D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas siswa antara kelas yang menggunakan metode Concept Mapping dan metode
Project Based Learning di kelas VII SMP Negeri 2 Gamping. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yiatu kelas VII F sebagai kelas eksperimen 1 yang
mendapatkan perlakuan metode Concept Mapping dan kelas VII E sebagai kelas eksperimen 2 yang mendapatkan perlakuan metode Project Based
Learning. Data kreativitas siswa diperoleh dari lembar observasi dan lembar angket
kreativitas siswa yang dikembangkan oleh Utami Munandar 1999:88. Kreativitas siswa tersebut meliputi: 1 berfikir fleksibel, 2 berfikir divergen, 3
berpikir orisinil, 4 ketrampilan menilai, 5 memiliki rasa ingin tahu yang besar, 6 berani mengambil resiko, 7 merasa tertantang oleh kemajemukan, 8
imajinatif. Berdasarkan penilaian kreativitas siswa, diperoleh rata-rata kreativitas
siswa pada kelas eksperimen 1 CM dan kelas eksperimen 2 berbeda. Pada hasil observasi, dapat dilihat bahwa persentase kreativitas siswa kelas
eksperimen 1 pada pertemuan pertama sebesar 37,8, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 59,6, sehingga peningkatannya sebesar 21,8. Kemudian
pada kelas eksperimen 2 PjBL diketahui persentase kreativitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 41,2, pada pertemuan kedua meningkat menjadi
51,2, sehingga peningkatannya sebesar 10. Hasil persentase observasi tersebut menunjukkan bahwa kreativitas siswa yang menggunakan metode
Concept Mapping lebih tinggi dari pada kreativitas siswa yang menggunakan metode Project Based Learning.
Berdasarkan hasil angket, diketahui persentase kreativitas siswa kelas eksperimen 1 CM pada angket awal sebesar 57,8, pada angket akhir
meningkat menjadi 66,1, sehingga peningkatannya sebesar 8,3. Pada kelas eksperimen 2 PjBL diketahui persentase kreativitas siswa pada angket awal
sebesar 55, pada angket akhir meningkat menjadi 60,7, sehingga peningkatannya sebesar 5,7. Hasil persentase angket tersebut juga
menunjukkan bahwa kreativitas siswa yang menggunakan metode Concept Mapping lebih tinggi dari pada kreativitas siswa yang menggunakan metode
Project Based Learning. Hal tersebut diperkuat dengan uji hipotesis pada angket akhir kreativitas siswa. Pada uji hipotesis diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,137. Nilai t
hitung
t
tabel
2,1371,997 dan nilai sig 0,05 yaitu sig. 0,0000,05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kreativitas siswa yang signifikan antara kelas eksperimen 1 CM dengan kelas
eksperimen 2 PjBL. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa di kelas ekperimen 1 Concept Mapping lebih tinggi daripada kreativitas siswa di
kelas eksperimen 2 Project Based Learning. Perbedaan peningkatan kreativitas siswa tersebut dapat terjadi karena
perbedaan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen 1 kelas dibagi menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok harus membuat sebuah ide yang nantinya ide
tersebut akan dituangkan dalam sebuah peta konsep Concept Mapping. Setiap siswa saling bertukar pendapat dan saling kerjasama dalam pembuatan peta
konsep. Pembuatan peta konsep juga tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga masing-masing kelompok dapat menyelesaikan peta-konsepnya
secara tepat waktu. Oleh karena itu, kreativitas siswa yang menggunakan metode Concept Mapping lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan
metode Project Based Learning. Hal tersebut mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Martin dalam Trianto, 2009: 158 bahwa Concept Mapping
merupakan metode mencatat kreatif yang dituangkan dalam sebuah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal
dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen 1 CM berbeda
dengan pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen 2 PjBL. Dalam kelas eksperimen 2 PjBL kelas juga dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-
masing kelompok harus memikirkan sebuah ide yang nantinya akan dibuat dalam sebuah proyekproduk konkrit. Pada saat siswa membuat proyekproduk,
ada beberapa siswa yang hanya mengandalkan temannya dan terdapat beberapa siswa yang membuat sesuatu di luar ideproyek yang dipikirkan. Pembuatan
proyek juga membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga ketika waktu yang diberikan untuk membuat proyek habis hanya beberapa kelompok saja
yang dapat menyelesaikan proyeknya.