Jenis Penelitian Prosedur Pengembangan

39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau penelitian RD Research and Development . “Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” Sugiyono, 2014:407. Sugiyono 2014:407 mengatakan bahwa, untuk menghasilkan produk tersebut, sebelumnya harus dilakukan analisis kebutuhan dan pengujian keefektifan produk agar berfungsi secara layak di masyarakat luas. Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal bertahap bisa multy years.

B. Prosedur Pengembangan

Model penelitian yang diguanakan dalam penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dua model. Model pertama adalah model Borg Gall dan model yang kedua merupakan model Sugiyono. Langkah pelaksanaan pengembangan Borg Gall dalam Sukmadinata, 2005:169 adalah 1 pengumpulan data, 2 perencanaan pengembangan produk, 3 pengembangan produk awal, 4 uji coba lapangan awal, 5 revisi uji coba produk awal, 6 uji coba produk yang telah disempurnakan, 7 penyempurnaan produk hasil uji coba produk yang telah disempurnakan, 8 uji coba produk yang telah disempurnakan, 9 penyempunaan produk akhir, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 diseminasi serta implementasi. Berikut ini merupakan bagan model pengembangan dan penelitian Borg Gall. Bagan 4. Model penelitian dan pengembangan Borg Gall Tahapan pertama dalam model ini adalah penelitian dan pengumpulan data yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, dan penelitian dalam skala kecil. Setelah mengumpulkan berbagai data, langkah selanjutnya adalah perencanaan pengembangan produk. Perencanaan ini Pengumpulan data Perencanaan pengembangan produk Pengembangan produk awal Revisi hasil uji coba produk awal Uji coba produk yang telah disempurnakan Uji coba lapangan awal Penyempurnaan produk hasil uji coba produk yang telah disempurnakan Uji produk yang telah disempurnakan Disiminasi serta implementasi Penyempurnaan produk akhir meliputi kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, tujuan yang hendak dicapai, desain atau langkah penelitian, serta kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas yang kemudian menjadi dasar untuk mengembangkan produk awal pada tahap selanjutnya. Setelah mengembangkan produk awal, uji coba dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah, dengan 6 sampai 12 subjek uji coba ini diadakan pengamatan, wawancara, dan pengadaran angket. Produk yang telah diuji cobakan pada lapangan awal kemudian direvisi sesuai dengan hasil yang diuji coba lapangan awal. Produk yang telah disempurkan ini kemudian diuji coba kembali secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba. Setalah uji coba dilaksanakan, maka produk akhir dapat disempurnakan untuk dapat melanjutkan tahap berikutnya, yakni diseminasi dan implementasi sebagai pelaporan hasil dari penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan dalam pertemuan profesional dan jurnal Borg Gall dalam Sukmadinata, 2005: 169. Sugiyono 2014: 409 memaparkan 10 langkah dalam penelitian dan pengembangan yang meliputi 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 uji coba pemakaian, 6 revisi produk, 7 uji coba produk, 8 revisi desain, 9 revisi produk, 10 produksi masal. Adapun model pengembangan menurut Sugiyono 2014:409 adalah sebagai berikut. Bagan 5. Model pengembangan Sugiyono Sugiyono, 2014:409 Tahapan pertama dalam model in adalah mengakaji potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan menghasilkan nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukan dengan data empirik dan datanya tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain yang up to date. Setelah mengetahui potensi dan masaalah, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang diperoleh. Dalam mengumpulkan informasi atau data diperlukan sebuah metode. Penggunaan metode dalam penelitian diusahakan sesuai dengan permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai. Desain produk Potensi dan masalah Revisi produk Pengumpulan data Uji coba pemakaian Revisi produk Produksi masal Uji coba produk validasi desain Revisi desain Desain produk yang dihasilkan harus lengkap dan spesifikasi. Desain produk harus dibuat dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Selanjutnya dilakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapa dilakukan dengan cara menhadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki kelemahan dari desain produk sesuai dengan saran perbaikan. Dalam bidang pendidikan, desain produk dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba ini dilakukan pada kelompok kecil dan kelompok terbatas atau kelas. Bahwa desain tersebut memiliki perbedaan signifikan, maka desain tersebut perlu direvisi agar dicek kembali kelemahannya dan segera diperbaiki. Setelah direvisi produk tersebut, maka produk tersebut perlu diterapkan dalam lingkup yang lebih luas. Selanjutnya dilaakukan revisi produk dalam skala yang lebih luas. Revisi produk dilakukan apabila dala pemakaian pada lingkup yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji coba pemakaian, sebaiknya membuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk. Bila produk tersebut telah dinyatan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diterapkan disetiap lembaga tertentu sesuai dengan produk pengembangannya. Model pengembangan Borg Gall serta Sugiyono memiliki kekurangan dan kelebihan. Model pengembangan Borg Gall membutuhkan subjek yang sangat banyak dalam melakukan penelitannya Borg Gall dalam Sukmadinata, 2005:169. Meskipun demikian model Borg Gall memiliki detail tahapan yang lebih rinci sehingga memudahkan peneliti dalam mengembangkan produk yang lebih maksimal dan optimal. Selain itu, model Borg Gall ini lebih fleksibel tergantung waktu dan tidak harus semua langkah dilaksanakan. Sugiyono memaparkan model pengembangannya lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Meskipun demikian, model pengembangan Sugiyono ini tidak disusun dengan rinci sehingga detail untuk istrumen yang disarankan untuk digunakan dalam pengembanagan tersebut, peneliti harus merumuskan model pengembangan baru yang lebih seuai dengan penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk final berupa Lembar Kerja Siswa. LKS yang dikembangkan ini mulai dikerjakan dari analisis masalah, pengumpulan data, pengembangan produk, validasi desain, dan revisi produk hasil validasi. Langkah-langkah model pengembangan tersebut dapat dilihat pada bagan 6 halaman berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagan 6. Langkah-langkah model pengembangan LKS Produk LKS LANGKAH 1 Analisis Masalah Analisis Kebutuhan Wawancara LANGKAH 3 Pengembangan Produk LKS Menyusun RPPTH Strategi pembelajaran Urutan isi Sumber Belajar Kegiatan Belajar Menyusun LKS Tema Evaluasi Tujuan Silabus Indikator Subtema KI - KD LANGKAH 4 Validasi Produk Evaluasi Formatif LANGKAH 5 Revisi Produk Hasil Validasi LANGKAH 2 Pengumpulan Data Hasil Wawancara Kajian Dokumen Dari bagan di atas, kita dapat mengetahui bahwa terdapat 5 langkah dalam pengembangan produk ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah tersebut dijelaskan sesuai tahapannya sebagai berikut. 1. Langkah I Analisis Masalah Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan mewawancarai guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, yakni Ibu EC. Tujuannya ialah mengidentifikasi adanya masalah rill yang terjadi di lapangan, yakni mengenai sejauh mana pemahaman guru terhadap kurikulum 2013, pendekatan saintifik, dan lembar kerja siswa. Dengan wawancara ini diharapkan penelitian tentang pengembangan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saitifik dapat disusun sesuai dengan kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar dengan subtema “Tugasku sebagai Umat Beragama”. 2. Langkah II Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai guru kelas II. Hasil waawancara itu kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas II SD. Pengumpulan data untuk pembuatan LKS dilakukan dengan studi pustaka dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber. 3. Langkah III Pengembangan Produk Pengembangan produk dimulai dengan menentukan desain awal pengembangan perangkat pembelajaran. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, dalam hal ini peneliti memilih tema “Tugasku Sehari- hari”. Selanjutnya, peneliti menentukan kompetensi dasar yang sesuai dengan kompetensi inti yang ada pada tema. Berdasarkan KI – KD tersebut, peneliti memilih subtema “Tugasku Sebagai Umat Beragama” yang kemudian dijadikan pedoman untuk menyusun silabus. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema, kemudian silabus diturunkan untuk menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian RPPTH. RPPTH tersebut dibuat berdasarkan kurikulum 2013 yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa selama proses pembelajaran. RPPTH kemudian dibuat kerangka urutan isi untuk membuat strategi pembelajaran menurut langkah-langkah pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013, selanjutnya dibuat kegiatan belajar harian sesuai RPPTH tersebut. Peneliti juga membuat evaluasi dan instrumen penilaian menggunakan penilaian autentik, dengan tujuan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan sikap, keterampilan dan pengetahuan. Setelah menyelesaikan RPPTH beserta kelengkapannya, kemudian peneliti baru membuat lembar kerja siswa. Di dalam LKS ini terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dilakukan dengan melihat sejauh mana keaktifan dan partisipasi siswa dalam memecahkan masalah. 4. Langkah IV Validasi Produk Peneliti menggunakan validasi pakar atau expert judgement sebagai evaluasi formatif terhadap desai produk pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik. Produk yang akan dikembangkan ini kemudian akan divalidasi oleh dua pakar kurikulum SD 2013 dan media LKS, dan juga dua guru SD kelas II. Validasi produk ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran dibutuhkan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari produk yang dikempangkan agar diberi perbaikan yang sesuai. 5. Langkah V Revisi Produk Revisi desain dilakukan setelah memperoleh kritik dan saran. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat sesuai hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Jadwal Penelitian