadi peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II melalui hasil observasi dan kuesioner pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal skor minat siswa yaitu 41,08 yang memiliki kriteria sangat rendah. Pada siklus I setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II minat siswa mengalami peningkatan. Melalui tabel di atas diketahui skor minat siswa pada siklus I yaitu 50,56 yang masuk dalam kategori rendah. Kemudian, pada siklus II setelah dilakukan pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw II juga mengalami peningkatan sebesar 67,23 yang masuk dalam kategori tinggi. Klasifikasi skor minat siswa dapat dilihat melalui tabel perbandingan hasil penelitian minat siswa pada kondisi awal dan siklus II sebagai berikut: Tabel 4.12 Data Perbandingan Minat Siswa Kondisi Awal Siklus II Peningkatan Skor Kriteria F Rata- rata F Rata- rata 66-100 Tinggi 41,08 15 50 67,23 26,15 46-65 Sedang 7 23,33 15 50 46 Rendah 23 76,67 Jumlah 30 100 30 100 Berdasarkan tabel perbandingan minat siswa pada kondisi awal dan siklus II di atas, dapat diketahui bahwa pada kondisi awal tidak ada siswa yang memiliki minat tinggi 0, 7 siswa 23,33 memiliki minat sedang, dan 23 siswa 76,67 memiliki minat rendah dengan rata-rata skor minat 41,08. Sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang memiliki minat rendah 0, 15 siswa 50 memiliki minat sedang dan 15 siswa 50 memiliki minat tinggi. Siklus II didapat skor tertinggi minat sebesar 79,38 dan skor terendah 56,25. Peningkatan yang terjadi pada kondisi awal dan siklus II adalah 26,15 poin. Untuk lebih rinci peneliti memperlihatkan perbandingan minat siswa pada kondisi awal dengan minat siswa pada siklus II secara individu yang dijabarkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.13 Data Kenaikan Skor Minat Siswa No. Nama Kondisi Awal 1-100 Siklus II 1-100 Perubahan Naik Turun 1 Det 38,13 56,88 18,75 - 2 Sak 35 65,63 30,63 - 3 Gau 33,75 60,63 26,88 - 4 And 50,63 76,25 25,62 - 5 Ik 46,25 68,13 21,88 - 6 Agn 46,88 65,00 18,12 - 7 Yog 32,50 56,25 23,75 - 8 Bag 49,38 75,00 25,62 - 9 Dev 36,25 67,50 31,25 - 10 Iru 33,13 57,50 24,37 - 11 Tut 41,25 68,75 27,5 - 12 Ari 43,13 65,63 22,5 - 13 An 40 60 20 - 14 Ad 37,50 62,50 25 - 15 Kik 40,63 68,75 28,12 - 16 Din 40,63 77,50 36,87 - 17 Bay 39,38 64,38 25 - 18 Win 50,63 69,38 18,75 - 19 Aud 49,38 79,38 30 - 20 Man 34,38 64,38 30 - 21 Sel 40,63 60,63 20 - 22 Din 43,13 73,13 30 - 23 Sam 45,63 72,50 26,87 - 24 Gat 49,38 70,63 21,25 - 25 Flo 40 73,75 33,75 - 26 Ant 31,25 65 33,75 - 27 Wan 39,38 76,25 36,87 - 28 Dim 41,25 68,75 27,5 - 29 Fen 43,13 63,13 20 - 30 Irf 40 63,75 23,75 - Rata-rata minat siswa 41,08 67,23 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa minat siswa dari kondisi awal ke siklus II sebanyak 30 siswa atau seluruhnya mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi sebesar 36,87 poin yang didapatkan oleh dua siswa dan peningkatan terendah sebesar 18,12 poin yang didapatkan oleh satu siswa.

4.2.2 Prestasi Belajar

Peningkatan prestasi belajar pada siklus I dan siklus II dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS dengan Jigsaw II meliputi menyajikan informasi yang sama pada setiap kelompok. Kemudian, siswa membaca materi yang akan dibahas pada hari ini secara keseluruhan. Siswa bergabung dalam kelompok asal. Setelah itu setiap anggota bergabung dalam kelompok ahli untuk membahas materi yang sama. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal masing-masing untuk mengajarkan informasi yang telah didapatkan kepada teman-teman satu kelompoknya dalam kelompok asal. Untuk menguji pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari, guru mengadakan soal evaluasi secara individual. Skor yang didapatkan dari soal evaluasi akan menentukan skor kelompok yang diperoleh untuk mendapatkan penghargaan. Prestasi belajar diperoleh dari hasil evaluasi siswa. Pada kondisi awal nilai diperoleh dari hasil ulangan pada kompetensi dasar yang sama pada tahun pelajaran 20112012 dan setelah penelitian nilai diperoleh dari soal evaluasi pada siklus I dan siklus II. Untuk lebih rinci peneliti memperlihatkan perbandingan prestasi belajar pada kondisi awal dengan prestasi belajar pada siklus II secara individu yang dijabarkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Data Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas V No. Nama Kondisi Awal Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan 1 Det 75 Tuntas 87,5 Tuntas 2 Sak 68,5 Tuntas 94 Tuntas 3 Gau 57 Tidak Tuntas 69,5 Tuntas 4 And 81 Tuntas 91,5 Tuntas 5 Ik 87 Tuntas 92 Tuntas 6 Agn 71 Tuntas 83,5 Tuntas 7 Yog 82,5 Tuntas 86,5 Tuntas 8 Bag 95 Tuntas 96,5 Tuntas 9 Dev 75 Tuntas 94,5 Tuntas 10 Iru 62,5 Tidak Tuntas 89,5 Tuntas 11 Tut 83 Tuntas 89,5 Tuntas 12 Ari 89 Tuntas 86 Tuntas 13 An 75 Tuntas 84 Tuntas 14 Ad 58 Tidak Tuntas 91,5 Tuntas 15 Kik 71 Tuntas 94 Tuntas 16 Din 67,5 Tuntas 90,5 Tuntas 17 Bay 76 Tuntas 90,5 Tuntas 18 Win 85 Tuntas 95,5 Tuntas 19 Aud 89 Tuntas 93,5 Tuntas 20 Man 65 Tuntas 94 Tuntas 21 Sel 81,5 Tuntas 91 Tuntas 22 Din 74,5 Tuntas 94,5 Tuntas 23 Sam 78,5 Tuntas 94,5 Tuntas 24 Gat 92 Tuntas 96,5 Tuntas 25 Flo 70,5 Tuntas 92 Tuntas 26 Ant 81 Tuntas 92,5 Tuntas 27 Wan 79 Tuntas 88,5 Tuntas 28 Dim 71 Tuntas 91,5 Tuntas 29 Fen 77 Tuntas 90,5 Tuntas 30 Irf 82 Tuntas 92,5 Tuntas Rata-rata 62,58 76,67 90,60 Ketuntasan 37,93 90 100 Nilai pada siklus I dan siklus II tersebut diperoleh dari akumulasi nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perbandingan nilai yang digunakan adalah 80:10:10. Nilai kognitif diperoleh dari hasil evaluasi pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mengalami peningkatan. Hal itu dapat dibuktikan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Skor rata-rata prestasi belajar pada kondisi awal sebesar 62,58, pada siklus I sebesar 76,67, dan pada siklus II sebesar 90,60. Tabel 4.15 Capaian Minat dan Prestasi Belajar Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II Minat Prestasi Minat Prestasi Minat Prestasi 1 Det 38.13 - 45.63 75 56.88 87.5 2 Sak 35.00 - 49.38 68.5 65.63 94 3 Gau 33.75 - 49.38 57 60.63 69.5 4 And 50.63 - 70.00 81 76.25 91.5 5 Ik 46.25 - 51.25 87 68.13 92 6 Agn 46.88 - 52.50 71 65.00 83.5 7 Yog 32.50 - 38.75 82.5 56.25 86.5 8 Bag 49.38 - 62.50 95 75.00 96.5 9 Dev 36.25 - 52.50 75 67.50 94.5 10 Iru 33.13 - 40.63 62.5 57.50 89.5 11 Tut 41.25 - 52.50 83 68.75 89.5 12 Ari 43.13 - 49.38 89 65.63 86 13 An 40.00 - 45.00 75 60.00 84 14 Ad 37.50 - 40.00 58 62.50 91.5 15 Kik 40.63 - 55.63 71 68.75 94 16 Din 40.63 - 52.50 67.5 77.50 90.5 17 Bay 39.38 - 41.88 76 64.38 90.5 18 Win 50.63 - 58.13 85 69.38 95.5 19 Aud 49.38 - 65.63 89 79.38 93.5 20 Man 34.38 - 48.13 65 64.38 94 21 Sel 40.63 - 43.13 81.5 60.63 91 22 Din 43.13 - 51.88 74.5 73.13 94.5 23 Sam 45.63 - 55.63 78.5 72.50 94.5 24 Gat 49.38 - 58.13 92 70.63 96.5 25 Flo 40.00 - 50.63 70.5 73.75 92 26 Ant 31.25 - 37.50 81 65.00 92.5 27 Wan 39.38 - 48.75 79 76.25 88.5 28 Dim 41.25 - 50.00 71 68.75 91.5 29 Fen 43.13 - 52.50 77 63.13 90.5 30 Irf 40.00 - 47.50 82 63.75 92.5 Rata-rata 41,08 62,58 50,56 76,62 67,23 90,60 Ketuntasan 37,93 90 100 Dengan demikian, minat dan prestasi belajar dalam penerapan model pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw II dapat meningkat. Berdasarkan data di atas maka dapat dibuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 20122013 di SD Kanisius Minggir terbukti. 126

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS pada materi perjuangan para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 20122013 dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a mengadakan pre-test, b guru menyampaikan tujuan pembelajaran, c siswa membaca materi yang akan dipelajari secara keseluruhan, d pembentukan kelompok asal terdiri dari 6 ahli dengan bidang yang berbeda, e diskusi kelompok ahli dengan bidang yang sama, f tim ahli kembali dalam kelompok asal untuk mengajarkan topik yang dibahas kepada teman satu tim, g mengadakan post-test, dan h pemberian penghargaan. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar IPS pada materi perjuangan para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 20122013. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor minat pada kondisi awal adalah 41,08 kategori rendah. Pada akhir siklus I rata-rata skor minat siswa menjadi 50,56 kategori sedang. Pada siklus II rata- rata minat siswa semakin meningkat menjadi 67,23 kategori tinggi.

Dokumen yang terkait

Hubungan pembelajaran fisika menggunakan media komik dengan minat belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya di SLTP Negeri 1 Jember siswa kelas I Cawu 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 8 97

Perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran JIGSAW dan teknik pembelajaran STAD (Studi pada siswa SMP Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan)

0 4 149

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

0 30 71

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42