39
saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam”kelompok ahli”
untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka secara bergantian mengajari teman satu
timnya mengenai topik mereka. Terakhir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan digunakan dalam skor tim guna
memperoleh penghargaan kelompok group reward Slavin, 2008:237. Berdasarkan definisi di atas, peneliti mendifinisikan Jigsaw II adalah suatu
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antar siswa, dimana siswa berbagi tugas untuk membaca bab atau unit dengan topik yang berbeda
yang sebelumnya setiap siswa juga telah mempelajari keseluruahan topik yang akan dipelajari. Dan diakhir kegiatan kelompok akan mendapatkan penghargaan.
2.1.4.2 Perbedaan Jigsaw I dan Jigsaw II
Berikut ini disajikan tabel perbedaan Jigsaw I dan Jigsaw II:
Tabel 2.1 Perbedaan Jigsaw I dan Jigsaw II
No. Jigsaw I
Jigsaw II
1. Siswa hanya belajar konsep
yang menjadi spesialisasinya, sementara konsep lainnya
didapatkan melalui teman kelompoknya.
Setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara
keseluruhan sebelum siswa mempelajari spesialisasinya
untuk menjadi expert.
2. Waktu yang dibutuhkan lebih
sedikit. Membutuhkan waktu yang lebih
banyak karena harus membaca keseluruhan materi yang akan
dipelajari.
3. Tidak ada penghargaan
kelompok reward. Terdapat penghargaan kelompok
reward.
40
2.1.4.3 Langkah Pembelajaran Teknik Jigsaw II
Dalam Trianto 2009:238, terdapat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif learning teknik Jigsaw II adalah sebagai berikut:
a. Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dengan
memberikan penekanan manfaat penggunaan Jigsaw II dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga senantiasa mengingatkan pada siswa untuk percaya diri,
kritis, dan kooperatif selama kegiatan berlangsung. Sebelumnya peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan agar memperoleh gambaran
keseluruhan dari konsep yang akan dipelajari. b. Pengelompokan
Dalam pembentukan kelompok guru dapat mengelompokkan berdasarkan peringkat kemampuan siswa di kelasnya tanpa sepengetahuan siswa. Guru
membagi dalam 25 kelompok sangat baik, 25 kelompok baik, 25 kelompok sedang, dan 25 kelompok rendah. Selanjutnya, guru membagi dalam kelompok
yang isi tiap-tiap groupnya heterogen berdasarkan peringkat kemampuan siswa di setiap bidang mata pelajaran. Berikan indeks 1 untuk siswa dalam kelompok
sangat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah. Misalkan A1 berarti group A dari kelompok
sangat ba ik, …, A4 berarti group A dari kelompok rendah. Contohnya:
Group A {A1, A2, A3, A4}
Group B {B1, B2, B3, B4}
Group C {C1, C2, C3, C4}
41
Group D {D1, D2, D3, D4}
Group E {E1, E2, E3, E4}
c. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert Selanjutnya group yang telah terbentuk tadi dipecah menjadi kelompok
yang akan mempelajari materi yang akan diberikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya.
Contoh: Misalnya pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dalam mata pelajaran
IPS materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklasikan kemerdekaan Indonesia.
Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1, E1} Kelompok 2 {A2, B2, C2, D2, E2}
Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3, E3} Kelompok 4 {A4, B4, C4, D4, E4}
Setiap kelompok tersebut diharapkan dapat mempelajari topik yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam group sebagai tim
ahli “expert”, tentunya peran guru sangat penting dalam fase ini. d. Diskusi Pemaparan kelompok ahli dalam group
Siswa “ahli” dalam konsep tertentu ini masing-masing kembali dalam group semula. Pada fase ini kelima group 1-5 memiliki ahli dalam konsep-
konsep tertentu sesuai dengan worksheet masing-masing. Selanjutnya siswa dipersilahkan mempresentasikan keahliannya dalam group masing-masing, satu
42
persatu. Pada proses ini akan terjadi sharing pengetahuan antara tiap anggota group
. Terdapat aturan dalam fase ini yaitu: a.
Siswa harus bertanggung jawab untuk memastikan setiap anggota tim mempelajari materi yang telah diberikan.
b. Tidak ada yang selesai belajar sebelum setiap anggota tim menguasai konsep
dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan baru. c.
Apabila ada yang kurang dimengerti sebaiknya siswa tetap bertanya pada anggota group sebelum bertanya pada guru.
d. Ketika melakukan pembicaraan dalam tim sebaiknya dilakukan dengan suara
yang pelan agar tidak mengganggu tim lainnya. e.
Ketika kegiatan dikusi berakhir dengan “merayakan” agar memperoleh kepuasan.
Dalam teknik Jigsaw II ini penilaian dilakukan dengan cara guru memberikan tes tertulis yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Selama
kegiatan tes berlangsung siswa mengerjakan secara individu. Sedangkan penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu pada
seberapa jauh skor melampaui rata-rata skor berikutnya, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin
maksimum pada kelompoknya dalam skor kelompok yang didasarkan skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.
2.1.4.4 Evaluasi dalam Jigsaw II