KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

Bab II | 3 pengembangan pola ruang. Kebijakan pengembangan pola ruang kota dibagi menjadi kebijakan pengembangan kawasan lindung, kebijakan pengembangan kawasan budidaya dan kebijakan pengembangan kawasan strategis kota. Masing-masing kebijakan tersebut dijabarkan ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan penataan ruang yang telah ditetapkan.

2.2.1. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG KOTA BANDA ACEH

Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kota Banda Aceh sampai tahun 2029 disusun sebagai berikut ; 1 Peningkatan pelayanan kota secara merata dan berhirarki. Strategi : a. Mengembangkan sub-sub pusat kota pada kawasan-kawasan yang aman dari kemungkinan bencana di bagian selatan kota; b. Mengembangkan pusat kota ganda Pusat Kota Lama dan Pusat Kota Baru; c. Mengembangkan sub pusat kota untuk mendukung pelayanan perkotaan pusat kota ganda. 2 Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana kota secara merata ke seluruh wilayah kota. Strategi : a. Mengembangkan jaringan prasarana transportasi ke sub-sub pusat kota; b. Mengembangkan jaringan Jalan Arteri Primer dan Jalan Arteri Sekunder untuk meningkatkan aksesibilitas kota dari kawasan sekitar; c. Meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih pada kawasan yang sudah terlayani dan mengembangkan jaringan prasarana air bersih pada kawasan yang didorong perkembangannya di bagian selatan; d. Mengembangkan jaringan prasarana telekomunikasi pada kawasan yang didorong perkembangannya di bagian selatan; Bab II | 4 e. Meningkatkan kapasitas pelayanan jaringan listrik di seluruh wilayah kota;

2.2.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN POLA RUANG KOTA BANDA ACEH

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah Kota Banda Aceh sampai tahun 2029 disusun sebagai berikut ;

A. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung 1 Pelestarian

fungsi lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan kota dalam jangka panjang; Strategi : a. Membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan hidup; b. Mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung untuk menjaga fungsi lindung dan sekaligus menjaga keberlanjutan pembangunan kota dalam jangka panjang sustainable development; 2 Penetapan kawasan perlindungan setempat, Ruang Terbuka Hijau, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana. Strategi : a. Menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat, Ruang Terbuka Hijau, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana; b. Mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, Ruang Terbuka Hijau, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana dengan peraturan zonasi; c. Menyusun ketentuan insentif dan disintesitif, ketentuan perizinan serta sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, Ruang Terbuka Hijau, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana.