Pendanaan Rumah Kyai Rumah kyai adalah rumah pribadi, sehingga biaya yang dikeluarkan

yang tidak mudah didapatkan di pasaran umum, biasanya di-copy baik oleh panitia penyelenggara majlis atau sendiri-sendiri oleh para santri. Proses peng- copy-an dan penjilidan baik oleh pribadi maupun kolektif dilakukan di gerai jasa photo copy milik Koperasi Pondok. Demikian pula di Di PP. Raudlatul Ulum biaya untuk konsumsi majlis taklim reguler hampir tidak ada. Kitab-kitab yang dipelajari di bawa sendiri oleh jamaah, namun untuk santri mondok, kitab-kitab disediakan oleh kyai secara gratis,demikian pula jika diperlukan ada salinan kopi- nya. Kebijakan PP.Raudlatul Ulum untuk menyediakan sendiri kitab-kitab adalah, pertama kyai mempunyai relasi terhadap penerbit buku-buku kuning yang ada di timur tengah, sehingga Kyai bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah, bahkan seringkali Kyai mendapat infaq dari penerbit-penerbit kitab kuning di Timur tengah Libanon, Mesir . Kedua kyai memastikan bahwa para santri menggunakan kitab-kitab yang sama dengan yang ia akan ajarkan. Majlis kyai membutuhkan biaya cukup besar pada acara majlis kyai non reguler, seperti pada acara haul 114 tahunan. Di PP. Sidogiri, haul diadakan setiap tahun pada bulan Ramadhan minggu ketiga. Acara Haul ini diselenggarakan selain dalam rangka memanjatkan doa untuk para pendiri PP. Sidogiri yang telah meninggal sekaligus sebagai tutup tahun ajaran untuk para santri. Selepas acara khaul ini, para santri diperbolehkan pulang ke kampung halaman masing-masing untuk berliur selam 40 hari. Acara Haul dihadiri oleh para santri, alumni, orangtua santri yang menjemput anaknya dan masyarakat umum lainnya. Bagi orangtua acara haul dimanfaatkan untuk sowan kepada kyai. Para alumni dan orangtua menyampaikan ucapan terimakasih kepada kyai yang telah membimbing mereka dan anak-anak mereka. Haul juga dihadiri masyarakat umum dari berbagai kalangan dengan berbagai tujuan, dari sekedar ingin tahu, ingin belajar agama bahkan sampai kepada yang mengharapkan berkah kyai. Haul di PP. Sidogiri bisa dihadiri tidak kurang limabelas ribu sampai duapuluh ribu orang. Panitia haul harus membuat tenda-tenda bagi para tamu, menyiapkan konsumsi, mengatur parkir, keamanan dan kebutuhan hajat lainnya ~ karena itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di PP. Raudlatul Ulum, Majlis kyai non reguler dilaksanakan pada bulan Maulid.Majlis kyai non reguler dilaksanakan selain untuk acara haul juga untuk pelaksanaan acara baiat para pengikut tarikat Naqsabandiyyah Qodiriyyah sekte Syadziliyah. Di PP.Raudlatul Ulum tidak terlihat lautan massa pada peringatan Haul-nya. Haul di PP Raudlatul ulum memiliki mata rantai acara yang lebih panjang. Peserta haul yang berasal dari pengikut tarikatNaqsabandiyyah 114 Pengertian Haul berasal dari bahasa arab , bermana telah lewat atau ulang tahun Masyarakat Jawa menyebutnya khol suatu upacara ritual keagamaan untuk memperingati meninggalnya seorang yang ditokohkan dari para wali , ulama’ , kyai atau salah satu dari anggota keluarga. Namun sekarang haul digunakan tidak selalu bertepatan dengan hari meninggalnya seseorang , tetapi bisa ditetapkan pada bulan kapan saja, namun acara intinya tetap dalam rangka memnajatkan doa untuk orang-orang yang sudah meninggal. Rangkaian acara haul adalah sebagai berikut : 1 pembacaan Al qur’an. Sebanyak 30 Juz yang dibagi kepada banyak orang, setiap orang membaca 1 Juz. 2 Tahlilan, membaca kalimat-kalimat Tauhid mengakui keesan Allah dipimpin oleh Kyai. 3 Pembacaan Hadiah, yaitu membacakan surah al Fatihah kepada para nabi, Sahabat nabi, para wali, ulama, orangtua. 4 Pengajian Umum, yang kadang dirangkai dengan pembacaan secara singkat sejarah orang yang dihulu, yang mencakup nasab, tanggal lahir dan wafat, jasa-jasa, serta keistimewaan yang patut diteladani. 5 Shodaqoh , diberikan kepada orang-orang yang berpartisipasi pada acara haul, atau diserahkan langsung ke rumah masing-masing ater-ater. Qodiriyyah sekte Syadziliyah tidak berkunjung di hari yang sama. Para pengikut tarekah tersebut tidak semua berprofesi sebagai ulama, banyak dari mereka adalah kalangan pelaku usaha, birokrat sipil maupun militer. Selain mengikuti majlis taklim untuk menambah pengetahuan agama, mereka melakukan ritual sowan “recharging” untuk memantapkan dirinya sebagai bagian dari komunitas tarikat. Mereka berlomba-lomba bertakzim kepada guru mursyid. Acara tahunan inipun diikuti oleh ribuan peserta. Baik PP.Sidogiri maupun PP.Raudlatul ulum mempunyai panitia tetap baik untuk kegiatan majlis kyai reguler maupun untuk acara majlis kyai tahunan. Panitia ini, jika di PP.Sidogiri adalah para pengelola manajemen pondok dibantu oleh para santri senior, di PP.Raudlatul Ulum panitia adalah santri senior lurah santri. Pada acara haul panitia mendapat “hadiah” dari kyai bisa berupa barang maupun uang namun aat ini lebih lazim dalam bentuk uang. Majlis taklim kyai adalah lembaga modal sosial. Kyai memberikan pengajaran-pengajaran sedangkan masyarakat dapat meyalurkan sumberdaya yang dimilikinya untuk membantu terselenggaranya kegiatan ini. Di PP. Raudlatul Ulum, majlis kyai baik majlis reguler maupun non reguler adalah sarana murid untuk menunjukkan rasa cinta pada guru dan almamaternya. Wujud rasa cinta tersebut berbentuk “ketakziman” yaitu hadiah untuk guru.Dalam tradisi pesantren, ketakziman seorang murid kepada gurunya ditunjukkan dengan ‘sowan’ kepada guru dan membawa “gegawan” atau barang-barang bawaan. Seiring dengan perkembangan, gegawan yaang sebelumnya berbentuk barang. Sekarang berubah dalam bentuk “amplop” berisi uang. Semakin sukses seorang murid, biasanya semakin besar pula “gegawan” atau “‘ketakziman” yang diberikan kepada gurunya. Guru bisa menerima gegawan dari muridnya karena tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dari “ketakziman” yang terkumpul dari majlis kyai reguler mingguan maupun majlis kyai tahunan inilah biaya operasional PP.Raudlatul Ulum dapat terpenuhi. Ketakziman sebagai sebuah tradisi di pesantren dipandang oleh kyai tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dalam syariat Islam ketakziman tersebut masuk ke dalam kelompok pemberian hadiah. Dalam terminologi sufistik hadiah merupakan tanda cinta dan ketulusan hati,ia merupakan lambang pemuliaan dan penghargaan. Masyarakat pesantren melakukan ketakziman ini dengan dasar perkataan nabi Muhammad yang menganjurkan menerima umatnya untuk saling memberi dan menerima hadiah. Beliau bersabda: “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, agar kalian saling mencintai.” HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, Shahih al-Jami 3004, al-Irwa 1601. Dalam hukum Islam di jelaskan bahwa hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada pihak tertentu agar hubungan antara si pemberi dan si penerima semakin akrab, dan demi mendapatkan pahala dari Allah tanpa disertai permintaan atau persyaratan. Di PP. Sidogiri, majlis kyai baik yang reguler maupun tahunan tidak lagi menjadi agenda pribadi kyai, tetapi diintegrasikan dengan kegiatan kurikulum pesantren yang dibuat oleh pengelola manajemen pesantren. Seluruh biaya kegiatan majlis kyai pun sudah diintegrasikan dengan pembiayaan pesantren secara umum. Karena itu Majlis kyai, tidak menghasilkan ketakziman sebagaimana yang terjadi di PP. Raudlatul Ulum. Lembaga ketakziman, yang merupakan bagian dari tradisi pesantren pada umumnya, digeser pada shodaqoh kepada pesantren, atau sumbangan kepada koperasi pesantren dan atau menjadi anggota aktif Baitul Mal wa Tamwil BMT Sidogiri yaitu lembaga keuangan yang didirikan oleh alumni PP.Sidogiri yang berafiliasi dengan PP.Sidogiri. Ketakziman pada kyai tetap terjadi di rumah kyai, tetapi di PP.Sidogiri ketakziman pada Kyai bukan merupakan sumber pemasukan yang besar. 7.3.1.2. Komunitas Majlis Taklim di Pesantren Melihat dari tujuannya sebagai lembaga dakwah pada prinsipnya majlis