22
T = periode s L = panjang tali m
g = gravitasi bumi ms
2
e. Persamaan Gerak Harmonik Sederhana
Persamaan 2.1 yang telah didapat pada penurunan rumus sebelumnya, merupakan persamaan diferensial homogen orde kedua. Secara matematis,
persamaan seperti itu memiliki penyelesaian yang berbentuk fungsi sinusoidal, yaitu:
xt = A sin ωt + θ
atau xt = A cos ωt + θ
...2.8 Hal terpenting untuk memilih persamaan di atas adalah menentukan sudut
fase awal θ , yang diperoleh dari kondisi awal, misalkan persamaan yang dipilih:
Persamaan simpangan xt = A sin
ωt + θ Maka sudut θ
diperoleh dari kondisi awal
Persamaan kondisi awal xt = 0 = A sin
ω. 0 + θ = A sin
θ Misalnya benda m mulai bergerak dari titik kesetimbangan x = 0, maka
sudut θ diperoleh dari persamaan kondisi awal, sehingga θ
= 0, dan persamaan simpangan menjadi:
45
xt = A sin ωt + 0 = A sin ωt
...2.9
B. Penelitian relevan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian yang relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan. 1.
Suherman 2011. Penerapan Metode Eksperimen-Diskusi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X-B Di SMA
Negeri 1 Stabat. Penerapan metode pembelajaran eksperimen-diskusi dalam pembelajaran fisika dinilai merupakan gabungan dari metode eksperimen dan
diskusi. Prosedur penelitian dilaksanakan melalui 3 siklus. Hasil pengamatan pada siklus I, II, dan III, berkaitan dengan antusias siswa dalam kegiatan
45
Marthen Kanginan, op. cit., h. 173.
23
eksperimen, kerjasama kelompok, mengajukan idepertanyaan pada saat diskusi dan dalam kegiatan presentasi mengalami peningkatan per siklusnya
dari kategori cukup, baik, sehingga menjadi sangat baik. Penerapan metode eksperimen-diskusi pada pembelajaran fisika, membuat siswa merasa senang
dan aktif dalam proses belajar mengajar, dan hal ini dapat meningkatkan aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Metode eksperimen-diskusi yang
diterapkan guru pada pembelajaran fisika juga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi kinematika gerak lurus.
46
2. Widayanto 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman
Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Keterampilan proses sangat dibutuhkan dalam bekerja ilmiah karena mendasari langkah siswa pada pemecahan
masalah yang akhirnya akan membawa siswa pada kemampuan yang diharapkan. Keterampilan proses sains dapat dilatihkan melalui kegiatan
laboratorium, diantaranya dengan memanfaatkan kit optik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pemahaman siswa pada siklus I sebesar
73,27 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 80,49, sedangkan siklus II skor rata-ratanya adalah 84,20 dengan ketuntasan klasikal sebesar
100. Dan persentase rata-rata keterampilan siswa pada siklus I sebesar 77,37 dan siklus II sebesar 87,36. Faktor yang mempengaruhi
peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan laboratorium. Semakin tinggi keterlibatan
siswa dalam kegiatan maka akan semakin tinggi pula pencapaian keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa.
47
3. Y. Subagyo, Wiyanto, P. Marwoto 2009. Pembelajaran dengan
Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu dan Pemuaian. Pembelajaran dengan keterampilan proses memungkinkan
siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Pada
46
Suherman, op. cit., h. 21-26.
47
Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia JPFI, Vol. 5, 2009, h. 1-7.