4
konstruktif tidak bersifat hapalan, dan melatih siswa untuk melakukan proses berpikir dan mengungkapkan pendapat.
Pembelajaran dengan metode Eksperimen Diskusi ED cocok untuk diterapkan pada konsep gerak harmonik sederhana. Hal ini dikarenakan pada
konsep gerak harmonik sederhana siswa dapat mengamati, memprediksi, merencanakan dan melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi periode dan frekuensi pada sistem pegas dan bandul. Selain itu, siswa juga dapat berkomunikasi melalui forum diskusi untuk memecahkan
permasalahan pada konsep gerak harmonik sederhana. Pengalaman belajar siswa secara langsung melalui kegiatan eksperimen dan diskusi dapat membuat siswa
lebih memahami konsep, prinsip, ataupun fakta-fakta sehingga dapat membantu mengembangkan keterampilan proses sains yang ada pada diri siswa.
Berlatar belakang dari permasalahan di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berorientasi pada pendidikan fisika dengan judul
“Pengaruh Metode Eksperimen Diskusi ED terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Gerak Harmonik Sederhana
”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya:
1. Penilaian yang banyak dilakukan oleh guru adalah penilaian yang berorientasi
pada hasil belajar saja tanpa memperhatikan penilaian lain seperti keterampilan proses sains yang juga diperlukan dalam pembelajaran IPA.
2. Secara umum pembelajaran fisika masih didominasi dengan metode ceramah,
kegiatan siswa di kelas lebih banyak mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
3. Pembelajaran melalui metode eksperimen ataupun diskusi hanya sesekali
dilakukan, sehingga partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah dan membuat keterampilan proses sains siswa tidak berkembang.
5
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian dibatasi hanya pada keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa yang dimaksud
adalah menurut Conny Semiawan yang dibatasi pada aspek mengamati, merencanakanmelakukan
percobaan, memprediksi, berkomunikasi,
menginterpretasi data, dan menerapkan konsep. Untuk mengatasi masalah keterampilan proses sains dalam penelitian ini diterapkan metode Eksperimen
Diskusi ED.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah “Apakah metode Eksperimen Diskusi ED berpengaruh
terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana?”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Eksperimen Diskusi ED terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak
harmonik sederhana.
E. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan terdapat beberapa manfaat, diantaranya:
1. Dapat memberikan pengalaman pembelajaran langsung pada siswa, sehingga
dapat melatih keterampilan proses sains siswa dan siswa dapat memaknai lebih dalam mengenai pembelajaran yang dilakukannya.
2. Hasil penelitian ini dapat membantu guru di sekolah untuk menerapkan
metode pembelajaran alternatif yang dapat melatih keterampilan proses sains siswa.
3. Memberikan pengalaman baru kepada penulis mengenai penelitian di bidang
pendidikan.
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang mengandung interaksi antara guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Untuk memahami makna proses belajar mengajar, maka perlu diketahui tiga aspek yang menunjang terbentuknya proses belajar mengajar.
Pertama dari segi siswa yang mempunyai peran dan tugas dalam belajar. Kedua dari segi guru yang mempunyai peran, tugas, dan kewenangan dalam mengajar.
Ketiga dari segi proses belajar mengajar yang memungkinkan kedua komponen yang terlibat yaitu guru dan siswa saling berinteraksi melalui materi pelajaran
yang perlu dikuasai oleh guru dengan memperhatikan kesiapan siswa.
1
Proses belajar mengajar merupakan salah satu komponen kurikulum yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
2
Proses belajar mengajar ini sangat penting dalam sistem pengajaran, karena diharapkan melalui proses belajar
mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kreativitasnya.
3
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, guru dapat melakukan beberapa hal berikut: a memusatkan pada kepribadiannya dalam
mengajar, b menerapkan metode mengajar, c memusatkan pada proses dan produknya, d memusatkan pada kompetensi yang relevan.
4
1
Nuryani Y Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIP UPI, h. 4-5.
2
Ibid., h. 26.
3
Ibid., h. 27.
4
Ibid., h. 27.
7
2. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran. Setiap guru
harus punya keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat digunakan ketika menyampaikan bahan ajar. Ketepatan suatu metode mengajar bergantung
pada materi pelajaran yang akan disampaikan, situasi dan kondisi siswa, dan sarana dan prasarana belajar yang ada.
5
a. Prinsip Penggunaan Metode
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa,
diantaranya: 1
Metode mengajar harus dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap apa yang dipelajarinya.
2 Metode mengajar harus dapat memberikan peluang pada siswa untuk
berekspresi menjadi lebih kreatif. 3
Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4 Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji
kebenaran sesuatu. 5
Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap suatu topik permasalahan.
6 Metode mengajar harus membuat siswa menjadi lebih termotivasi dalam
belajar.
6
b. Nilai Strategis Metode
Metode merupakan fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran dalam upaya mencapai tujuan. Oleh karena itu, jika penyampaian bahan pelajaran tanpa
memperhatikan penggunaan metode maka mempersulit guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Beberapa kegagalan dalam pengajaran disebabkan oleh
5
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 96.
6
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009, h. 107.