| 28 Gambar. 3.10. Laporan RTRW rtrw

Bab III | 29 Berdasarkan kondisi fisik Kota Banda Aceh, prinsip dasar dalam penyusunan Rencana drainase Kota Banda Aceh adalah : a. Pembagian sistem yang jelas dan keseragaman penamaan sistem, saluran dan bangunan-bangunan drainase lainnya nomenklatur b. Sungai-sungai besar sebagai saluran primer menggunakan alur pematusan alami, sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola tata ruang dan jaringan jalan c. Perhitungan debit aliran didasarkan pada rencana penggunaan lahan di masa yang akan datang d. Perlu ditetapkan batasan tinggi genangan yang dapat diterima dalam perencanaan, baik untuk pemukiman, jalan, area industribisnis maupun area yang penting lainnya. Hal ini sangat penting mengingat bahwa penanganan drainase sangat sulit untuk membebaskan area dari genangan sehingga harus ada batasan tinggi genangan yang masih bisa ditolerir. e. Air hujan secepatnya dialirkan badan air terdekat untuk memperpendek panjang saluran f. Saluran maupun infrastruktur drinase lainnya direncanakan secara ekonomis dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaannya g. Flood Canal di bagian selatan Kota Banda Aceh digunakan untuk membagi debit volume banjir dan melindungi Kota Banda Aceh dari meluapnya debit banjir dari lahan yang lebih tinggi . h. Saluran drainase perkotaan harus difungsikan sebagai saluran kolektor dan long storage i. Optimalisasi dan normalisasi sungai yang ada untuk meningkatkan daya tampung dan kemampuan alirnya. j. Membangun retarding basin dan retarding pond yang dilengkapi dengan pompa air untuk mengurangi debit limpasan yang langsung mengalir ke sungaisaluran. k. Meningkatkan peresapan air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi volume limpasan permukaan. l. Dalam sistem drainase yang merupakan kombinasi dari saluran drainase, retarding pond dan retarding basin, tidak hanya besarnya debit yang dihitung tetapi juga volume air yang dapat dialirkan Bab III | 30 dipompa dan yang harus ditahan storage. Sehingga dalam analisa tidak cukup hanya dihitung debit banjir puncak tetapi juga waktu konsentrasi atau dengan kata lain perlu dihitung hidrograf banjir rencana. m. Perlunya tinjauan aspek kelembagaan dalam operasional dan pemeliharaan. Sedangkan kriteria perencanaan dalam pengembangan sistem drainase adalah sebagai berikut : a. Hujan dengan ketentuan sebagai berikut :  Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuwensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun  Analisa frekuensi terhadap curah hujan menggunakan metode probabilitas distribusi normal, distribusi log normal, Pearson Type III, Log Pearson Type III dan Gumbel. Perhitungan didasarkan pada ketentuan standar kala ulang yang disepakati  Pengecekan data hujan menggunakan metoda ekurva masa ganda, Chi Square atau Smirnov-Kolmogorov b. Debit Banjir di hitung dengan ketentuan sebagai berikut :  Debit Banjir rencana dihitung dengan metode Rational  Koefisien run off dihitung berdasarkan jenis tata guna lahan daerah aliran  Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu pengaliran permukaan dan waktu drainase c. Perhitungan hidrolika untuk perencanaan saluran drainase :  Kapasitas saluran dihitung dengan Persamaan Manning atau persamaan lain yang sesuai  Saluran drainase yang terpengaruh aliran balik blackwater perlu memperhitungkan pengaruh aliran balik tersebut yang dapat dihitung dengan Direct Step Method  Kecepatan maksimum saluran tanah 0,7 mdt, saluran pasangan batu kali 2 mdt dan saluran beton 3 mdt atau sesuai dengan aturan lain yang berlaku dan kondisi di lapangan.