geometri, dan huruf Arab. Pola ini sering digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup. Menghias masjid cukup dengan tulisan-tulisan yang
mengingatkan kepada Allah SWT. Salah satu masjid yang dihiasi dengan ukiran-ukiran adalah Masjid Mantingan dekat Jepara berupa pigura-pigura
yang dipasang di tembok masjid yang tidak diketahui dari mana asalnya.Ukiran ataupun hiasan, selain di masjid juga ditemukan di gapura dan tiang. Seperti
gapura di Tembayat Klaten dan gapura di Sendang duwur.
6. SENI PERTUNJUKAN
Wayang kulit awalnya merupakan hasil kebudayaan Hindu. Oleh para wali,
budaya tersebut
digunakan sebagai
media dakwah
dalam menyebarluaskan Islam. Hal tersebut dilakukan karena wayang telah akrab
dengan rakyat sehingga lebih mudah dalam penyampaiannya. Selain seni pertunjukan wayang terdapat seni pertunjukan lainnya seperti, Besar dan
Grebek Maulud perayaan Sekaten, yang dilakukan di Surakarta, Yogyakarta, Demak, Banten, Cirebon, dan Aceh. Sekaten diperkenalkan oleh Raden Patah
di Demak pada abad ke-16. Saat itu ribuan orang Jawa masuk Islam dengan mengucapkan shahadatin. Debus juga merupakan seni pertunjukan yang
bercorak Islam. Debus adalah tarian mengerikan dengan memasukkan benda tajam ketubuh penari, tetapi tidak menimbulkan luka.Debus banyak dilakukan
di Banten, Minangkabau, dan Aceh.
7. SENI MUSIK
Agama Islam masuk ke indonesia melalui perdagangan, selain berdagang dan menyebarkan agama islam. Para pedagang arab juga
memperkenalkan alat musik mereka seperti rebana, rebab dan gambus. Dari sinilah muncul orkes-orkes gambus di Indonesia hingga saat ini. Kemudian alat
ini berkembang di Indonesia, dengan perbedaan bentuk dan cara bermain rebab. Agama Islam masuk ke Indonesia di dukung juga oleh musik yang
digunakan sebagai sarana dakwah sebagai contoh gamelan yang mengandung unsur Jawa. Dengan adanya seni musik, membuat masyarakat lebih tertarik
untuk mengenal ajaran agama Islam. Oleh karena itu musik tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MASA ISLAM 1. UPACARA GREBEG MAULUD
`Upacara Grebeg sangat terkenal di lingkungan masyarakat Jawa. Upacara Grebeg pertama kali diadakan di Kerajaan Demak kemudian
berkembang sampai Kerajaan Mataram. Upacara itu sekarang dilestarikan di Keraton Surakarta, Yogyakarta, dan Cirebon. Pada dasarnya maksud dari
upacara Grebeg itu tidak lains ebagai bentuk syukur dari sultan kepada Tuhan. Sultan mengadakan syukuran karena telah dipercaya untuk memimpin
rakyat. Hal ini jelas sesuai dengan ajaran Islam. Akan tetapi, dalam prosesi upacara dan perlengkapan serta saji-sajiannya, tidak terlepasdari aspek
budaya sebelumnya, sementara doa-doanya menggunakan cara-cara Islam. 2. SISTEM KALENDER ISLAM
Khalifah Umar bin Khattab, membenahi kalender Islam berdasarkan peredaran bulan kamariah. Beliau menetapkan tahun 1 Hijriah bertepatan
tanggal 14 September 622 Masehi. Sistem kalender ini berlaku juga di Indonesia dengan bukti sistem kalender yang diciptakan Sultan Agung yang
sebelumnya berdasarkan sistem matahari. Akan tetapi, tahunnya tidak menggunakan angka tahun Saka Jawa dan merubah sedikit mengenai nama-
nama bulan. Misalnya bulan Muharam diganti Sura dan Ramadan diganti Pasa. Kalender tersebut dimulai tanggal 1 Muharam 1043 H. Kalender Sultan
Agung dimulai tepat tanggal 1 Sura 1555 Jawa 8 Agustus 1633.
3.
TASAWUF Pada masa penyebaran Islam di Indonesia, perkembangan filsafat
sangat dipengaruhi oleh ajaran tasawuf. Setiap orang berusaha mencari kebenaran dan kesempurnaan hidup melalui praktik-praktik keagamaan yang
benar. Oleh karena kebenaran mutlak hanya ada pada Tuhan, agar tercapai kesempurnaan dan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, manusia
harus terus-menerus mendekatkan diri kepada Tuhan. Tokoh yang terkenal mengenai ajaran tasawuf ini adalah Syekh Siti Jenar.