| 5 B. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya | 6 C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota

Bab II | 6 C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota 1 Pengembangan dan peningkatan fungsi kota dalam pengembang- an perekonomian kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan regional; Strategi : a. Mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi berdasarkan prospek pengembangan dan daya dukung lahan serta sektor ekonomi unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah kota; b. Menciptakan iklim investasi yang kondusif; c. Mengelola dampak negatif kegiatan perkotaan agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan; d. Mengintensifkan promosi peluang investasi; e. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi kota. 2 Pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah; Strategi : a. Melestarikan situs warisan budaya Aceh. b. Pemetaan, penataan dan revitalisasi kawasan-kawasan wisata budaya dan spritual yang merupakan peninggalan budaya heritage Aceh. c. Mendorong pengembangan kawasan wisata dan sejarah; d. Mengembangkan kegiatan pariwisata budaya dan sejarah. 3 Pengembangan kawasan baru yang didorong perkembangannya dimasa mendatang. Strategi : a. Menetapkan kawasan-kawasan yang akan didorong perkembangannya di bagian selatan kota; b. Mengembangkan kawasan pengembangan baru berdasarkan prospek pengembangan dan daya dukung lahan serta kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah kota; Bab II | 7 c. Mengembangkan dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan Pusat Kota Lama dengan kawasan baru; d. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat; Bab III | 1 Dalam Sistem Perkotaan Nasional, Kota Banda Aceh ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW sebagaimana yang dikemukakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, yang disusun berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007. Namun seiring dengan isu penataan ruang yang mendasari perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Banda Aceh 20 tahun ke depan, maka hirarki Kota Banda Aceh diusulkan untuk dipromosikan dan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKNp. Penetapan Kota Banda Aceh sebagai PKNp ini juga sejalan dengan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang serta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Aceh Tahun 2009- 2029. Beberapa faktor yang mendasari penetapan sebagai PKNp tersebut adalah : a. Kota Banda Aceh sebagai Ibukota Provinsi Aceh; b. Kota Banda Aceh sebagai pintu gerbang provinsi dari segi transportasi laut dan udara; c. Fungsi Kota Banda Aceh sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan pendidikan dan kesehatan, pusat keagamaan; d. Dukungan nilai historis yang terdapat di Kota Banda Aceh untuk pengembangan kegiatan pariwisata.

3.1. RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN

Rencana sistem pusat pelayanan dimaksudkan untuk memperjelas hirarki kota sesuai dengan struktur kota yang ditetapkan sehingga diperoleh suatu