Metode Eksperimen Diskusi ED

12

4. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan. 21 Kebanyakan ilmuwan mendapatkan penemuan hal-hal baru melalui coba-coba, bahkan banyak dari mereka yang sebelumnya tidak menguasai semua fakta atau konsep dari suatu cabang atau disiplin ilmu. Dengan keterampilan proses sains ini, diharapkan para siswa dapat berprilaku seperti ilmuwan sehingga siswa dapat menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuh kembangkan sikap dan nilai yang berorientasi pada keterampilan proses sains. 22 Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Disisi lain, siswa juga akan merasa senang sebab mereka dapat menjadi pembelajar yang aktif. 23 Penerapan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran didasarkan pada hal-hal berikut: a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, tidak memungkinkan guru untuk bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyampaikan semua fakta dan teori-teori. Untuk mengatasi hal-hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa. b. Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar mendapatkan hasil belajar yang optimal Hal ini berarti dibutuhkannya kegiatan pembelajaran yang dapat memberi kesempataan kepada siswa memperlihatkan unjuk kerja melalui keterampilan proses. 20 Abdul Majid, op.cit., h. 204 - 205. 21 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini , op. cit., h. 51. 22 Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia, 1985, h. 18. 23 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 139. 13 c. Penanaman sikap dan nilai untuk mencari kebenaran ilmu Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara memproses dan memperoleh kebenaran ilmu yang bersifat sementara. Hal ini akan mengarahkan siswa pada kesadaran keterbatasan manusiawi dan keunggulan manusiawi, apabila dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi. 24 Ada beberapa alasan yang melandasi pentingnya keterampilan proses sains dalam pembelajaran di sekolah, yaitu: a. Bermanfaat bagi siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. b. Membantu siswa untuk menemukan pengetahuan, konsep, dan fakta sendiri, serta cara bagaimana mempelajari sesuatu. c. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri. d. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir konkret. e. Mengembangkan kreativitas siswa. 25 Keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sains menurut Conny Semiawan, diantaranya: a. Melakukan Observasi Conny Semiawan, dalam bukunya yang berjudul pendekatan keterampilan proses mengatakan: “Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita memilah-milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Kita menggunakan semua indra, untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium”. 26 Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses lainnya. 27 Pengamatan dapat dilakukan 24 Ibid., h. 137. 25 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini., op. cit., h. 51-52. 26 Conny Semiawan, dkk, op. cit., h. 19. 27 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 142. 14 secara langsung ataupun tidak misalnya melalui perhitungan dengan menggunakan fakta-fakta hasil pengamatan. Selain itu pengamatan juga dapat dilakukan dengan alat bantu ataupun tidak. 28 Di dalam observasi tercakup bebagai kegiatan seperti menghitung, mengukur, klasifikasi, ataupun mencari hubungan antara ruang dan waktu. 1 Menghitung Keterampilan menghitung biasanya dilatih dan dibina melalui pelajaran matematika, namun dalam pelajaran sains pun keterampilan ini dapat dikembangkan. Hasil perhitungan dapat dikomunikasikan dengan cara membuat tabel, grafik, atau histogram. 2 Mengukur Untuk melatih keterampilan mengukur siswa, mulanya guru dapat mengarahkan siswa untuk membanding-bandingkan satu benda dengan benda lainnya. Kemudian baru siswa diperkenalkan dengan satuan-satuan dalam pengukuran. 3 Mengklasifikasi Keterampilan mengklasifikasikan merupakan salah satu keterampilan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar klasifikasi, seperti berdasarkan suatu ciri khusus, tujuan, dan lain-lain. Dalam mengkasifikasikan, diperlukan kecermatan siswa dalam mengamati. 4 Hubungan ruangwaktu Untuk melatih siswa dalam melihat hubungan ruang, siswa dapat dilatih dengan mengenal bentuk-bentuk seperti lingkaran, persegi panjang, dan lain-lain. Guru juga dapat melatih melihat hubungan waktu dengan belajar membuat urutan kejadian, menggunakan unit waktu, dan mengukur waktu suatu kejadian. 29 b. Membuat Hipotesis Dalam kegiatan ilmiah, membuat hipotesis merupakan salah satu keterampilan yang mendasar. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu perkiraan dengan alasannya untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. 28 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 53. 29 Conny Semiawan, dkk, op. cit., h. 20-23. 15 Penyusunan hipotesis merupakan salah satu kunci agar siswa dapat menemukan berbagai hal yang baru. c. Merencanakan PenelitianEksperimen Eksperimen adalah suatu usaha untuk menguji melalui penyelidikan praktis. Para guru perlu melatih siswa untuk mengadakan eksperimen, meskipun hanya dengan eksperimen yang sederhana. Dalam melakukan eksperimen, guru perlu melatih siswa dalam merencanakan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, karena bila tidak direncanakan dengan baik dikhawatirkan akan terjadi pemborosan waktu, biaya, tenaga, dan bahkan mungkin hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. d. Pengendalian Variabel Variabel dapat diartikan sebagai faktor yang berpengaruh. Pengendalian variabel sering dianggap sulit, tetapi sebenarnya semua bergantung pada bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel. e. Menginterpretasi Data Kemampuan menginterpretasi data merupakan kemampuan menyajikan data yang didapat melalui observasi, perhitungan, pengukuran, atau eksperimen ke dalam bentuk catatan, atau bentuk lain seperti grafik, tabel, atau diagram. f. Kesimpulan Sementara Inferensi Kemampuan membuat kesimpulan sementara dapat dilatihkan dalam proses eksperimen. Jika siswa telah mengumpulkan data dalam sebuah eksperimen, maka siswa dapat membuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir, tetapi hanya merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat itu. 30 30 Ibid., h. 25-30.