Bab IV | 15
ruang ruang yang berkembang sebagai dampak pengembangan fasilitas pelayanan umum yang meliputi fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan,
fasilitas peribadatan, fasilitas transportasi. Kawasan pelayanan umum yang dikembangkan di Kota Banda Aceh lokasinya tersebar di seluruh bagian
wilayah kota. Sampai dengan akhir tahun perencanaan, kebutuhan luas lahan untuk
pengembangan kawasan pelayanan umum adalah 275,04 Ha.
4.2.8. KAWASAN PELABUHAN
Tujuan pengembangan kawasan pelabuhan di Kota Banda Aceh adalah untuk menyediakan ruang bagi pengembangan kegiatan pelabuhan dan kegiatan
kegiatan lain yang berkembang sebagai akibat daripada perkembangan kegiatan pelabuhan. Jenis pelabuhan yang akan dikembangkan di Kota
Banda Aceh meliputi pelabuhan umum untuk penumpang di Ulee Lheue yang melayani pelayaran penumpang regional, nasional dan internasional . Sampai
dengan akhir
tahun perencanaan,
kebutuhan luas
lahan untuk
pengembangan kawasan pelabuhan adalah 14,49 Ha. Selain itu juga dikembangkan Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan TPI
nelayan tradisional diarahkan pada kawasan Ulee Lheue, Lampulo dan Alue Naga.
4.2.9. KAWASAN SENTRA INDUSTRI
Industri di Kota Banda Aceh tidak dikembangkan secara khusus sebagai kawasan industri. Kegiatan industri yang akan dikembangkan adalah kegiatan
sentra industry berupa industri rumah tangga skala kecil yang terintegrasi dengan perumahan penduduk. Kriteria sentra industri yang dapat
dikembangkan adalah : tidak merupakan industri polutif,
membutuhkan lahan 100 – 500 m2 dan investasi 10 juta – 200 juta rupiah,
menggunakan tenaga kerja 10 orang dan
Bab IV | 16
Sentra industri yang akan dikembangkan di Kota Banda Aceh meliputi : a. sentra home industri kerajinan batik aceh di Gampong Lamdingin
b. sentra home industri kerajinan makanan tradisional tersebar di seluruh bagian wilayah Kota Banda Aceh
Pemanfaatan ruang untuk sentra industri pada kawasan perumahan, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Sedangkan industri pengolahan produk perikanan dikembangkan terpadu didalam kawasan perikanan di Lampulo.
4.2.10. RUANG TERBUKA NON HIJAU RTNH
Ruang terbuka non hijau adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun
yang berupa badan air. Ruang terbuka non hijau yang dikembangkan di Kota Banda Aceh meliputi ruang terbuka yang diperkeras paved berupa ruang
terbuka publik berbentuk plasa, ruang pejalan kaki yang diperkeras berbentuk linier di sepanjang jalan, ruang ruang parkir yang diperkeras, lapangan olah
raga yang diperkeras maupun ruang terbuka biru RTB yang berupa permukaan sungai, tambak, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai
genangan retensi. Rencana pengembangan ruang terbuka non hijau di Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut:
a. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau berupa perkerasan yang berbentuk koridor sebagai ruang pajalan kaki akan dikembangkan di
sepanjang jalur jalan arteri dan jalan kolektor serta pada kawasan- kawasan yang diidentifikasi akan menimbukan bangkitan pergerakan
pejalan kaki. b. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai ruang terbuka
publik berbentuk plaza akan dikembangkan di kawasan Pusat Kota Baru di Batoh yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan perdagangan
dan jasa.