Persentase Rata-rata Dimensi Kebahasaan
dirangkum dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi.
1
Tahap pertama adalah tahap persiapan. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan bahan ajar di SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, dengan tujuan untuk mengetahui bahan ajar yang digunakan di sekolah tersebut. Pada tahap ini dilakukan pengamatan
secara langsung ke SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Bahan ajar yang digunakan di sekolah tersebut yaitu buku paket, LKS, dan materi
yang disajikan di blog guru mata pelajaran masing-masing. Menurut peneliti, buku dan LKS yang digunakan tidak mengajak siswa berpikir
sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang harus dipahaminya, serta
keterkaitannya dengan kehidupan mereka secara individual. Selain itu, untuk materi yang disajikan dalam blog guru mata pelajaran, dapat
dikatakan kurang efektif, karena tidak semua siswa menggunakan internet untuk membuka blog guru mata pelajarannya. Biasanya siswa lebih
memilih menggunakan internet untuk membuka media sosial, seperti facebook, twitter, instagram, dan path.
Bahan ajar yang tersedia di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan kurang mengaitkan dengan sains teknologi masyarakat, sehingga siswa
tidak dapat belajar sains yang berkaitan dengan teknologi dan masyarakat, serta mengambil masalah-masalah yang ada di lingkungan, khususnya
pada materi koloid. Di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan juga belum ada yang
mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemenbuku pelengkap. Padahal buku suplemenbuku pelengkap dapat membantu siswa untuk
memahami materi dan dapat memperkaya wawasan siswa. Dari permasalahan bahan ajar tersebut, peneliti membuat buku suplemen kimia
1
Dede Rival Novian, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web untuk Sub Materi Pergeseran Kesetimbangan”, Skripsi pada Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung:
2013, h. 35, tidak dipublikasikan.
untuk menunjang pembelajaran kimia di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Buku suplemen kimia ini disajikan dengan model sains teknologi
masyarakat STM. Hambatan dalam tahap menganalisis bahan ajar ini adalah
membutuhkan waktu, strategi yang baik ketika melakukan pengamatan, kemudian dari cara mengkritisi bahan ajar yang digunakan di SMA Negeri
10 Kota Tangerang Selatan ini penuh dengan pertimbangan, agar tidak menyinggung pihak-pihak yang bersangkutan.
Setelah melakukan analisis bahan ajar, peneliti menentukan materi yang akan dimuat dalam buku suplemen kimia dan diintegrasikan dengan
sains teknologi masyarakat STM. Materi yang cocok dengan sains teknologi masyarakat salah satunya adalah materi koloid.
Langkah selanjutnya,
peneliti melakukan
analisis standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Pada tahap ini peneliti menganalisis standar kompetensi 5 dan kompetensi dasar 5.1 dan 5.2. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar tersebut memiliki indikator yang harus dicapai pada materi koloid. Dengan menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar, peneliti lebih mudah untuk melakukan pengembangan indikator.
“Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan ”.
2
Fungsi indikator diantaranya 1 pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran 2 pedoman dalam mendesain
kegiatan pembelajaran 3 Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar 4 Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
3
Dalam mengembangkan indikator harus sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur danatau dapat diobservasi.
4
2
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Indikator, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 3
3
Ibid.
4
Ibid.