Bab VII | 37
kawasan yang dimohon bagi pengembangan aktivitas tersebut juga telah sesuai dan tingkat perolehan tanahnya telah memperoleh
kemajuan berarti Selain itu kelayakan pengembangan kegiatan dari segi lingkungan hidup harus telah diketahui melalui hasil studi
AMDAL. Dengan diperoleh izin tetap bagi kawasan budidaya selanjutnya tiap jenis usaha rinci yang akan mengisi kawasan secara
individual perlu memperoleh izin usaha sesuai karakteristik tiap kegiatan usaha rinci.
2. Izin Pertanahan.
Izin ini diawali dengan izin lokasi dan dilanjutkan dengan penerbitan sertifikat hak atas tanah.
a. Izin Lokasi. merupakan persetujuan lokasi bagi pengembangan
aktivitassarana prasarana yang menyatakan kawasan yang dimohon pihak pelaksana pembangunan atau pemohon sesuai untuk
dimanfaatkan bagi aktivitas dominan yang telah memperoleh izin prinsip. Izin lokasi akan dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan
perolehan tanah melalui pengadaan tertentu dan dasar bagi pengurusan hak atas tanah. Acuan yang sering digunakan dalam
penerbitan izin lokasi adalah: Kesesuaian lokasi bagi pembukaanpengembangan aktivitas dilihat
dari Rencana Tata Ruang Wilayah terutama ekstemal, keadaan pemanfaatan ruang eksisting yang teriihat saat ini; dikenal
sebagai pertimbangan aspek tata guna tanah, status tanah dari lokasi tersebut,
Bagi lokasi di kawasan tertentu suatu kajian khusus mengenai dampak
lingkungan pengembangan
aktivitas budidaya
dominanterhadap kualitas ruang yang ada hendaknya menjadi pertimbangan dini. Dalam prosedur standar yang umum berlaku,
bahwa kajian khusus seperti ini misalnya AMDAL baru dibutuhkan saat pengurusan Izin Tetap, atau untuk kawasan perumahan saat
pengurusan IMB.Persyaratan tambahan yang dibutuhkan adalah: Surat persetujuan prinsip tersedia.
Bab VII | 38
Surat pemyataan kesanggupan akan memberi ganti rugi atau penyediaan tempat penampungan bagi pemilik yang berhak
atas tanah yang dimohon. Surat Izin Lokasi diterbitkan oleh kepala kantorbadandinas
pertanahan kota, setelah mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait seperti Asisten Tata Praja Setda Kota, Bappeda, Dinas
Pekerjaan Umum, Instansi sektoral pengelola di Kota Banda Aceh serta camat setempat.
b. Hak atas tanah, walaupun sebenamya bukan merupakan perizinan
namun dapat dianggap sebagai persetujuan kepada pihak pelaksana pembangunan untuk mengembangkan kegiatan budidaya di atas
lahan yang telah diperoleh. Jenis hak yang diperoleh sesuai dengan sifat pihak pelaksana dan sifat kegiatan budidaya dominan yang akan
dikembangkan. Pada tingkat kawasan, hak yang diberikan umumnya bersifat kolektif misalnya dikenal HGB Induk. Tergantung sifat
aktivitas budidayanya,
hak kepemilikan
individual dapat
dikembangkan dari hak kolektif.
3. Izin Perencanaan dan Bangunan
Izin Perencanaan dan Bangunan ini terdiri dari 2 dua izin, yakni :
a. Izin Perencanaan. Izin ini merupakan izin pemanfaatan ruang yang
sebenarnya karena izin lokasi menyatakan kesesuaian lokasi bagi pengembangan aktivitas budidaya dominan. Izin perencanaan
menyatakan persetujuan terhadap aktivitas budidaya rinci yang akan dikembangkan dalam kawasan. Pengenalan aktivitas
budidaya rinci dilakukan melalui penelaahan Rencana Tata Ruang RTR rinci kawasan internal. Kelengkapan sarana dan
prasarana yang akan mendukung aktivitas budidaya dan ketepatan pola alokasi pemanfaatan ruangnya dalam internal
kawasan atau sub kawasan menjadi perhatian utama. Izin Perencanaan ini merupakan istilah lain yang digunakan beberapa
pemerintah daerah. Bagi Pemerintah Kota Banda Aceh, Izin Perencanaan ini dapat berupa Keterangan Peruntukan Lahan