Perubahan Sosial di Pesantren

Tabel 2. Fase dan Transformasi Sosial Ekonomi Pesantren. FASE 1 2 3 4 5 Ruang Masjid Masjid, majlis Masjid, majlis, Madrasah Masjid, majlis, Madrasah, Koperasi, Masjid, majlis, Madrasah, Koperasi, Usaha Bisnis Komunitas komunitas kental concentrated community komunitas kental concentrated community komunitas kental concentrated community dan komunitas cair liquid community Sumber Dana Kyai, komunitas kental concentrated community komunitas kental concentrated community komunitas kental concentrated community dan komunitas cair liquid community, Keuntungan Usaha, zakat usaha. Orientasi Ekonomi Subsisten Self sufficient Profit untuk menguatkan internal Profit untuk menguatkan internal dan melakukan perlawanan eksternal Kapitalisme Non capitalistic Embryonic capitalistic Mature capitalistic Model Ekonomi Non Model Drainage economy Sodality economy Pond Economy Peran Kyai monolitic Monolitic monolitic Berbagi terbatas Berbagi Terbatas Fungsi Pesantren Religius Religius Religius Religius, ekonomi terbatas Religius, ekonomi luas Militansi Latent, Religius- politis Latent, Religius- politis Floated Religius- sosial terbuka, Latent Religius- politis Religius- ekonomis terbuka, Latent Religius- politis Agar tidak mengacaukan pengertian kapitalistik yang dimaksud adalah dengan batasan sebagaimana yang dikemukan oleh Weber yang tertuang dalam ideal typhus, yaitu adalah upaya manusia untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan kegiatan-kegiatan usaha, dimana tindakan individu terhadap kehidupan dunia adalah sebagai bentuk asketisisme aktif yaitu dorongan yang kuat bagi para penganutnya agar menjalani kehidupan yang nyata real di dunia ini dan bukannya asketisisme pasif seperti yang berkembang dalam mistisisme agama. Kapitalisme di jalankan dengan mengunakan ruang-ruang usaha yang memungkinkan Collins 1980. Embryonic capitalistic, maupun Mature capitalistic yang berkembang di lingkungan pesantren dapat dibedakan dengan kapitalisme yang difahami saat ini dapat dikonstruksi seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel.3 Perbedaan antara kapitalisme, Embryonic capitalistic, Mature capitalistic pesantren ASPEK Kapitalisme Embryonic capitalistic di Pesantren Mature capitalistic di Pesantren Sumber Modal Individu, konglomerasi, sifatnya adalah pinjaman Individu, kelompok sifatnya adalah sumbangan Individu, kelompok sifatnya adalah tabungan Tujuan Modal Mengakumulasi modal Menghidupkan lembaga pesantren internal Menghidupkan internal dan menguatkan eksternalpesantren Alat pengelola Modal Korporasi Profesional Aturan formal Lembaga pesantren Santri Tradisi Kepatuhan Lembaga pesantren Santri Tradisi kepatuhan Kepemilikan Alat dan modal Usaha Individu pemilik Korporasi Lembaga Pesantren Lembaga pesantren, individu dalam komunitas Kemanfaat Keuntungan Profit Kesejahteraan share holder pemilik korporasi Resiliensi lembaga pesantren, berjalannya pesantren, Kesejahteraan komunitas. Resiliensi lembaga pesantren, berjalannya pesantren, kesejahteraan komunitas, Perlawananan ekonomi. Seperti dikemukakan Levebre 1991, bahwa kapitalisme tidak semata- mata praktik-praktik akumulasi cara berpikir tetapi pada upaya penaklukan ruang- ruang ekonomi untuk mempertahankan nafas kapitalisme di muka bumi. Ruang- ruang itu dicari dan ditaklukan sebagai tempat akumulasi alat produksi. Bagi kaapitalisme aktivitas produksi ruang yang dikonstruksikan oleh manusia berdasarkan pengetahuannya yang diperoleh dari hubungan sosial merupakan upaya politisasi terhadap ruang untuk mendapatkan keuntungan. Sementara bagi pesantren, ruang-ruang ekonomi yang ia miliki bukanlah politisasi ruang untuk memperoleh keuntungan semata. Ruang-ruang tersebut bukan ceruk yang dalamdimana akumulasi sumberdaya dan penguasaan alat produksi dapat ditimbun, tetapi ruang-ruang tersebut adalah semacam kolam dan drainase yang mengalirkan sumber daya secara cepat. Perbedaan kapitalistis pesantren dengan kapitalisme adalah pada disisipinya nilai-nilai Islam sebagai orientasi ekonomi yaitu ; pertama adanya keterlibatan seluruh elemen pesantren, baik yang dipinggir atau yang di tengah pusaran kekuasaan dalam sebuah proses interaksi berbagi manfaat, kedua, adanya proses interaksi dalam bentuk dialektika kepatuhan sehingga tidak terjadi free fight liberalism yang didasarkan pada kekuatan pemilikan modal semata dam ketiga, keuntungan sebagai surplus usaha adalah cara untuk mempertahankan kemandirian dan perlindungan umat bukan sekadar representasi dari kepentingan sekelompok elite pesantren. Transformasi sosio ekonomi yang terjadi di pesantren melalui proses katabolisme sebagai sebuah strategi bertahan hidup pesantren dalam dunia modern. Tetapi juga, bisa dilihat dari sudut berbeda sebagai strategi perlawanan atau perjuangan dengan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. atau katabolisme ini yang kemudian menjadikan sebuah pesantren lenting resilient dan adaftif di dalam menghadapi dinamika sosio ekonomi eksternal termasuk alam neoliberalisme kapitalisme global yang ada Menggunakan pendekatan historical trajectory lintasan historis, dengan menggunakan periode abad 19 sebagai tahun pijakan t dan tahun 2016 sebagai tahun mutakhir t 1 tranformasi sosio ekonomi pesantren melalui proses katabolisme ruang diskemakan pada Gambar 10. Gambar 10. Transformasi Ruang-ruang Persantren dan Sumber Pembiayaan yang menggerakannya Secara historis pada awalnya pesantren berjalan dengan mengandalkan modal sosial desa yang bersifat people driven, setelah mengalami