PENGEMBANGAN MEDIA CETAK KIRIGAMI POP UP MATERI PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN PENGARUH ISLAM DI INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh: Tri Wulandari

11416241045

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tri Wulandari

NIM : 11416241045

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Ilmu Sosial

Judul Skripsi : Pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up Materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia pada Mata Pelajaran IPS SMP Kelas VII

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri. Sepanjang pengetahuan peneliti, tidak terdapat karya maupun pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli peneliti siap ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 12 November 2015 Yang Menyatakan,


(5)

v

MOTTO

Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. sedang yang sulit bisa Engkau jadikan mudah,

apabila Engkau menghendakinya menjadi mudah. (Peneliti)

Pengalaman adalah tempat belajar segala kebutuhan hidup. Sedangkan sejarah adalah tempat belajar keinginan dari kehidupan.


(6)

vi

skripsi ini

Kedua kakakku Yuni Nuryanti dan Reni Anggraeni yang selalu memberikan

dukungan untuk selalu terus berusaha

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Yogyakarta


(7)

vii Oleh: Tri Wulandari

11416241045 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan Media Cetak Kirigami Pop Up materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia untuk mata pelajaran IPS SMP kelas VII; dan 2) mengetahui kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, guru IPS dan tanggapan peserta didik.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan atau Research and Development (RnD) dan mengacu model pengembangan dari Sugiyono. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Berbah. Instrumen pengumpulan data berupa lembar penilaian validator serta lembar angket untuk uji penggunaan peserta didik dan guru IPS. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) mengembangkan Media Cetak Kirigami Pop Up dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: a) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD); b) merumuskan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia yang akan dibuat; c) merumuskan strategi dan cara pembuatan yang terdiri dari mengumpulkan gambar, menentukan poin materi, membuat brief, mendesainmenggunakan Adobe Ilustrator CS 5, mencetak menggunakan kertas ivory 320 gram, menempel background, memotong dan merangkai konstruksi pop up, menjilid hardcover; d) membuat brief; e) pemilihan gambar; f) menentukan poin-poin materi; g) merancang dan menyelesaikan media, h) validasi dan revisi desain; i) uji penggunaan media oleh guru dan peserta didik; dan j) melakukan penyempurnaan produk; dan 2) Media Cetak Kirigami Pop Up dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran IPS dengan kategori Sangat Baik.


(8)

viii

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up Materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia pada Mata Pelajaran IPS SMP Kelas VII ”. Skripsi ini merupakan sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Drs. Sugiharyanto, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ibu Dr. Taat Wulandari, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Anik Widiastuti, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan serta memberi saran kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Supardi, M.Pd. sebagai narasumber yang telah memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(9)

ix

7. Ibu Sri Handayani, S.Pd, Kepala SMP N 3 Berbah yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Iswanto, S.Pd, guru mata pelajaran IPS yang telah berkenan membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

9. Peserta didik kelas VII A SMP Negeri 3 Berbah yang membantu jalannya penelitian.

10.Keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

11.Erma Yuli, Indri Hermaini, Cindy Tiffani, Pawestri Hasanah, Ulya Nelawati, Ika Maulani Hamah, dan Titis Pratiwi yang telah memberikan semangat, saran, dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat Pendidikan IPS A 2011 dan teman-teman Pendidikan IPS lainnya yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

13.Serta pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti berharap agar bantuan yang diberikan dapat menjadi amal baik. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi peneliti maupun pembaca.

Yogyakarta, 12 November 2015 Peneliti


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 10

1. Media Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 10

b. Ciri–ciri Media Pembelajaran ... 11

c. Jenis–jenis Media Pembelajaran ... 13

d. Fungsi Media dalam Pembelajaran ... 18

e. Manfaat Media Pembelajaran ... 22

f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 24

2. Media Cetak Kirigami Pop Up ... 28

a. Pengertian Media Cetak Kirigami Pop Up ... 28

b. Jenis-jenis Kigami ... 30

c. Ciri-ciri Media Cetak Kirigami Pop Up... 32

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak Kirigami Pop Up ... 33

3. Pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up... 36

4. Ilmu Pengetahuan Sosial... 38

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 38

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 39

B. Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Pikir ... 42

D. Pertanyaan Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

B. Prosedur Pengembangan ... 47


(11)

xi

1. Desain Validasi dan Uji Penggunaan Media ... 51

2. Validator dan Subjek Uji Coba ... 52

3. Waktu Uji Coba ... 52

D. Jenis Data ... 53

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 53

1. Bentuk Instrumen... 53

2. Pengumpulan Data ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 62

2. Hasil Pengembangan Produk ... 63

3. Deskripsi Data Hasil Validasi Ahli... 71

4. Deskripsi Data Hasil Validasi Guru IPS ... 78

5. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Penggunaan Media oleh Peserta Didik 80 B. Pembahasan ... 82

1. Pembahasan Hasil Validasi Ahli ... 83

2. Pembahasan Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran IPS ... 87

3. Pembahasan Hasil Uji Coba Penggunaan terhadap Peserta Didik ... 88

C. Revisi Produk ... 91

D. Kajian Produk Akhir ... 96

E. Keterbatasan Penelitian ... 97

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(12)

xii

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen untuk Guru IPS... 57

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen untuk Peserta Didik ... 58

Tabel 5. Pedoman Penilaian Skor ... 59

Tabel 6. Klasifikasi Penilaian Total ... 60

Tabel 7. Data Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama ... 72

Tabel 8. Data Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua ... 73

Tabel 9. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Pertama ... 75

Tabel 10. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua... 77

Tabel 11. Data Hasil Validasi Guru ... 79

Tabel 12. Hasil Uji Coba Terbatas oleh Peserta Didik ... 80

Tabel 13. Hasil Uji Coba Pemakaian oleh Peserta Didik... 81

Tabel 14. Konversi Skor Validasi untuk Ahli Materi ... 84

Tabel 15. Konversi Skor Validasi untuk Ahli Media ... 86

Tabel 16. Konversi Skor Hasil Validasi Media oleh Guru ... 88

Tabel 17. Konversi Skor Uji Penggunaan Media oleh Peserta didik ... 89

Tabel 18. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif untuk Ahli Materi... 147

Tabel 19. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif untuk Ahli Media ... 148

Tabel 20. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif untuk Guru IPS ... 149


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pikir ... 45 Gambar 2. Prosedur Pengembangan ... 48 Gambar 3. Grafik Hasil Validasi oleh Ahli Materi, Ahli Media, Guru IPS

dan Peserta Didik ... 91 Gambar 4. Tampilan Judul Asal Pembawa Islam di Indonesia Sebelum

dan Sesudah Direvisi ... 92 Gambar 5. Tampilan Materi Penyebaran Islam di Indonesia Sebelum

dan Sesudah Direvisi ... 93 Gambar 6. Tampilan Poin Materi Kesenian Sebelum dan Sesudah Direvisi . 93 Gambar 7. Tampilan Icon Asal Pembawa Islam di Indonesia Sebelum

dan Sesudah Direvisi ... 94 Gambar 8. Tampilan Peta Penyebaran Islam di Indonesia Sebelum

dan Sesudah Direvisi ... 94 Gambar 9. Tampilan Warna Background Peninggalan Sejarah

Kebudayaan Islam di Indonesia Sebelum dan Sesudah Direvisi. 95 Gambar 10. Tampilan Gambar Perkembangan Kebudayaan Islam di

Indonesia Sebelum dan Sesudah Direvisi... 95 Gambar 11. Tampilan Penambahan Soal Sebelum dan Sesudah Direvisi ... 96 Gambar 12. Dokumentasi Guru Membuka Pembelajaran ... 165 Gambar 13. Dokumentasi Guru Memperkenalkan Media Cetak

Kirigami Pop Up ...165 Gambar 14. Dokumentasi Peserta Didik Sedang Menggunakan Media

Cetak Kirigami Pop Up ... 165 Gambar 15. Dokumentasi Peserta Didik Sedang Menggunakan Media

Cetak Kirigami Pop Up ... 165 Gambar 16. Dokumentasi Suasana Kelas Saat Penggunaan Media

Cetak Kirigami Pop Up ... 165 Gambar 17. Dokumentasi Peserta Didik Mengisi Lembar Angket/


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 105

Lampiran 2. Materi IPS ... 109

Lampiran 3. Lembar Judgement ... 122

Lampiran 4. Validasi Ahli Materi ... 126

Lampiran 5. Validasi Ahli Media... 132

Lampiran 6. Validasi Guru IPS ... 138

Lampiran 7. Angket Peserta Didik ... 141

Lampiran 8. Konversi Skor Penilaian Ahli Materi ... 147

Lampiran 9. Konversi Skor Penilaian Ahli Media ... 148

Lampiran 10. Konversi Skor Penilaian Guru IPS ... 149

Lampiran 11. Konversi Skor Angket Peserta Didik... 150

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ... 151

Lampiran 13. Brief ... 154

Lampiran 14. Media Cetak Kirigami Pop Up ... 161


(15)

1

Pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen untuk menunjang keberhasilannya. Komponen-komponen pembelajaran dalam sekolah antara lain: guru, peserta didik, kurikulum, perangkat pembelajaran, media pembelajaran, metode pengajaran dan gedung tempat pembelajaran. Komponen-komponen tersebut harus saling diorganisasi dengan baik untuk menciptakan pembelajaran yang optimal.

Salah satu komponen penting dalam pembelajaran adalah guru. Kualitas guru berkaitan dengan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran. Guru yang berkualitas diantaranya mengetahui dan mengerti peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya (2006: 23) Salah satu peran guru adalah sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator memiliki peran memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam mengikuti proses pembelajaran. Beberapa hal yang perlu dipahami yaitu guru harus dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar.

Tingkat keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh cara guru mengajar. Salah satunya dapat dilihat dari media pembelajaran yang digunakan. Azhar Arsyad (2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keinginan dan minat baru dalam membangkitkan motivasi serta rangsangan


(16)

kegiatan belajar. Dina Indriana (2010: 27) menyatakan dengan tegas agar menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.

Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992: 22) mengutarakan faktor yang dapat menghambat belajar peserta didik antara lain; verbalisme, kekacauan makna, kegemaran berangan-angan dan persepsi yang kurang tepat. Hisyam Zaini (2008: 91-92) menyatakan bahwa peserta didik sulit untuk mengingat informasi dari guru dikarenakan peserta didik tidak akan mengingat sesuatu yang tidak menarik dan berkesan. Oleh karena itu, proses pembelajaran menggunakan media yang bervariasi akan lebih diminati oleh peserta didik, sehingga dapat lebih fokus dan paham dalam pembelajaran hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru harus mampu melakukan proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan terlebih untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memiliki materi cukup banyak dan luas.

Guru dapat melakukan inovasi dalam pembelajaran. Misalnya dalam hal media pembelajaran. Guru IPS dapat mengembangkan media yang akan digunakan sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi peserta didik. Guru IPS harus dapat menciptakan media pembelajaran yang mudah dipahami dan menarik.

Mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki materi dengan cakupan yang luas, sehingga muncul anggapan bahwa materi IPS banyak, sulit, dan cenderung hafalan yang terkesan membosankan dan membuat peserta didik cenderung malas untuk belajar. Munculnya anggapan


(17)

tersebut dikarenakan mata pelajaran IPS di SMP merupakan mata pelajaran yang memiliki materi-materi dari berbagai disiplin ilmu sosial, diantaranya ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi yang merupakan pengintegrasian dari berbagai macam disiplin ilmu.

Penyampaian materi yang memiliki cakupan luas kurang didukung oleh media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan variasi media pembelajaran dalam mata pelajaran IPS penting, karena diharapkan dapat menyampaikan materi IPS yang memiliki materi luas. Media pembelajaran dalam dunia pendidikan saat ini berkembang pesat, namun penggunaan media pembelajaran IPS dilapangan kenyataannya masih kurang. Hasil observasi yang dilakukan di enam SMP Negeri di Kabupaten Bantul, menunjukkan bahwa media pembelajaran yang banyak digunakan untuk mata pelajaran IPS baru sebatas buku, modul dan gambar (Ulya Nelawati, 2014: 3).

Media pembelajaran yang dapat digunakan secara langsung, mudah dibawa, mudah digunakan dan tidak bergantung pada fasilitas teknologi adalah media pembelajaran berbasis cetak. Maka media cetak IPS yang sudah ada akan lebih baik jika ditunjang dengan bentuk media yang lebih inovatif salah satunya dengan menggunakan Kirigami Pop Up. Carter (2009: 125-132) seorang profesor emerita kesusasteraan anak dan remaja Universitas Perempuan Texas dan peninjau majalah The Horn Book menyebutkan bahwa ketika akan berinteraksi dengan peserta didik, hal pertama yang harus didapatkan adalah perhatian mereka. Ketika perhatian didapat, maka apapun yang disampaikan akan lebih mudah diterima. Media Cetak Kirigami Pop Up


(18)

dengan bentuk yang mudah dibuka, kalimat yang tersembunyi, kertas yang ditarik, dan gambar-gambar yang dibuat muncul adalah cara yang mungkin sekali untuk mengangkap perhatian peserta didik dengan segera.

Media Cetak Kirigami Pop Up merupakan media yang belum banyak dikembangkan. Menurut Dewantari (2014: 5) dalam tulisannya di Desain Grafis Indonesia, saat ini Pop Up menjadi salah satu bidang industri kreatif berbahan kertas yang semakin digemari dan sedang berkembang. Banyak Media Cetak Kirigami Pop Up telah beredar di pasaran, namun masih terfokus pada kegiatan nonformal seperti penggunaannya dalam buku tahunan sekolah, kartu ucapan serta pesanan tertentu. Kegiatan tersebut memunculkan ide bahwa Media Cetak Kirigami Pop Up dapat dijadikan media pembelajaran untuk menambah keaktifan, minat, rasa ingin tahu, dan kreativitas peserta didik karena masih jarang digunakan dalam pembelajaran terkhusus IPS.

Jadi dengan pengembangan media pembelajaran tersebut diharapkan imajinasi akan meningkat, keaktifan, minat, rasa ingin tahu, kreativitas dan daya ingat peserta didik akan lebih lama karena bentuknya yang dua dimensi dan dapat bergerak ketika dibuka. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik melakukan pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up Materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia pada mata pelajaran IPS SMP kelas VII.


(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih banyaknya peserta didik yang mengganggap bahwa pelajaran IPS cenderung hafalan dengan materi yang banyak.

2. Belum banyak dikembangkannya variasi media pembelajaran berbasis cetak yang lebih inovatif.

3. Belum banyaknya media pembelajaran IPS dalam bentuk Media Cetak Kirigami Pop Up.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini maka permasalahan yang dikaji dibatasi pada belum banyak dikembangkannya variasi media pembelajaran IPS dalam bentuk Media Cetak Kirigami Pop Up. D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengembangkan Media Cetak Kirigami Pop Up untuk mata pelajaran IPS SMP kelas VII ?

2. Bagaimana kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up berdasarkan penilaian ahli media, ahli materi dan guru IPS serta tanggapan peserta didik dalam pembelajaran IPS?


(20)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Mengembangkan Media Cetak Kirigami Pop Up untuk mata pelajaran IPS SMP kelas VII.

2. Mengetahui kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up berdasarkan penilaian ahli media, ahli materi dan guru IPS serta tanggapan peserta didik dalam pembelajaran IPS.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian pengembangan ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian pengembangan ini diharapakan dapat menjadi referensi mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan IPS untuk melakukan penelitian pengembangan selanjutnya.

b. Memberikan warna lain dalam memperkaya ilmu pengetahuan terutama IPS terkait media pembelajaran yang pernah ada.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

Menambah referensi agar dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan dan mengembangkan media pembelajaran IPS.

b. Bagi Guru

Media Cetak Kirigami Pop Up diharapkan menjadi media pembelajaran IPS yang layak digunakan dalam pembelajaran.


(21)

c. Bagi Peserta Didik

Peserta didik diharapkan lebih mudah memahami dan tertarik dengan materi yang disampaikan guru saat proses kegiatan belajar mengajar menggunakan Media Cetak Kirigami Pop Up.

d. Bagi Peneliti

Media Cetak Kirigami Pop Up diharapkan dapat menjadi referensi media pembelajaran IPS yang menarik bagi peserta didik. G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Penelitian ini menghasilkan Media Cetak Kirigami Pop Up dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Produk ini berbentuk lembaran yang digabungkan seperti buku yang didalamnya berisi gambar, teks, dan pop up sebagai media pembelajaran. 2. Media Cetak Kirigami Pop Up untuk peserta didik SMP ini disesuaikan

dengan materi pembelajaran IPS kelas VII.

3. Media Cetak Kirigami Pop Up berisi tentang materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia yang lebih ringkas dan sesuai dengan standar isi KTSP.

4. Media Cetak Kirigami Pop Up ini dilengkapi dengan petunjuk penggunaan untuk guru dan peserta didik.

5. Media Cetak Kirigami Pop Up berisi lembaran materi dengan bentuk pop up yang memiliki bagian yang dapat muncul atau memiliki unsur dua dimensi setelah halaman dibuka dengan bantuan petunjuk penggunaan yang ada.


(22)

6. Media Cetak Kirigami Pop Up disertai dengan info pengetahuan umum yang diharapkan dapat menumbuhkan keingintahuan lebih lanjut peserta didik.

7. Media Cetak Kirigami Pop Up disertai dengan evaluasi secara singkat yang diharapkan dapat meningkatkan daya ingat peserta didik.

8. Media Cetak Kirigami Pop Up berukuran A4.

9. Media Cetak Kirigami Pop Up dicetak dan dijilid hardcover. 10. Media Cetak Kirigami Pop Up menggunkan kertas ivory 320 gram. 11. Sasaran produk Media Cetak Kirigami Pop Up adalah peserta didik SMP

kelas VII.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi dalam penelitian ini adalah:

a. Media Cetak Kirigami Pop Up merupakan variasi media pembelajaran baru bagi peserta didik SMP kelas VII.

b. Media Cetak Kirigami Pop Up materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia ini sesuai dengan KTSP 2006.

c. Media Cetak Kirigami Pop Up dapat memotivasi belajar IPS.

d. Media Cetak Kirigami Pop Up dapat meningkatkan daya pikir sistematis terutama untuk mengetahui materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia.

e. Media Cetak Kirigami Pop Up dapat memancing antusias baca peserta didik terhadap buku-buku pelajaran yang sudah ada.


(23)

f. Media Cetak Kirigami Pop Up dapat digunakan untuk periode-periode selanjutnya dengan materi yang sama.

2. Keterbatasan pengembangan ini yaitu:

a. Materi yang dikembangkan sebagai Media Cetak Kirigami Pop Up terbatas, yaitu pada materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia dengan hal-hal penting saja.

b. Uji produk dilakukan oleh ahli yang jumlahnya terbatas.

c. Produk Media Cetak Kirigami Pop Up yang dihasilkan diuji cobakan kepada peserta didik satu kelas yang jumlahnya terbatas.

d. Keterbatasan biaya dan waktu dalam mengembangkan media.

e. Media Cetak Kirigami Pop Up harus disampaikan terlebih dahulu materinya oleh guru IPS.


(24)

10 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Medŏë adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2011: 6). Uno (2010: 122) menyatakan bahwa media merupakan segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan untuk merangsang peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Sukiman (2012: 29) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemampuan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dirujuk bahwa media merupakan segala bentuk alat komunikasi yang digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan dalam berkomunikasi baik untuk menyampaikan informasi, merangsang pikiran, perasaan,


(25)

perhatian serta minat agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

b. Ciri–ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki ciri-ciri yang digunakan untuk petunjuk mengapa media digunakan dan hal-hal apa saja yang tidak mampu guru lakukan. Gerlach dan Ely (1980: 244-246) mengemukakan tiga ciri media antara lain:

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri fiksatif merupakan kemampuan media dalam hal merekam, menyimpan, melestarikan, dan mengkondisikan suatu peristiwa atau objek. Ciri ini memungkinkan suatu rekaman peristiwa yang terjadi dalam satu waktu dihubungkan tanpa mengenal waktu. Ciri ini penting bagi guru karena peristiwa yang telah direkam dalam bentuk media, dapat digunakan setiap saat bahkan dapat dikirim ke dalam bentuk lainnya. Peristiwa yang hanya sekali dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan kegiatan pembelajaran.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu lama dapat ditampilkan kepada peserta didik dalam waktu singkat dengan teknik pengambilan gambar time-laps recording.


(26)

Manipulasi kejadian atau obyek dengan cara mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu saat proses pembelajaran.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif menjadikan suatu peristiwa atau objek yang terpisah jarak atau ruang dihadirkan kepada peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja maka dapat diproduksi lebih banyak dan konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya. Azhar Arsyad (2011: 6-7) mengemukakan ciri umum dari media antara lain:

1) Media dapat dilhat, didengar, atau diraba dengan panca indera. 2) Media mengandung pesan yang isinya ingin disampaikan pada

peserta didik.

3) Media menekankan pada visual dan juga audio.

4) Media membantu proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

5) Media sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara guru dengan peserta didik saat proses pembelajaran.

6) Media dapat digunakan secara massal sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran.

7) Media menjadi sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen dalam penerapan suatu ilmu.


(27)

Ciri umum media pembelajaran menurut Dina Indriana (2011: 53-54) antara lain: 1) media pembelajaran dapat dilihat, didengar serta diamati, 2) media pembelajaran menjadi sarana komunikasi antara guru dengan peserta didik, 3) media pembelajaran menjadi alat bantu pengajaran baik di dalam maupun di luar kelas, 4) media pembelajaran berkaitan dengan metode pembelajaran.

Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, media memiliki ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran. Ciri-ciri-ciri media tersebut yaitu mempersingkat peristiwa atau objek yang terjadi dalam waktu yang lama, dapat menyimpan peristiwa atau objek sehingga dapat digunakan berulang-ulang, serta menghadirkan peristiwa atau objek yang terpisah jarak atau ruang menjadi dekat. Hal ini menjadikan media diperlukan dalam pembelajaran, untuk membantu guru menjelaskan materi kepada peserta didik untuk membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien baik di dalam maupun di luar kelas.

c. Jenis–jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki beberapa jenis yang lazim digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media dipergunakan untuk menunjang kebutuhan belajar dan kemampuan peserta didik agar dapat aktif dalam proses belajar mengajar, maka diperlukan perancangan dan pengembangan lingkungan pembelajaran (Azhar Arsyad, 2011: 81). Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 13-23) mengklasifikasi tujuh


(28)

kelompok media yaitu: 1) kelompok kesatu (grafis, cetak dan gambar diam), 2) kelompok kedua (media proyeksi diam), 3) kelompok ketiga (media audio), 4) kelompok keempat (media audio visual diam), 5) kelompok kelima (media gambar hidup/film), 6) kelompok keenam (media televisi), dan 7) kelompok ketujuh (multimedia). Ketujuh klasifikasi media tersebut dalam kelompok kesatu terdiri dari media grafis, cetak dan gambar diam dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Media Grafis

Media grafis merupakan media visual yang menampilkan fakta, ide dan gagasan melalui kata, kalimat, angka, simbol dan gambar. Media grafis digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas hal yang akan disampaikan dan mengilustrasikan dengan hal yang menarik agar lebih mudah diingat. Contoh media grafis antara lain: grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, papan buletin.

2) Media Cetak

Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan/printing. Media ini menampilkan pesan menggunakan huruf dan gambar yang diilustrasikan untuk memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Contoh media cetak antara lain: buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.


(29)

3) Media Gambar Diam

Media gambar diam merupakan media visual yang berupa gambar dari hasil proses fotografi. Jenis media dalam media gambar diam berupa foto. Media ini menggunakan foto yang konkret serta dapat menunjukan perbandingan antara media dengan objek sebenarnya secara tepat.

Azhar Arsyad (2011: 29-32) mengemukakan bahwa jenis media dibagi menjadi empat, antara lain:

1) Media Hasil Teknologi Cetak

Media hasil teknologi cetak merupakan media yang menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual yang melalui tahap pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media ini meliputi teks, grafik, foto dan reproduksi serta yang menghasilkan salinan cetak lainnya.

2) Media Hasil Teknologi Audio-Visual

Media audio-visual merupakan media yang berkaitan dengan penggunaan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan audio dan visual. Media audio-visual meliputi proyektor film, tape recorder, proyektor visual serta media yang menggunakan hal yang berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran.


(30)

3) Media Hasil Teknologi Komputer

Media komputer menyajikan materi atau informasi yang disimpan dalam bentuk digital yang berbentuk layar kaca. Beberapa jenis media komputer yaitu tutorial, drills and practice, permainan dan stimulasi, dan berbasis data.

4) Media Hasil Teknologi Gabungan

Media gabungan merupakan media hasil gabungan dari beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan dalam media gabungan ini merupakan media yang paling canggih jika disertai dengan komputer atau perangkat pendukung yang hebat. Perangkat yang hebat tersebut antara lain harus mempunyai random access memory kapasitas besar, hard disk kapasitas besar, monitor resolusi tinggi, perangkat keras dalam satu jaringan, sistem audio dan juga beberapa alat-alat tambahan pendukung.

Media menurut Yuhdi Munadi (2013: 54-55) media dalam proses pembelajaran terbagi menjadi empat, antara lain:

1) Media Audio

Media audio adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi suara dalam keadaan tertentu. Media ini menerima pesan verbal (kata-kata atau lisan) dan non verbal (vokalisasi, musik dll).


(31)

2) Media Visual

Media visual merupakan media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Contoh-contoh yang termasuk dalam media ini antara lain media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak.

3) Media Audio Visual

Media audio visual melibatkan indera pendengaran dan penglihatan yang terjadi dalam satu proses. Sifat media ini berupa pesan verbal dan nonverbal yang terlihat seperti media visual dalam pesan verbal dan media audio dalam pesan nonverbal. Contoh media ini antara lain: film, games, video, televisi dll.

4) Multimedia

Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai alat indera dalam satu waktu proses pembelajaran. Media ini memberikan pengalaman secara langsung baik melalui komputer, internet, dan juga pengalaman berbuat dan terlibat di dalamnya.

Jenis media cetak dalam klasifikasi menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menyebutkan media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan/printing. Media ini menampilkan pesan menggunakan huruf dan gambar yang diilustrasikan untuk memperjelas pesan atau informasi yang akan disajikan. Contoh media cetak antara lain: buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.


(32)

Media Cetak Kirigami Pop Up masuk dalam klasifikasi media cetak karena merupakan media yang melibatkan simbol-simbol komunikasi antara huruf dan gambar dengan hasil berupa visual yang dalam pembuatannya melalui proses percetakan. Media Cetak Kirigami Pop Up merupakan sebuah media cetak yang memiliki bagian gambar yang dapat bergerak ketika halaman buku dibuka sehingga konstruksi kertas pada halaman berubah atau bergerak. Kirigami adalah variasi dari origami dengan membuat potongan kecil dalam kertas (Mitarwan, 2011: 6).

Jadi Media Cetak Kirigami Pop Up masuk dalam media cetak yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dengan perpaduan antara gambar, teks, warna, bentuk dan lain-lain yang memiliki bagian yang dapat bergerak ketika halaman buku dibuka yang nantinya Media Cetak Kirigami Pop Up dapat digunakan dalam pembelajaran IPS.

d. Fungsi Media dalam Pembelajaran

Yuhdi Munadi (2013: 37-43) mengemukakan fungsi media pembelajaran berdasarkan dua aspek yaitu analisis fungsi media dan penggunaannya. Hal tersebut terbagi menjadi empat bagian yaitu: 1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Guru yang sebelumnya menjadi tumpuan sumber pembelajaran dapat digantikan dengan adanya


(33)

media pembelajaran sehingga guru dapat memaksimalkan fungsinya difungsi guru yang lain.

2) Fungsi Semantik

Media memiliki kemampuan menambah perbendaharaan kata dengan simbol verbal yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh peserta didik. Guru yang kreatif dapat menambah perbendaharaan kata melalui media pembelajaran dengan bahasa dramatisasi, simulasi, cerita mendongeng, cerita dan gambar.

3) Fungsi Manipulatif

Fungsi ini memiliki kemampuan mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan indera. Peserta didik dapat mengetahui objek yang dipelajari tanpa harus pergi ke tempat asal, tanpa harus menunggu dalam waktu yang lama dan tanpa harus ada dalam peristiwa tersebut. Peserta didik sendiri juga dapat terbantu jika objek yang diamati sangat kecil, sangat cepat, sangat kompleks dan sangat tidak dimengerti. Media dapat mengatasi hal-hal tersebut dengan berbagai cara dan keunikannya yang dapat menarik minat peserta didik.

4) Fungsi Psikologis.

Fungsi psikologis terbagi menjadi lima macam fungsi yaitu: a) fungsi atensi guna meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi, b) fungsi afektif yaitu menggugah perasaan,


(34)

emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu. Media membuat peserta didik bersedia menerima beban pelajaran sehingga perhatian peserta didik akan tertuju pada pelajaran yang diikuti, c) fungsi kognitif dengan memberikan bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi. Semakin banyak dihadapkan pada objek-objek maka ide peserta didik akan berkembang luas dalam alam kognitifnya, d) fungsi imanjinatif dengan membuat peserta didik meningkatkan dan mengembangkan imanjisasi yang dimiliki, e) fungsi motivasi untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.

5) Fungsi Sosio-Kultural.

Fungsi media dilihat dari fungsi sosio-kultural mempunyai peran mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta didik dan guru dalam berkomunikasi di dalam pembelajaran.

Beberapa fungsi yang berkaitan dengan media pembelajaran antara lain (Rudi Susilana dan Cepi Riyana, 2008: 9-10):

1) Sarana alat bantu menciptakan situasi pembelajaran yang efektif. 2) Media sebagai salah satu komponen yang berintergrasi dengan

komponen lain guna menciptakan situasi belajar yang diinginkan. 3) Media pembelajaran harus selalu sesuai dengan kompetensi dan


(35)

4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan sehingga tidak diperbolehkan jika hanya digunakan dalam permainan atau memancing perhatian peserta didik semata.

5) Mempercepat proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. 6) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar karena

menggunakan media pembelajaran akan tahan lama dan mengendap dalam pemikiran peserta didik sehingga pembelajaran berkualitas.

7) Mengurangi penyakit verbalisme karena media meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.

Media pembelajaran salah satunya berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2011: 15).

Berdasarkan pendapat ahli di atas, media pembelajaran memiliki fungsi sebagai media atau alat bantu mengajar guna menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien, memudahkan peserta didik mandiri, menembus batas ruang dan waktu, meningkatkan perhatian, minat, proses dan hasil belajar, menggugah perasaan, meningkatkan imajinasi, memotivasi peserta didik serta membuat komunikasi dalam pembelajaran menjadi lebih mudah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang.


(36)

e. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran memiliki banyak manfaat. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 2-3) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Pengajaran menarik perhatian peserta didik sehingga menumbuhkan motivasi belajar. Apabila peserta didik termotivasi, maka materi yang disampaikan lebih mudah dipahami.

2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan mencapai tujuan pembelajaran lebih baik. Penggunaan media dapat mendekatkan peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari, sehingga materi yang diajarkan secara nyata dapat divisualisasikan.

3) Metode mengajar lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. Pembelajaran monoton membuat peserta didik cenderung bosan, maka media pembelajaran dihadirkan guna memberikan stimulus kepada peserta didik.

4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll. Hadirnya media pembelajaran membuat kerja guru dalam pembelajaran lebih


(37)

maksimal karena dapat memantau peserta didik dalam melakukan evaluasi baik dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Pendapat ahli yang kedua menurut Azhar Arsyad (2011: 25-27) ada empat hal antara lain:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi. Hal ini membuat proses dan hasil belajar dapat berjalan lancar dan meningkat.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak. Media menimbulkan motivasi belajar, interaksi lebih dekat dengan lingkungan serta timbulnya kemampuan belajar secara mandiri.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Media dapat menghadirkan objek nyata yang tak dapat dibawa dalam pembelajaran dengan bentuk yang ringkas dan fleksibel.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik mengenai peristiwa disekitar lingkungan mereka.

Media pengajaran mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kesuksesan dalam proses pembelajaran, manfaat media pembelajaran yang ketiga menurut Dina Indriana (2011: 48-49) yaitu:

1) Mampu membuat sesuatu yang abstrak atau tidak nyata menjadi konkret atau nyata kepada peserta didik dalam pembelajaran.


(38)

2) Dapat menghadirkan berbagai objek yang berbahaya atau sulit dihadirkan ke dalam lingkungan pembelajaran melalui media yang telah dibuat dalam bentuk sampel.

3) Mampu menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam kelas yang sulit untuk dihadirkan dalam bentuk aslinya.

4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dengan menggunakan teknologi yang ada.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana penyampaian materi yang mempunyai manfaat besar dalam pendidikan. Pengajaran dengan media akan lebih menarik sehingga peserta didik dapat termotivasi dalam belajar. Penggunaan media yang ada dapat mendekatkan peserta didik pada materi yang sedang dipelajari sehingga dapat menggambarkan materi secara nyata. Metode dalam mengajar menjadi lebih bervariasi dengan adanya media pembelajaran sehingga dapat memberikan stimulus, dan menuntut peserta didik untuk aktif sehingga guru dapat memantau peserta didik lebih maksimal. Media yang dibuat diharapkan dapat menjadi media yang efektif dan mempunyai manfaat besar seperti menjadikan variasi media yang berbeda dengan sebelumnya.

f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Proses pembelajaran memiliki beberapa perangkat penunjang guna menjadikan pembelajaran tersebut efektif. Media merupakan salah


(39)

satu perangkat dalam pembelajaran yang dalam penggunaannya memerlukan perencanaan. Penggunaan media pembelajaran sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2001: 4). Untuk memilih media pembelajaran yang sesuai, terlebih dahulu melihat tujuan dari pembelajaran, karakteristik materi yang disampaikan, potensi guru dan peserta didik, fasilitas, serta alokasi waktu. Pertimbangan tersebut digunakan untuk menentukan media yang tepat sasaran dan penggunaannya.

Pemilihan media yang baik mencakup aspek materi dan media yang baik pula. Kriteria baik dalam pemilihan materi merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu media pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad (2011: 87-90), indikator media yang baik mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1) Konsistensi

Konsistensi diperlukan dari halaman ke halaman dengan tidak menggabungkan cetakan dan ukuran huruf. Jarak spasi juga diperlukan dalam aspek konsistensi agar tampilan menarik dan terkesan rapi.


(40)

2) Format

Format mencakup beberapa hal yang menyangkut penulisan. Hal-hal yang diperhatikan diantaranya mengenai paragraf, membedakan isi dengan cara dipisahkan dan dilabel secara visual serta strategi pembelajaran yang berbeda dengan memisahkannya secara visual.

3) Organisasi

Organisasi diperlukan untuk menginformasikan pembaca atau peserta didik mengenai keberadaannya dan sejauh mana mereka berada dalam media tersebut. Hal ini merupakan perpaduan isi media dengan teks disusun sedemikian rupa hingga pembaca atau peserta didik mudah mendapatkan informasi.

4) Daya Tarik

Memperkenalkan tampilan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda dengan tampilan maupun isi yang dapat menarik peserta didik agar dapat menimbulkan minat dalam mempelajari materi dan mengikuti pembelajaran.

5) Ukuran Huruf

Penggunaan huruf harus disesuaikan dengan peserta didik, pesan dan lingkungannya. Penyesuaian huruf dengan media sangat diperlukan untuk peserta didik agar tidak mengahadapi kesulitan saat membaca.


(41)

6) Ruang (spasi) Kosong

Penggunaan ruang (spasi) kosong atau gambar diperlukan untuk menambah kontras. Hal ini digunakan untuk memberikan ruang istirahat kepada pembaca dan agar pembaca tidak jenuh.

Dari aspek materi, Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 33-34) menyebutkan kriteria materi yang baik sebagai berikut:

1) Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media pembelajaran benar-benar teruji kebenarannya. Materi yang baik harus terjamin kebenarannya saat media digunakan. Keaktualan materi sangat berkaitan dengan materi yang dituangkan dalam media pembelajaran sehingga media dapat memberikan kontribusi di masa mendatang dan tidak ketinggalan jaman. Oleh karena itu, apabila terdapat perubahan data atau fakta baru, maka materi dalam media juga harus diubah.

2) Tingkat kepentingan (significant), pemilihan materi harus disesuaikan dengan seberapa penting materi disampaikan dan dibuat, sasaran dalam pembuatan, tempat dan alasannya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

3) Kebermanfaatannya (utility), materi yang disampaikan harus mencakup dua segi kebermanfaatan yaitu kebermanfaatan secara akademis dan nonakademis. Akademis mencakup mengenai kebermanfaatan materi untuk meningkatkan kemampuan peserta


(42)

didik, sedangkan nonakademis materi yang kelak bermanfaat dalam menambah pengetahuan serta lifeskill.

4) Learnability, materi yang dipilih merupakan materi yang mungkin dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitannya dan sesuai dengan kebutuhan.

5) Menarik minat (interest), materi yang dipilih selayaknya merupakan materi yang dapat menarik minat dan memotivasi peserta didik untuk mempelajari materi lebih lanjut. Materi yang diberikan harus menimbulkan keingintahuan lebih lanjut sehingga muncul dorongan untuk belajar secara aktif dan mandiri.

Berdasarkan kriteria evaluasi media pembelajaran di atas, maka penelitian ini menggunakan indikator Azhar Arsyad (2011: 87-90) yang terdiri dari konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan ruang (spasi) kosong sebagai evaluasi aspek media. Kemudian untuk evaluasi aspek materi menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 33-34) yang terdiri dari shahih (valid), tingkat kepentingan (significant), kebermanfaatannya (utility), learnability dan menarik minat (interest).

2. Media Cetak Kirigami Pop Up

a. Pengertian Media Cetak Kirigami Pop Up

Media Cetak Kirigami Pop Up termasuk ke dalam media cetak. Kirigami berasal dari bahasa Jepang, Kiri yang berarti memotong atau menggunting, dan Gami berasal dari kata kami yang berarti kertas (Paat, 2006: 8). Kirigami merupakan kesenian dari


(43)

bahasa Jepang yang pengucapan kata belakangnya sama dengan kesenian origami. Perbedaannya terletak pada teknik pembuatannya, walaupun bahan pembuatannya sama yaitu menggunakan bahan dasar kertas.

Menurut Mitarwan (2011: 7) alat dan bahan pokok yang digunakan pada kirigami adalah gunting, cutter, lem dan kertas warna. Alat tambahan yang biasa dipakai adalah pensil, penggaris dan penghapus. Proses pembuatan origami melalui proses kegiatan melipat kertas, sedangkan dalam membuat kirigami harus menggabungkan dua kegiatan yaitu melipat dan memotong kertas. Pendapat menurut Hinders (2010: 1) mengenai Kirigami adalah sebagai berikut:

“Kirigami is the Japanese art of cutting paper, named from the words "kiru" (to cut) and "kami" (paper). Symmetry is a very important concept in Kirigami. Snowflakes, pentagrams, and flowers are all examples of Kirigami projects in which cuts are made to enhance the symmetry of the design”.

Kirigami mulai digunakan di Jepang sejak Era Edo (1603-1867) dan mulai popular di Indonesia sejak tahun 1990-an. Perkembangan kesenian ini digunakan untuk ornamen dekorasi rumah, pesta, kartu ucapan dan pernik-pernik menarik. Beberapa model kirigami digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa karena bentuknya menarik dan menyenangkan untuk dipelajari. Kirigami dapat dikreasikan menjadi pernak-pernik dua dimensi dan


(44)

tiga dimensi. Kirigami sangat disenangi karena menarik perhatian (Paat, 2006: 8).

Menurut Hinders (2010: 3), kirigami sudah mulai masuk ke dalam pembelajaran di sekolah-sekolah pada beberapa negara di dunia. Pada pembelajaran di Sekolah Dasar (SD), kirigami dapat membantu guru dalam mengajarkan tentang kebudayaan Jepang kepada peserta didik yang di dalamnya dapat mengembangkan keterampilan menggunting, membentuk gerakan yang indah, keterampilan visual, dan kemampuan merencanakan.

b. Jenis-jenis Kirigami

Kirigami merupakan kesenian yang berasal dari Jepang. Kirigami dalam perkembangannya memiliki beberapa jenis yang memudahkan seseorang untuk mengamatinya. Ada beberapa jenis kirigami berdasarkan proses pembuatannya (Olvista, 2011: 1) yaitu: 1) Kirigami Dua Dimensi

Bentuk dasar kirigami adalah hiasan bulat melingkar dua dimensi dari potongan simetri lipat. Potongan tersebut terdiri dari 4 lipatan, 6 lipatan atau 8 lipatan. Untuk membuat potongan 4 lipatan, kertas dilipat 2 secara simetris, lalu dilipat 2 secara simetris sekali lagi. Untuk membuat potongan 6 lipatan, kertas dilipat 2 secara simetris, lalu dilipat 3 dengan sudut lipatan yang sama dan begitu seterusnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bagi yang


(45)

sudah terbiasa dengan bentuk hiasan bulat melingkar, dapat ditingkatkan dengan bentuk melingkar persegi.

2) Kirigami Tiga Dimensi

Kirigami tiga dimensi merupakan pengembangan dari seni lipat potong kertas untuk menghasilkan hiasan dalam bentuk tiga dimensi. Pembuatannya lebih sulit dibandingkan kirigami dua dimensi karena setelah kertas dilipat dan dipotong, kertas dibentuk tiga dimensi untuk menghasilkan objek tertentu.

3) Kirigami Pop Up

Pop Up artinya muncul. Kirigami Pop Up adalah kirigami yang jika dibuka dengan sudut tertentu akan memunculkan sebuah bentuk tampilan. Kirigami Pop Up yang banyak dijual di toko buku umumnya menampilkan gambar atau tulisan. Pembuatan kirigami dapat memasukkan seni lipatan dan potong lainnya di dalamnya. Kirigami Pop Up mempunyai ciri ornamen yang lebih rumit daripada Kirigami Pop Up gambar.

4) Arsitektur Origami

Meskipun namanya arsitektur origami, seni kertas ini termasuk dalam kirigami karena melibatkan seni potong kertas. Umumnya arsitektur origami dibentuk pada wadah kertas yang terlipat 90o. Arsitektur origami melibatkan lebih banyak seni melipat. Kertas yang digunakan biasanya kertas yang lebih tebal dan kaku agar konstruksi Pop Up dapat terbuka dengan tegas.


(46)

c. Ciri-ciri Media Cetak Kirigami Pop Up

Media Cetak Kirigami Pop Up termasuk ke dalam media cetak, karena pembuatannya melalui proses percetakan dengan memperhatikan unsur visual yang meliputi huruf, warna, garis, bentuk, background, gambar, teks, dan sebagainya. Jadi ciri-ciri Media Cetak Kirigami Pop Up relevan dengan ciri-ciri media pembelajaran berbasis cetak.

Menurut Azhar Arsyad (2011: 37) menjelaskan ciri-ciri media cetak antara lain: 1) bahan yang digunakan berasal dari kertas; 2) terdapat prosedur pemakaian atau langkah-langkah dalam menggunakan; 3) terdapat penuntun belajar untuk mengarahkan peserta didik ke unit berikutnya; 4) terdapat penuntun instruktur untuk memberikan bantuan saat pembelajaran.

Pendapat Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013: 29-30) mengenai ciri-ciri media hasil teknologi cetak antara lain: 1) teks dalam media cetak dibaca secara linear sedangkan visual dibaca berdasarkan ruang; 2) menampilkan komunikasi dalam satu arah dan represif; 3) teks dan gambar ditampilkan statis; 4) pengembangan media cetak bergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi secara visual; 5) teks dan gambar berorientasi pada peserta didik; dan 6) informasi yang terkandung dalam media cetak dapat diatur ulang oleh pemakai.


(47)

Dina Indriana (2011: 63) menjelaskan ciri-ciri bahan cetak ada beberapa hal diantaranya: 1) merupakan bagian dari media visual dengan melalui proses percetakan; 2) menyajikan pesan melalui huruf dan gambar; 3) merupakan penjelas pesan atau infromasi.

Dari pemaparan di atas dapat dipertegas bahwa media cetak Kirigami Pop Up memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) media visual berbahan kertas yang melalui proses percetakan; 2) menyajikan pesan melalui huruf, gambar dan visual lainnya; 3) terdapat prosedur atau langkah-langkah dalam pemakaian yang digunakan untuk petunjuk dan bantuan dalam pembelajaran; 4) merupakan penjelas pesan atau infromasi. Ciri-ciri diatas dapat menggambarkan bahwa Media Cetak Kirigami Pop Up tepat dijadikan media dalam pembelajaran.

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak Kirigami Pop Up

Media Cetak Kirigami Pop Up merupakan media berbasis cetak. Media ini sebagai bagian media pembelajaran berbasis cetak memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan Media Cetak Kirigami Pop Up sama dengan kelebihan dan kelemahan media pembelajaran berbasis cetak.

Kelebihan media pembelajaran cetak menurut Dina Indriana (2011: 63-64) adalah dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah banyak, pesan yang akan disajikan dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan, minat, dan daya tangkap masing-masing peserta didik, dapat dipelajari kapan saja dan dimana saja.


(48)

Kelebihan media cetak menurut Azhar Arsyad (2011: 38-39) yaitu: 1) peserta didik dapat belajar sesuai dengan daya tangkap dan daya ingat masing-masing, 2) membuat peserta didik berpikir secara logis, 3) menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan baik secara verbal dan visual, 4) peserta didik akan berpartisipasi aktif, 5) materi yang ditampilkan dalam media cetak dapat diproduksi secara ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Menurut Dzuanda (2009: 1) kelebihan Kirigami Pop Up adalah: 1) memberikan visualisasi cerita lebih menarik dengan tampilannya yang memiliki dimensi, gambar dapat bergerak, bagian yang dapat berubah bentuk, memiliki tekstur seperti benda asli, serta beberapa ada yang dapat mengeluarkan bunyi, 2) dapat memberikan kejutan-kejutan ketika halamannya dibuka, 3) memancing antusias dalam membaca, d) memperkuat kesan yang ingin disampaikan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirujuk bahwa Media Cetak Kirigami Pop Up memiliki kelebihan-kelebihan antara lain: 1) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetakan memancing

antusias baca sehingga daya minat peserta didik meningkat ditambah dengan adanya gerakan pop up yang memberikan kejutan-kejutan di dalamnnya sehingga tidak monoton. Hal ini dapat memperlancar pemahaman peserta didik karena disajikan dalam dua format yaitu verbal dan visual.


(49)

2) Membuat peserta didik mengikuti urutan pikiran secara logis dan daya belajar peserta didik lebih maju sesuai dengan kecepatan masing-masing individu.

3) Meningkatkan partisipasi aktif dalam berinteraksi karena harus memberikan respon terhadap beberapa pertanyaan yang telah ada dalam buku tersebut.

4) Tidak bergantung pada hal lain seperti listrik sehingga dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.

5) Media dapat digunakan secara mandiri sehingga peran guru dapat diperluas guna memahami karakteristik peserta didik.

6) Materi yang terdapat dalam media dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Selain itu, Media Cetak Kirigami Pop Up juga memiliki kekurangan-kekurangan. Menurut Dina Indriana (2011: 64) kekurangan media cetak meliputi: proses pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama karena melalui proses percetakan, bahan cetak yang terlalu tebal terkadang membuat peserta didik cenderung malas mempelajarinya dan yang terakhir media cetak cepat rusak jika kualitas cetakan dan bahan yang digunakan kurang berkualitas.

Kekurangan media cetak menurut Azhar Arsyad (2011: 39-40) antara lain: 1) sulit menampilkan gerak dalam halaman; 2) biaya percetakan yang mahal apabila dalam pembuatannya menampilkan ilustrasi, gambar, foto, yang berwarna; 3) proses percetakan yang


(50)

memakan waktu lama; 4) pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa agar tidak membosankan; 5) kurang menekankan pada perasaan, emosi, atau sikap; 6) cepat rusak dan hilang jika tidak sering dirawat. Menurut Dzuanda (2009: 2), kekurangan Kirigami Pop Up adalah: 1) memiliki mekanik yang membuat pop up dapat bergerak; 2) waktu pengerjaannya cenderung lama; 3) menuntut ketelitian; 4) biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan buku pada umumnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirujuk bahwa Media Cetak Kirigami Pop Up memiliki kekurangan-kekurangan antara lain: 1) Membutuhkan peran guru untuk menjelaskan materi yang

terdapat dalam media untuk permulaan dalam mempelajarinya. 2) Biaya penggandaan media mahal dan pembuatannya memerlukan

waktu yang cukup lama bergantung alat dalam pembuatannya serta kerumitan informasi dalam halaman cetakan.

3) Pembagian unit-unit atau unsur-unsur yang harus ada dalam media harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membosankan dan membuat daya tarik meningkat.

4) Apabila kualitas bahan dan cetakan jelek serta kurang dirawat maka media cepat rusak, sobek ataupun hilang.

3. Pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up

Langkah-langkah pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up mengacu pada langkah-langkah pengembangan media cetak yang


(51)

dikemukakan oleh Anderson (1994: 165-167) dengan langkah sebagai berikut:

1) Menganalisis kondisi peserta didik yang menjadi sasaran pembuatan media. Analisis dilakukan dalam dua hal yaitu pada karakteristik khusus (sikap, keterampilan, pengetahuan) dan umum (ciri fisik). 2) Merencanakan materi pelajaran. Hal pertama yang perlu diperhatikan

dalam merencanakan materi pembelajaran adalah menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta menentukan dan mengkaji materi yang akan dimuat dalam media yaitu Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia.

3) Pembuatan konsep. Konsep yang dibuat dirumuskan baik dari cara dan strategi pembuatan.

4) Membuat sketsa yang dapat mempermudah peneliti dalam membuat Media Cetak Kirigami Pop Up dalam bentuk brief.

5) Merancang produk. Perancangan produk yaitu dengan memilih gambar yang akan digunakan dalam media, menentukan poin-poin materi yang akan ditampilkan pada media, memperhatikan konstruksi pop up, background dan layout agar sesuai dengan komposisi lembar kertas yang digunakan. Setelah perancangan selesai, kemudian dilakukan pemeriksaan komponen Media Cetak Kirigami Pop Up dan kelengkapannya.

6) Menggunakan master atau “work copies” atau bahan asli untuk menggandakan. Produk yang telah selesai dibuat kemudian dicetak


(52)

dalam kertas ivory 320 gram yang dijilid hardcover dengan menggunakan master atau file desain yang telah dibuat sebelumnya. Master yang dibuat digunakan untuk penggandaan sehingga mempermudah proses pembuatan.

Jadi berdasarkan pendapat di atas, pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up melalui delapan tahapan yaitu: 1) menganalisis kondisi peserta didik, 2) merencanakan materi pelajaran, 3) pembuatan konsep, 4) membuatan sketsa/brief, 5) merancang produk (memilih gambar, menentukan poin materi, memperhatikan konstruksi pop up, background dan layout dan memeriksa komponen Media Cetak Kirigami Pop Up dan kelengkapannya.), 8) menggunakan master atau

work copies” untuk menggandakan. Setelah melalui langkah-langkah

pengembangan tersebut kemudian Media Cetak Kirigami Pop Up yang dikembangkan dalam penelitian ini dikonsultasikan kepada dosen ahli materi dan ahli media yang kemudian diujikan kepada guru dan peserta didik dalam uji penggunaan media secara uji terbatas dan uji pemakaian.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Trianto, 2010: 171). Menurut Somantri (2001: 92) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari


(53)

disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmilah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS tingkat sekolah berhubungan dengan displin ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran yang ada di sekolah (Sukiman, 2012: 12).

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa IPS adalah merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia maupun lingkungannya yang merupakan penyederhanaan dari ilmu–ilmu sosial humaniora seperti sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan antropologi yang bertujuan untuk pendidikan.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang dialami oleh diri sendiri maupun orang lain (Trianto, 2010: 176). Menurut Somantri (2001: 44), tujuan pendidikan IPS pada tingkat sekolah adalah: 1) menekankan tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; 2) menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuan sosial dan 3) menekankan reflective inquiry.


(54)

Tujuan Pendidikan IPS menurut Saxe (Sapriya, 2009: 35) adalah mendidik peserta didik sebagai warga negara yang baik, yang konstruktif dan produktif yaitu yang memahami dirinya sendiri dan masyarakatnya, mampu merasa sebagai warga negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagai mana layaknya warga negara.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, IPS merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia maupun lingkungannya yang bertujuan memberikan bekal ilmu dalam bermasyarakat. IPS mengajarkan untuk peka terhadap masalah sosial yang terjadi serta mencari solusinya baik yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain atau masyarakat yang disampaikan dalam pembelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

1. Anggi Nur Cahyani (2014). “Pengembangan Modul Berbasis Pop Up Book pada Materi Alat-alat Optik untuk Peserta didik SMPLB-B

(Tunarungu) Kelas VIII”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengembangan Modul Berbasis Pop Up Book pada Materi Alat-alat Optik untuk Peserta didik SMPLB-B (Tunarungu) Kelas VIII sangat baik dan layak digunakan karena telah memenuhi elemen mutu modul sekaligus karakteristik modul yang baik. Hasil validasi ahli materi 3,33; hasil validasi ahli media 3,67; uji penggunaan media oleh guru 3,36; uji penggunaan media oleh peserta didik 3,08. Peserta didik sangat setuju


(55)

terhadap modul yang telah dikembangkan dengan hasil akhir penelitian ini dengan nilai A.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Nur Cahyani memiliki kesamaan pada penelitian yang akan dilakukan, yaitu jenis penelitiannya yang menggunakan Research and Development (RnD). Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada media yang digunakan yaitu antara Pop Up Book dan Media Cetak Kirigami Pop Up serta pada materi dalam pembelajaran, yaitu antara Materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia dan juga sasaran pembuatan media tersebut dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP kelas VII.

Melalui penelitian yang dilakukan Anggi Nur Cahyani, peneliti dapat mengetahui bahwa ternyata sudah ada pembelajaran di SMPLB yang menggunakan media pop up. Oleh karena itu, peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian pengembangan pop up namun dalam bentuk Media Cetak Kirigami Pop Up. Jika peserta didik di SMPLB mampu menerima dengan baik pembelajaran menggunakan pop up, maka asumsi peneliti pop up dapat menjadi sebuah media pembelajaran pada peserta didik SMP kelas VII.

2. Vladina Nur Widalatika. (2014). “Pengembangan Media Visual Kirigami Pop Up dengan Materi Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia untuk Pembelajaran IPS di SMP Kelas VII”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran IPS. Hasil validasi ahli materi 4,05; hasil validasi


(56)

ahli media 4,4; uji penggunaan media oleh guru 3,9; uji penggunaan media oleh peserta didik 4,34. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa media visual Kirigami Pop Up layak digunakan untuk pembelajaran IPS dengan kualitas yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Vladina Nur Widalatika memiliki kesamaan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu jenis penelitiannya yang menggunakan Research and Development (RnD) dengan mengembangkan Kirigami Pop Up. Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada media yang digunakan yaitu antara visual dan cetak serta materi dalam pembelajaran, yaitu antara Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia dengan Materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia.

Melalui penelitian yang dilakukan Vladina Nur Widaltika, peneliti dapat mengetahui bahwa pengembangan media pembelajaran Kirigami Pop Up sudah ada dalam pembelajaran IPS SMP. Peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan dalam bentuk Media Cetak Kirigami Pop Up dengan materi yang berbeda. Jika dengan materi geografi, peserta didik dapat menerima baik media ini maka jika diberikan materi yang lain pasti peserta didik juga dapat menerima dengan mudah.

C. Kerangka Pikir

Pada latar belakang telah dijelaskan bahwa ada beberapa anggapan yang menyatakan bahwa buku pelajaran yang ada cenderung tekstual terlebih dengan anggapan bahwa pelajaran IPS cenderung hafalan dengan materi yang


(57)

banyak. Ini menjadikan minat peserta didik untuk mempelajari IPS cenderung berkurang. Media merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini mulai banyak dikembangkan variasi media pembelajaran yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar lebih menarik dan efektif.

Variasi media pembelajaran berbasis cetak saat ini masih jarang dikembangkan. Cara mengefektifkan pembelajaran salah satunya dengan membuat suasana baru dalam pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik. Cara tersebut dengan memberikan variasi media pembelajaran salah satunya dengan Media Cetak Kirigami Pop Up yang hadir dengan tampilan berbeda dari media pembelajaran biasanya.

Media Cetak Kirigami Pop Up merupakan sebuah media cetak yang dilengkapi dengan tampilan gambar atau ilustrasi berbentuk pop up dan materi yang singkat namun padat dengan proses percetakan. Media ini diharapkan dapat meningkatkan daya minat membaca dan belajar, rasa ingin tahu, dan menjadikan IPS sebagai pelajaran yang menyenangkan dan menghilangkan kesan membosankan karena terlalu banyak hafalan.

Media Cetak Kirigami Pop Up dalam pembelajaran IPS yang dikembangkan harus memenuhi kriteria yang baik dalam pembuatannya. Kriteria yang harus dipenuhi yaitu yang mencakup materi dan media yang baik. Kriteria media yang baik mencakup konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan ruang (spasi) kosong. Kriteria materi yang baik


(58)

mencakup sahih atau valid, tingkat kepentingan, kebermanfaatannya, learnability, dan menarik minat.

Media Cetak Kirigami Pop Up divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Setelah divalidasi terdapat revisi yang akan digunakan untuk menyempurnakan produk. Produk kemudian direvisi dan dilakukan uji coba penggunaan media peserta didik dan validasi oleh guru. Uji coba penggunaan media oleh peserta didik dilakukan sebanyak dua kali yaitu uji coba terbatas dan uji coba pemakaian. Subjek dalam uji coba terbatas adalah enam orang peserta didik SMP Negeri 3 Berbah. Subjek dalam uji coba pemakaian yaitu peserta didik yang terdapat dalam satu kelas. Hasil dari uji coba penggunaan media oleh peserta didik dalam uji coba terbatas dan uji coba pemakaian, dihasilkan media cetak Kirigami Pop Up. Kerangka pikir dalam penelitian pengembangan ini dapat dijelaskan dalam gambar atau bagan berikut ini:


(59)

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pikir

1. Masih banyaknya peserta didik yang mengganggap bahwa pelajaran IPS cenderung hafalan dengan materi yang banyak.

2. Belum banyak dikembangkannya variasi media pembelajaran berbasis cetak yang lebih inovatif.

3. Belum banyaknya media pembelajaran IPS dalam bentuk Media Cetak Kirigami Pop Up.

Perlu adanya pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up

Pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up untuk pembelajaran IPS

Validasi ahli materi

Validasi ahli media

Validasi guru dan uji coba terbatas

Uji coba pemakaian

Produksi terbatas Media Cetak Kirigami Pop Up Revisi I

Revisi

Validasi dan uji penggunaan Media Cetak Kirigami Pop Up oleh guru dan peserta didik

Validasi Media Cetak Kirigami Pop Up untuk pembelajaran IPS


(60)

D. Pertanyaan Penelitian

Menurut rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka pertanyaan penelitian yang diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan Media Cetak Kirigami Pop Up sebagai media

pembelajaran IPS SMP kelas VII?

2. Bagaimana kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi ahli materi?

3. Bagaimana kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi ahli maedia?

4. Bagaimana kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi guru?

5. Bagaimana kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up yang dikembangkan berdasarkan tanggapan hasil penggunaan media oleh peserta didik?


(61)

47

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development. Menurut Sugiyono (2012: 297) metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2006: 164) mendefinisikan penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada model pengembangan Sugiyono. Model dalam penelitian pengembangan ini adalah model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif dan menggariskan pada langkah-langkah pengembangan. Penelitian ini mengembangkan produk Media Cetak Kirigami Pop Up dengan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia. Kelayakan produk yang dikembangkan dilakukan oleh ahli media, ahli materi, guru melalui validasi serta penggunaan peserta didik melalui angket/kuisioner.

B. Prosedur Pengembangan

Ada beberapa prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Salah satunya adalah prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 409). Prosedur penelitian pengembangan


(62)

menurut Sugiyono yang telah disesuaikan oleh kebutuhan peneliti dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Prosedur Pengembangan (Sugiyono, 2012: 298-300)

Penjelasan masing-masing langkah pada bagan diatas sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini berlandaskan adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini harus disajikan dengan data yang jelas. Terkait dengan hal di atas, penelitian ini berangkat dari beberapa masalah yang ada dalam pembelajaran IPS yaitu masih kurangnya variasi media pembelajaran berbasis cetak yang dapat meningkatkan minat peserta didik untuk belajar sedangkan banyak cara dalam mengolahnya. Masalah ini bersumber dari hasil obeservasi pada forum MGMP IPS Bantul dan

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain

Produk Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba

Produk Revisi

Produk Uji Coba

Pemakaian

Revisi Produk

Produk Masal


(63)

potensi didapat dari analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sedang berlangsung kembali.

2. Pengumpulan data.

Setelah potensi dan masalah maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai data yang dapat digunakan sebagai bahan perancangan produk untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini akan mengumpulkan data yang berkaitan dengan fasilitas yang menunjang media yang akan dibuat, pemilihan materi, mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), merumuskan tujuan dan indikator pembelajaran, merumuskan evaluasi terkait materi dalam media yang akan dibuat serta menganggarkan waktu dan biaya yang diperlukan dalam pembuatan.

3. Desain Produk

Desain produk disusun sesuai rancangan yang akan dibuat. Misalnya dirancang produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, murah, bermanfaat ganda, meningkatkan produktivitas, efisien, efektif, serta nyaman. Desain produk yang dimunculkan harus dalam gambar atau bagan yang dilengkapi penjelasan mengenai bahan yang digunakan, ukuran dan toleransinya, alat serta prosedur kerjanya.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk layak digunakan atau tidak. Validasi dilakukan oleh


(64)

ahli yang sesuai dengan bidangnya saat desain produk awal jadi. Penilaian awal akan dilakukan oleh ahli media dan ahli materi.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi oleh ahli media dan ahli materi maka diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut nantinya diperbaiki. 6. Uji Coba Produk

Desain produk yang telah dibuat dan sampai pada tahap validasi maka siap untuk diuji coba. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang telah dibuat. Uji coba produk dilakukan dengan uji coba terbatas pada enam peserta didik SMP kelas VII.

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah ditemukan kekurangan dalam uji coba terbatas dan validasi guru yang telah dilakukan. Kelemahan yang nantinya mucul berdasarkan penilaian guru dan tanggapan peserta didik kemudian diperbaiki.

8. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dilakukan setelah pengujian terhadap produk berhasil dan revisi produk selesai. Uji coba pemakaian dilakukan kepada 26 peserta didik SMP kelas VII.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian nyata di lingkup kelas terdapat kekurangan atau kelemahan. Revisi produk dibuat


(65)

dengan pertimbangan dan masukan yang terkumpul pada hasil uji coba pemakaian.

10. Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal setelah terbukti efektif dalam beberapa kali pengujian. Produk dalam pengembangan ini diproduksi secara terbatas demi kepentingan Tugas Akhir Skripsi, namun jika dapat diterapkan pada setaip lembaga pendidikan maka produk dapat diproduksi secara masal.

C. Penilaian Produk

1. Desain Validasi dan Uji Penggunaan Media

Desain validasi dan uji penggunaan media dalam penilitian ini melalui tahapan penilaian yang dilakukan oleh 1 orang ahli materi dan 1 orang ahli media. Setelah produk direvisi, kemudian dilakukan validasi guru dan uji penggunaan media oleh peserta didik. Uji penggunaan media dilakukan sebanyak dua kali yaitu uji coba terbatas dan uji coba pemakaian. Subjek uji coba terbatas dalam penelitian ini yaitu 6 peserta didik kelas VII A SMP N 3 Berbah. Hasil dari uji coba terbatas direvisi, kemudian hasil revisi tersebut digunakan dalam uji coba pemakaian. Uji coba pemakaian dilakukan kepada 26 peserta didik kelas VII A SMP N 3 Berbah. Berdasarkan hasil uji coba pemakaian kemudian produk direvisi dan menghasilkan produk akhir Media Cetak Kirigami Pop Up dengan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia.


(66)

2. Validator dan Subjek Uji Coba

Validator dalam penelitian ini adalah dosen sebagai ahli materi dan ahli media serta guru mata pelajaran IPS. Ahli materi menilai produk dari kualitas dan aspek isi materi. Ahli media menilai produk dari segi tampilan dan kelayakan. Sedangkan guru mata pelajaran IPS sebagai validator untuk memvalidasi media pembelajaran yang dikembangkan dilihat dari aspek materi dan aspek media.

Subjek uji coba penggunaan adalah peserta didik SMP N 3 Berbah yang dipilih secara acak karena kemampuan rata-rata peserta didik semua sama yang dibagi menjadi dua yaitu enam orang peserta didik untuk uji coba terbatas dan 26 peserta didik untuk uji coba pemakaian. SMP N 3 Berbah dijadikan tempat uji coba penelitian karena belum banyak variasi pengembangan media pembelajaran berbasis cetak berupa Media Cetak Kirigami Pop Up.

3. Waktu Uji Coba

Validasi ahli materi dilakukan selama bulan Juni sampai Juli 2015 kemudian dilanjutkan dengan validasi ahli materi selama bulan September sampai Oktober 2015 di Universitas Negeri Yogyakarta. Dilanjutkan dengan uji validasi oleh guru mata pelajaran IPS, uji coba terbatas dan uji coba pemakaian kepada peserta didik kelas VII SMP N 3 Berbah pada pertengahan bulan Oktober 2015.


(67)

D. Jenis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari dua macam data yaitu:

a. Data mengenai proses pengembangan Media Cetak Kirigami Pop Up dengan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia dalam pembelajaran IPS untuk SMP kelas VII sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, termasuk masukan dari dosen ahli materi, dosen ahli media, guru mata pelajaran IPS dan tanggapan dari peserta didik.

b. Data tentang kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up dengan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia sebagai media pembelajaran terdiri dari:

1) Data kualitatif berupa skor penilaian pada tiap kriteria penelitian yang dijabarkan menjadi lima yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK).

2) Data kuantitatif berupa pengkonversian skor penilaian, Sangat Baik (SB)= 5, Baik (B)= 4, Cukup (C)= 3, Kurang (K)= 2, dan Sangat Kurang (SK)= 1.

E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Bentuk Instrumen

a) Penyusunan instrumen

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu dalam pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian pengembangan ini berupa lembar penilaian kelayakan Media Cetak Kirigami Pop Up


(68)

dengan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia untuk validator yang terdiri dari ahli materi, ahli media, guru mata pelajaran IPS serta lembar uji penggunaan media oleh peserta didik. Lembar tersebut digunakan untuk menilai produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini, untuk mengetahui penilaian tentang kebenaran materi, rancangan media yang dibuat dan kesesuaiannya terhadap pembelajaran di sekolah serta tanggapan dari peserta didik.

Instrumen penilaian untuk ahli materi dikembangkan sesuai dengan kriteria penyusunan media cetak yang baik menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 33-34). Instrumen penilaian untuk ahli media dikembangkan sesuai dengan kriteria penyusunan unsur-unsur media cetak dalam pembelajaran yang baik menurut Azhar Arsyad (2011: 87-90). Instrumen penelitian berupa lembar uji penggunaan media oleh guru dan peserta didik dikembangkan dengan memadukan kriteria menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 33-34) dan Azhar Arsyad (2011: 87-90). Kisi-kisi instrumen penilaian Media Cetak Kirigami Pop Up dengan materi Perkembangan Kebudayaan Pengaruh Islam di Indonesia untuk ahli materi dan ahli media disajikan dalam tabel berikut ini:


(69)

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi

No Aspek yang

dinilai Indikator penilaian Nomor instrumen Jumlah butir 1. Sahih Kebenaran materi

dengan kurikulum 1,2, 3, 5

Keaktualan materi 4, 5,

2. Tingkat

kepentingan

Tingkat

kepentingan 6, 7,8, 9, 4

3.

Kebermanfaatan Akademis 10, 11, 5

Non akademis 12, 13, 14, 4.

Learnability Kemungkinan

dipelajari 15, 16, 2

5.

Menarik minat Minat belajar

17, 18, 19,20, 21,

22, 23, 9

Motivasi 24, 25

Jumlah 25

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No Aspek yang

dinilai Indikator penilaian Nomor instrumen Jumlah butir a. Konsistensi Konsistensi penggunaan cetakan dan ukuran huruf 1, 2, 2 b. Format

Penulisan 3, 4, 7

Tata letak 5, 6, 7,

Bahasa 8, 9,

c. Organisasi Pengorganisasian

isi media dengan teks

10, 11, 12,

3

d.

Daya tarik Tampilan isi

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 7 e. Ukuran Huruf Kesesuaian bentuk dan ukuran huruf

20, 21, 22,

3

f. Ruang (spasi) Kosong Penggunaan ruang (spasi) kosong 23, 24, 2


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Gambar 12. Guru membuka pembelajaran. Gambar 13. Guru memperkenalkan Media Cetak Kirigami Pop Up.

Gambar 14. Peserta didik sedang menggunakan Media Cetak Kirigami Pop Up.

Gambar 15. Peserta didik sedang menggunakan Media Cetak Kirigami Pop Up.

Gambar 16. Suasana kelas saat penggunaan Media Cetak Kirigami Pop Up.

Gambar 17. Peserta didik mengisi lembar angket/ kuisioner.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA MATERI SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS TERPADU Pengembangan Bahan Ajar Pada Materi Sebaran Barang Tambang Di Indonesia Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas VII SMP.

0 2 11

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA MATERI SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS TERPADU Pengembangan Bahan Ajar Pada Materi Sebaran Barang Tambang Di Indonesia Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas VII SMP.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengembangan Bahan Ajar Pada Materi Sebaran Barang Tambang Di Indonesia Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas VII SMP.

0 3 5

PENGEMBANGAN MEDIA MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIAMENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK VIDEOSCRIBE PADA MATA Pengembangan Media Materi Keadaan Alam Di Indonesia Menggunakan Perangkat Lunak Videoscribe Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii.

0 2 10

BAB 1PENDAHULUAN Pengembangan Media Materi Keadaan Alam Di Indonesia Menggunakan Perangkat Lunak Videoscribe Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii.

0 3 5

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 2 AMPEL.

0 3 12

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 2 AMPEL.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 2 AMPEL.

0 3 6

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VIDEO MATERI KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VIDEO MATERI KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII.

0 2 9

PENGEMBANGAN MATERI KEBENCANAAN PADA BAHAN AJAR SMP KELAS VII MATA PELAJARAN IPS PADA KONSEP Pengembangan Materi Kebencanaan Pada Bahan Ajar SMP Kelas VII Mata Pelajaran IPSPada Konsep Keruangan Dan Konektifitas.

0 4 10