Bab V | 3 4. Kawasan Water Front City
Pengembangan water front city ini disamping berfungsi sebagai pelestarian lingkungan sungai, juga dapat menciptakan keindahan kota
dengan mengarahkan bangunan-bangunan untuk menghadap dan memanfaatkan lingkungan sungai sebagai daya tarik kawasannya, dengan
didukung oleh jaringan jalan, pedestrian dan ruang terbuka hijau yang membatasi aktivitas bangunan dengan lingkungan sungai.
Kawasan water front city memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi, khususnya pada kawasan sepanjang Krueng Aceh mulai dari muara
Gampong Pande hingga ke Indrapuri merupakan lintasan sejarah transportasi sungai pada zaman Kerajaan Aceh tempo dulu.
Dengan konsep water front city ini kualitas lingkungan akan terpelihara dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, serta kawasan-kawasan
yang berada di sepanjang daerah aliran sungai menjadi tertata, indah dan teratur, sehingga akan menjadi daya tarik bagi Kota Banda Aceh untuk
menarik wisatawan dan investasi di bidang pariwisata, komersial dan sebagainya.
5. Kawasan Perikanan Samudera
Kawasan Perikanan Samudera yaitu merupakan kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara, merupakan jenjang pelabuhan perikanan tertinggi.
Kawasan ini terletak di Lampulo, memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, sebagai penggerak perekonomian Kota Banda Aceh dan memiliki potensi
ekspor.
6. Kawasan Heritage Gampong Pande, Peunayong dan Neusu
Kawasan Gampong Pande merupakan tempat awal Kerajaan Aceh. Oleh karena itu perlu dilindungi dan dilestarikan karena mempunyai nilai
sejarah. Perlindungan dan pelestarian kawasan ini merupakan potensi untuk mendukung Kota Banda Aceh sebagai Kota Wisata Islami.
Kawasan Peunayong merupakan kawasan yang dikembangkan untuk melestarikan nilai sejarah sebagai kawasan etnis cina china town,
sedangkan kawasan Neusu khususnya di asrama dan komplek
Bab V | 4
perumahan TNI tetap dilestarikan sebagai bagian dari peninggalan bersejarah heritage.
7. Kawasan Wisata Tsunami Museum Tsunami, PLTD Apung di Punge Blang Cut, kuburan massal korban tsunami di Ulee Lheue dan Mesjid
Baitul Rahim di Ulee Lheue.
Kawasan ini perlu dilestarikan dan dilindungi, sebagai bukti bahwa Kota Banda Aceh pernah terkena bencana tsunami, sekaligus juga sebagai
kawasan Wisata Tsunami.
8. Kawasan Simpang Tujuh Ulee Kareng
Kawasan ini mempunyai tingkat pertumbuhan fisik yang sangat tinggi dan cenderung terjadinya kesemrawutan. Hal ini dapat diduga, karena
merupakan pusat orientasi dari tujuh wilayah simpang tujuh. Oleh karena itu perkembangan kawasan ini perlu dikendalikan agak ketat, untuk
mencegah atau mengurangi tingkat kesemrawutan yang berlebihan. Selain dari itu berdasarkan kondisi existing yang ada kawasan ini sangat
baik untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata kuliner khususnya warung kopi.
Kawasan strategis ini pada dasarnya merupakan program Nasional yang bersifat strategis untuk dikembangkan di suatu daerah yang bertujuan untuk
memacu pertumbuhan ekonomi daerah tersebut sesuai dengan potensi strategis yang dimilikinya.
Untuk menindaklanjuti rencana pengembangan dan pembangunan kawasan strategis tersebut dimasa mendatang dan memudahkan dalam pengalokasian
dana pembangunannya, oleh karenanya perlu dilakukan tahapan prioritas penanganannya.
Prioritas penanganan tersebut tidak bersifat kaku dari dana pembangunan yang dialokasikan oleh pemerintah, karena tidak tertutup bagi investor yang
ingin menanamkan modalnya atau lembaga donor yang tertarik untuk mengembangkan kawasan strategis tersebut sesuai dengan salah satu
prioritas yang telah ditetapkan.