Uji Normalitas Data Pretest kelompok Two Stay Two Stray
Pada tahap selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan, kemudian guru membagi
kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan ini dengan teman sekelompoknya dan membagikan hasil diskusi mereka kepada kelompok lain dengan tujuan
mendapatkan jawaban dari hasil diskusi kelompok lain. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa memahami dan mengingat kembali apa yang telah
dipelajari karena pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial.
Pada penerapan metode Two Stay Two Stray, diperoleh temuan bahwa metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa
dalam menyelesaikan tugas serta melatih kemampuan mengutarakan pendapatnya. Hal ini terlihat ketika siswa mulai melakukan mobilisasi kepada
kelompok lain untuk membagi hasil diskusi kelompoknya dengan kelompok lain, dalam penyampaiannya siswa yang bertamu ke kelompok lain berusaha
menyampaikan hasil kerja kelompoknya dengan sangat baik. Pada penerapan metode Inside Outside Circle, diperoleh temuan bahwa
metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa serta siswa dapat lebih aktif dan interaktif dalam proses belajar.
Meningkatnya pastisipasi siswa dalam proses belajar dapat terlihat ketika siswa berinteraksi dengan siswa lainnya, pada metode ini siswa dapat belajar
dengan siswa lainnya dengan waktu yang bersamaan dan mendapatkan informasi yang lebih banyak. Selain dalam segi penguasaan materi, metode ini
juga melatih siswa untuk berkomunikasi dengan siswa lainnya. Dalam kedua metode ini, siswa yang biasanya belajar secara individu
tanpa ada kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi keberhasilan mereka, serta
suasana belajar yang lebih menarik dan lebih menyenangkan karena dalam metode pembelajaran ini siswa tidak merasa cepat bosan dalam belajar dan
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa karena siswa dilatih untuk mengutarakan pendapatnya, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk
meningkatkan prestasinya dalam belajar.
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang berjudul pengaruh metode pembelajaran Cooperative Learning teknik Two Stay Two Stray
TSTS terhadap hasil belajar sosiologi siswa di MAN Mauk Kabupaten Tangerang diteliti oleh Yupika Sulhayani dan pengaruh metode pembelajaran
kooperatif Tipe Inside Outside Circle terhadap hasil belajar sosiologi siswa diteliti oleh Evi Herliyanti hasilnya adalah terdapat peningkatan hasil belajar
jika dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan metode konvensional. Akan tetapi ketika kedua metode tersebut dibandingkan, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Siti Indriawati yang berjudul perbedaan antara metode Two Stay Two Stray dan Inside Outside Circle dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar IPS siswa kelas VII SMPN 14 Yogyakarta, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray dengan Inside Outside Circle, dimana nilai rata
– rata kelas Two Stay Two Stray lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata
– rata kelas Inside Outside Circle. Lain halnya dengan temuan yang peneliti temukan, dari hasil yang didapat peneliti
adalah tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Two Stay Two Stray dengan Inside Outside Circle hal ini dimungkinkan karena
siswa sangat menikmati suasana belajar yang berlangsung saat itu sehingga baik siswa yang diajarkan menggunakan Two Stay Two Stray maupun Inside
Outside Circle tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan. Walaupun jika dilihat dari rata
– rata kelas, nilai kelas Two Stay Two Stray lebih tinggi dibandingkan dengan kelas Inside Outside Circle, ini berarti
metode Two Stay Two Stray lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode Inside Outside Circle.