| 16 3.2.1.4. Sistem Perangkutan Laut Laporan RTRW rtrw

Bab III | 17 Sedangkan fasilitas penunjangnya terdiri dari kawasan perkantoran, fasilitas air bersih, listrik dan telekomunikasi fasilitas umum lainnya.  Jalur Pelayaran Pelabuhan ini diperuntukkan terutama untuk kapal-kapal penumpang dari dan ke Pelabuhan Sabang, Medan dan provinsi lainnya. Di samping itu juga sebagai pengumpan ke dan dari daerah sekitar Kota Banda Aceh.

3.2.2. RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang telah dilakukan sebelumnya, dirumuskan kebutuhan sistem kelistrikan di Kota Banda Aceh sampai tahun 2029. Perhitungan kebutuhan listrik ini masih bersifat agregat dalam lingkup kota. Perhitungan tidak dilakukan dalam lingkup kecamatan karena wilayah pelayanan jaringan listrik tidak selalu mengikuti areal administrasi. Adapun kebutuhan listrik di Kota Banda Aceh diperlihatkan pada Tabel. 3.4. berikut ini. Tabel. 3.4. PROYEKSI KEBUTUHAN LISTRIK KOTA BANDA ACEH TAHUN 2009 - 2029 No. URAIAN STANDAR PENDUDUK PENDUKUNG KEBUTUHAN TAHUN 2009 2014 2019 2024 2029 1 Jumlah Penduduk Jiwa 274.805 337.805 380.334 428.218 482.131 2 Kebutuhan Listrik Rumah Tangga Watt 900 WattKK 49.464.817 60.804.825 68.460.146 77.079.272 86.783.546 3 Kebutuhan Listrik Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Watt 25 kebutuhan RT KK 12.366.204 15.201.206 17.115.037 19.269.818 21.695.886 4 Kebutuhan Listrik Penerangan Jalan Watt 15 kebutuhan RT KK 7.419.723 9.120.724 10.269.022 11.561.891 13.017.532 KEBUTUHAN TOTAL Watt 69.250.744 85.126.754 95.844.205 107.910.981 121.496.964 Mega Watt 69,25 85,13 95,84 107,91 121,50 Sumber: Hasil Analisis Dari hasil perhitungan, pada tahun 2009 kebutuhan listrik rumah tangga di Kota Banda Aceh sekitar 49,46 MW. Angka ini bertambah hampir dua kali lipat menjadi 86,78 MW pada tahun 2029. Kebutuhan listrik untuk fasilitas umum dan sosial di Kota Banda Aceh pada tahun 2009 sebesar 12,37 MW, Bab III | 18 sedangkan tahun 2029 meningkat menjadi 21,69 MW. Sementara itu untuk penerangan jalan kebutuhan listrik yang diperlukan sekitar 13MW pada tahun 2029. Untuk mengantisipasi kekurang pasokan daya listrik, dalam jangka pendek PLN sedang membangun kembali Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Krueng Peusangan di Kabupaten Aceh Tengah. Dana pembangunan ini dibantu oleh JIBC dari Jepang dengan dianggarkan sebesar US 275 juta, yang diperkirakan itu bisa selesai sekitar 2010-2011 mendatang dengan sumber energi listrik yang mencapai 84 Mega Watt MW. Sedangkan untuk jangka menengah PLN berencana mempercepatan pembangunan proyek pembangkit 10.000 MW yang salah-satunya berada di Aceh, yakni PLTU Nagan Raya. PLTU ini diusahakan dapat terealisasi hingga tahun 2012. Pembangkit listrik yang dibangun tersebut nantinya akan terinterkoneksi mulai dari Banda Aceh sampai ke Lampung. Jadi dimanapun pembangkit itu dibangun, sebenarnya itu untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh Sumatera.

3.2.3. RENCANA SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Kebutuhan terhadap sistem jaringan telepon juga didasarkan pada hasil proyeksi penduduk yang telah dilakukan sebelumnya. Perhitungan kebutuhan jaringan telepon ini juga dilakukan secara agregat dalam skala kota. Rencana pengembangan pelayanan sambungan telepon adalah 1 SST Satuan Sambungan Telepon per-25 penduduk, untuk fasilitas umum adalah 3 dari kebutuhan Rumah Tangga, sedangkan jaringan telepon umum adalah 1 per- 2.500 penduduk. Lebih jelasnya kebutuhan telepon di Kota Banda Aceh hingga tahun 2029 dapat dilihat pada Tabel. 3.5. Selain jaringan telepon kabel, peningkatan yang sangat besar terhadap penggunaan telepon selular berpengaruh terhadap berdirinya menara telekomunikasi Base Transceiver Station BTS. Pertumbuhan BTS ini bagaikan cendawan di musim hujan dan semakin mengganggu keindahan kota. Untuk itu harus ada pengaturan mengenai pendirian BTS.