demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar akuntansi dapat diprediksi dari presepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru.
Analisis deskripsi data menunjukkan bahwa presepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru adalah tinggi yaitu sebanyak 23
siswa 33,82. Dengan demikian apabila variasi gaya mengajar guru ditingkatkan atau diberikan variasi gaya mengajar dalam proses belajar
mengajar sesuai situasi dan kondisi lingkungan pembelajar maka pada gilirannya prestasi belajar akuntansi juga akan meningkat. Maka
variasi gaya mengajar guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya pencapaian prestasi belajar akuntansi yang optimal.
Variasi gaya mengajar guru seperti misalnya penggunaan variasi suara saat mengajar, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan
kontak pandang, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru di dalam kelas saat mengajar bila sudah dilakukan oleh seorang
guru maka dapat mengurangi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa tersebut mempunyai peluang yang besar
untuk memperoleh prestasi belajar akuntansi yang tinggi.
2. Hubungan antara
Disiplin Siswa
dengan Prestasi
Belajar Akuntansi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang mengatakan bahwa ada hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi
belajar akuntansi diterima, berarti dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi. Artinya semakin
tinggi disiplin siswa maka semakin tinggi prestasi belajar akuntansi. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis statistik nonparametrik
koefisien korelasi Spearman, diketahui r
hitung
sebesar 0,604 termasuk dalam kategori korelasi tinggi yaitu pada range 0,60-0,799 Sugiyono,
2007:250, r
hitung
yaitu 0,604 lebih besar dari r
tabel
yaitu 0,239 Ghozali, 2005:291 sehingga hipotesis tersebut diterima. Hasil uji signifikansi
dengan uji t menunjukkan bahwa t
hitung
yaitu 6,157 lebih besar dari t
tabel
yaitu 1,997 Ghozali, 2005:291 atau bila dilihat dari angka
probabilitasnya maka
0,0000,05, sehingga
hipotesis tersebut
signifikan. Disiplin siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar akuntansi. Jika disiplin siswa tinggi maka akan tinggi pula prestasi belajar akuntansi. Signifikan menunjukkan bahwa
hasil kesimpulan berlaku pada populasi. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar akuntansi dapat diprediksi dari disiplin
siswa. Analisis deskripsi data menunjukkan bahwa disiplin siswa
adalah tinggi yaitu sebanyak 23 siswa 33,82. Disiplin dalam hal ini adalah disiplin dalam hal penggunaan waktu belajar, disiplin dalam
mengerjakan tugas-tugas, disiplin dalam melaksanakan jadwal belajar dan disiplin dalam hal melaksanakan peraturan sekolah yang berlaku.
Apabila berbagai macam disiplin tersebut ditingkatkan maka pada akhirnya prestasi belajar akuntansi juga akan meningkat. Disiplin
siswa merupakan salah satu faktor yang penting dalam pencapaian prestasi belajar akuntansi yang optimal.
3. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang mengatakan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan
prestasi belajar akuntansi diterima, berarti dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar
akuntansi. Artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa maka akan semakin tinggi prestasi belajar akuntansi. Pernyataan ini berdasarkan
hasil analisis statistik nonparametrik koefisien korelasi Spearman, diketahui r
hitung
sebesar 0,524 termasuk dalam kategori korelasi sedang yaitu pada range 0,40-0,599 Sugiyono, 2007:250, r
hitung
yaitu 0,524 lebih besar dari r
tabel
yaitu 0,239 Ghozali, 2005:291 sehingga hipotesis tersebut diterima. Hasil uji signifikansi dengan uji t
menunjukkan bahwa t
hitung
yaitu 4,998 lebih besar dari t
tabel
yaitu 1,997 Ghozali, 2005:291 atau bila dilihat dari angka probabilitasnya maka
0,0000,05, sehingga hipotesis tersebut signifikan. Motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi. Jika motivasi belajar siswa tinggi maka akan tinggi pula prestasi belajar akuntansi.
Signifikan menunjukkan bahwa hasil kesimpulan berlaku pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
populasi. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar akuntansi dapat diprediksi dari motivasi belajar siswa.
Analisis deskripsi data menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa adalah sangat tinggi yaitu sebanyak 53 siswa 77,94. Dengan
demikian apabila motivasi belajar siswa dalam hal ini adalah kemampuan untuk mengikuti pelajaran, kerelaan menyediakan waktu
untuk belajar, ketekunan siswa dalam belajar, dan keinginan menguasai materi ditingkatkan pada akhirnya prestasi belajar akuntansi
juga akan lebih meningkat. Maka motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya pencapaian prestasi belajar
akuntansi yang optimal. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar di sekolah
seorang guru perlu memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Siswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggi terhadap pelajaran yang diterimanya tentu akan sungguh- sungguh menekuni pelajaran tersebut. Tingginya motivasi belajar
siswa dapat dilihat dari tingginya kegiatan belajar siswa dan ketekunan siswa dalam segala hal. Meningkatnya motivasi siswa terhadap
pelajaran, khususnya pelajaran akuntansi akan mempermudah siswa dalam
menguasi materi
dan selanjutnya
hal tersebut
dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi.