Layanan Taksi Reguler – Blue Bird Pusaka

341 • • • • Per tanggal 30 April 2014, sebagian besar taksi reguler Grup Perseroan terdiri dari jenis mobil Toyota Limo. Toyota Limo merupakan varian taksi dari Toyota Vios dan memiliki mesin berkapasitas 1.500 cc. Lebih lanjut, pada kuartal pertama tahun 2014, dalam rangka melakukan diversifikasi terhadap pemasok Grup Perseroan, maka Grup Perseroan menambah jenis model baru yaitu Nisan Almera untuk armada taksi reguler. Nissan Almera juga memiliki mesin yang berkapasitas 1.500 cc. Grup Perseroan yakin bahwa dengan menggunakan jenis kendaraan dengan model yang terbatas pada armada Grup Perseroan merupakan suatu keuntungan karena memberikan Grup Perseroan harga yang menguntungkan ketika membeli kendaraan baru dan suku cadang, disamping juga menciptakan efisiensi pada fasilitas pemeliharaan, meskipun Grup Perseroan mungkin dapat menggunakan jenis kendaraan lain di masa mendatang. Armada taksi reguler Grup Perseroan tumbuh menjadi 23.932 unit kendaraan per tanggal 30 April 2014 dari 11.558 unit kendaraan per tanggal 31 Desember 2009. Per tanggal 30 April 2014, Grup Perseroan memiliki 23.932 unit kendaraan, dimana 19.170 unit kendaraan beroperasi di Jadetabek, dan masih memiliki izin untuk mengoperasikan 7.504 taksi reguler di seluruh Indonesia yang masih harus direalisasikan. Kegiatan usaha taksi reguler Grup Perseroan terhitung masing-masing 77,6 dan 79,0 dari total armada taksi dan 79,5 dan 81,0 dari total pendapatan neto Grup Perseroan tahun 2013 dan periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2014. Tabel di bawah ini merupakan data operasi dari kegiatan usaha taksi reguler: 31 Desember 30 April 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah armada akhir periode 11.558 12.992 15.170 17.916 21.756 23.932 Pendapatan dari taksi reguler jutaan Rupiah 1.511.905 1.756.064 2.019.093 2.439.178 3.116.590 1.195.963 Pendapatan per taksi reguler per hari Rp 1 476.006 490.982 488.240 517.917 557.969 583.853 Sumber: Perseroan April 2014 1 Pendapatan per taksi per hari dihitung dengan membagi pendapatan neto seluruh segmen untuk periode tertentu dengan jumlah hari pada periode tersebut dengan rata-rata jumlah kendaraan yang beroperasi pada periode tersebut. Beberapa dari Perusahaan Transportasi Darat Terafiliasi juga mengoperasikan taksi reguler di bawah merek Blue Bird disamping taksi Perseroan sendiri.

b. Layanan Taksi Eksekutif – Silver Bird

Perseroan melalui SLB menyediakan layanan taksi eksekutif di bawah merek Silver Bird, terutama di Jakarta. Jenis kendaraan yang digunakan pada layanan taksi eksekutif Perseroan adalah Mercedes Benz C200, C230 and E200, Toyota Camry, Toyota Vellfire dan Toyota Alphard. Armada taksi eksekutif Grup Perseroan tumbuh menjadi 1.252 unit kendaraan per tanggal 30 April 2014 dari 800 unit kendaraan per tanggal 31 Desember 2009. Per tanggal 30 April 2014, armada taksi eksekutif Grup Perseroan terdiri dari 1.252 unit kendaraan, dimana 947 diantaranya bermerek Mercedes Benz. Grup Perseroan menawarkan layanan premium kepada pelanggan dengan armada kendaraan mewah, dengan interior yang nyaman dan luas, fitur keamanan yang unggul, disamping juga pengemudi yang berpengalaman dan terlatih dengan baik. Semua taksi eksekutif Grup Perseroan dilengkapi dengan sistem GPS. Kegiatan usaha taksi eksekutif Grup Perseroan terhitung masing-masing sebesar 4,2 dan 4,1 untuk keseluruhan armada taksi Grup Perseroan dan 6,7 dan 5,9 dari pendapatan neto total Grup Perseroan masing-masing untuk tahun 2013 dan Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2014. Tabel di bawah ini menyajikan data operasional untuk kegiatan usaha taksi eksekutif Grup Perseroan untuk periode- periode yang disebutkan. 31 Desember 30 April 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah armada akhir periode 800 737 779 939 1.177 1.252 Pendapatan dari taksi eksekutifjutaan Rupiah .125.016 169.005 183.159 213.974 261.458 87.522 Pendapatan per taksi eksekutif per hari Rp 1 612.719 765.334 814.617 874.973 971.945 938.670 Sumber: Perseroan April 2014 1 Pendapatan per taksi dihitung dengan membagi pendapatan neto seluruh segmen untuk periode tertentu dengan jumlah hari pada periode tersebut dengan rata-rata jumlah kendaraan yang beroperasi pada periode tersebut. 342 Perizinan Perseroan pada umumnya diwajibkan untuk mendapatkan dua izin terpisah untuk mengoperasikan kegiatan usaha taksi : • Izin Usaha – sebuah izin usaha taksi sehubungan dengan masing-masing perusahaan operasi Perseroan; dan • Izin Operasi – sebuah izin operasi taksi untuk masing-masing taksi yang beroperasi di wilayah dimana Perseroan beroperasi izin operasi melekat pada kendaraan spesifik yang terkait. Per tanggal 30 April 2014, masing-masing perusahaan taksi Grup Perseroan memegang perizinan usaha yang berlaku. Disamping itu, Grup Perseroan masih memiliki izin untuk mengoperasikan 7.504 taksi reguler dan 68 taksi eksekutif. Izin-izin tersebut diterbitkan oleh lembaga pemerintah daerah terkait untuk masing- masing area dimana perusahaan taksi terkait beroperasi. Kedua izin usaha dan izin operasi tersebut diterbitkan secara langsung kepada Perseroan dan Entitas Anak dan tidak dapat dialihkan. Masa berlaku izin operasi taksi setelah dialokasikan ke sebuah kendaraan tertentu umumnya berjangka waktu awal selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun berikutnya. Secara historis, perpanjangan izin akan terjadi secara otomatis setelah dilakukan permohonan selama izin dialokasikan terhadap suatu kendaraan. Berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku, setiap perpanjangan harus mempertimbangkan berbagai faktor yang ditentukan, termasuk kondisi keuangan, jumlah armada, jumlah pengemudi dan keadaan pool taksi. Izin usaha tidak memiliki masa berlaku tertentu dan tetap berlaku selama perusahaan terkait melakukan kegiatan usaha taksi. Per tanggal 30 April 2014, Grup Perseroan memegang izin operasi untuk mengoperasikan 7.504 taksi reguler dan 68 taksi eksekutif, yang masih harus direalisasikan. Izin operasi yang belum direalisasikan tersebut memiliki masa berlaku awal selama enam bulan. Izin operasional yang belum direalisasikan ke sebuah kendaraan setelah habisnya semua masa perpanjangan akan berakhir. Secara historis, Grup Perseroan telah mampu mengelola armada dan izin Grup Perseroan sehingga belum pernah mengalami berakhirnya izin taksi reguler secara signifikan. Di Jakarta, izin operasi diberikan berdasarkan proses tender yang didasarkan pada kualifikasi dimana instansi pemerintah daerah yang berwenang melakukan penentuan berdasarkan beberapa faktor, termasuk keadaan keuangan, jumlah armada, jumlah pengemudi, kondisi pool taksi dan jenis kendaraan yang digunakan dalam armada. Di Jakarta, izin operasi tambahan terakhir diberikan pada bulan September 2012 dan sebelumnya pada bulan Juni 2012. Di semua wilayah selain Jakarta dimana Grup Perseroan beroperasi, izin diberikan melalui proses evaluasi permohonan, dimana permohonan Grup Perseroan untuk izin dievaluasi oleh instansi pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas wilayah operasi dimana Grup Perseroan memberikan layanan taksi berdasarkan beberapa faktor yang telah ditentukan, termasuk keadaan keuangan, jumlah armada, jumlah pengemudi, kondisi pool taksi. Di setiap area operasi layanan taksi dimana Grup Perseroan beroperasi baik di Jakarta maupun di luar Jakarta, instansi pemerintah daerah terkait memiliki sistem kuota izin yang membatasi jumlah izin yang diterbitkan pada satu waktu tertentu. Kuota tersebut ditinjau kembali oleh instansi terkait apabila diperlukan. Sehubungan dengan operasi taksi di bandara internasional Soekarno-Hatta, Grup Perseroan diharuskan mendapatkan izin bandara tertentu atau “stiker” untuk dapat mengangkut penumpang. Peraturan mengenai pengoperasian taksi bandara dan penentuan kuota taksi yang diperbolehkan untuk beroperasi di suatu bandara, diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat berdasarkan rekomendasi dari pengelola masing-masing bandara. Di bandara internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, per tanggal 30 April 2014, 652 taksi reguler Grup Perseroan memegang izin bandara, atau “stiker”, yang memperbolehkan taksi mengambil penumpang dari bandara. Disamping itu, sejak bulan Juli 2013 Perseroan juga diperbolehkan mengambil penumpang dari Bandara Kualanamu di Medan. Sebagai bagian dari strategi Grup Perseroan untuk terus mengembangkan operasi di Jadetabek, Grup Perseroan secara terus menerus mengajukan permohonan izin taksi baru di Jadetabek ketika izin-izin baru tersedia atau ketika kuota ditambah, yang memungkinkan Grup Perseroan untuk mendapatkan izin-izin baru. Secara umum Grup Perseroan bertujuan untuk mendapatkan izin baru sebanyak-banyaknya di Jadetabek guna mendukung rencana ekspansi Grup Perseroan setiap saat apabila diperlukan. Sehubungan dengan layanan taksi lainnya yang beroperasi di wilayah di mana Grup Perseroan beroperasi, permohonan izin baru umumnya dilakukan berdasarkan keperluan sesuai dengan strategi Grup Perseroan. Apabila terdapat wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan, Grup Perseroan akan mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin sebanyak-banyaknya. Ketika memulai operasi di wilayah atau lokasi baru, Grup Perseroan