B 28. D D 1 E C 10. E A 30. C

Pendekatan sains teknologi masyarakat telah dapat disebut sebagai model sains teknologi masyarakat TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 Gambar: Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat STM Penjelasan: Tahap 1 Kekhasan dari model ini adalah bahwa pendahuluan dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di masyarakat yang dapat digali dari siswa. Tetapi apabila guru Pendahuluan: InisiasiInvitasiApersepsi Eksplorasi terhadap siswa Isu atau Masalah Pembentukan Pengembangan Konsep Pemantapan Konsep Aplikasi Konsep dalam Kehidupan: Penyelesaian masalah atau analisis isu Pemantapan Konsep Pemantapan Konsep Penilaian tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri. Tahap 2 Proses pembentukan konsep dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejatah, pendekatan kecakapan hidup, metode demonstrasi,eksperimen di laboratorium, diskusi kelompok, bermain peran, dan lain-lain. Pada akhir tahap 2 diharapkan melalui konstruksi dan rekonstruksi siswa menemukan konsep-konsep yang benar atau merupakan konsep- konsep ilmuwan. Tahap 3 Berbekal pemahaman konsep yang benar, siswa melakukan analisis isu atau penyelesaian masalah yang disebut aplikasi konsep dalam kehidupan. Tahap 4 Selama proses pembentukan konsep dan aplikasi konsep tahap 2 dan 3, guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan belajar berlangsung. Kegiatan ini disebut dengan pemantapan konsep. Tahap 5 Penilaian dapat diberikan berupa tes tertulis atau pertanyaan secara lisan. Tahap ini mengakhiri rangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan STM untuk mengungkap kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa . Lampiran 10. Hasil Pengolahan Data Validitas Isi Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berorientasi Sains Teknologi Masyarakat STM pada Materi Koloid No. Butir Jumlah Responden Total Skor Skor Maksimal Persentase Kriteria Ya Tidak Ya Tidak 1 3 3 3 3 100 Sangat Baik 2 3 3 3 3 100 Sangat Baik 3 3 3 3 3 100 Sangat Baik 4 3 3 3 3 100 Sangat Baik 5 3 3 3 3 100 Sangat Baik 6 3 3 3 3 100 Sangat Baik 7 3 3 3 3 100 Sangat Baik Rata-Rata Hasil Validitas Isi Buku Suplemen Kimia 100 Sangat Baik Lampiran 11. Cara Perhitungan Validitas Isi Skala Guttman Jawaban responden Ya : 3 orang x 1 Tidak : 0 Total : 3 Skor maksimal = 3 orang x 1 = 3 Persentase = skor total skor maksimal x 100 = 3 3 x 100 = 100 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas Semester : XI 2 Alokasi Waktu : 2x45 menit Pertemuan : ke-1 Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 5.1 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitar

I. Indikator Pencapaian Kompetensi:

 Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek Tyndall, homogenheterogen, dan penyaringan  Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi  Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan

II. Tujuan:

Siswa dapat:  Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek Tyndall, homogenheterogen, dan penyaringan  Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi  Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan

III. Materi Ajar: A.

Larutan Gula Jika kalian menuangkan gula ke dalam gelas yang berisi air, kalian tetap dapat melihat bahwa di dalam gelas terdapat air dan gula. Berarti di dalam gelas terdapat dua fasa, yaitu air yang berfasa cair dan gula berfasa padat. Campuran ini dinamakan campuran heterogen yang selanjutnya sering disebut sebagai campuran saja. Walaupun campuran air dengan gula heterogen, namun jika kalian mengaduknya, maka gula tidak akan kelihatan lagi. Kemana kah gula itu? Dapat dikatakan bahwa gula tercampur secara homogen dengan air. Setelah gula tercampur secara homogen dengan air, timbul pertanyaan, mengapa gula dapat berada diantara molekul air? Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan di atas kalian harus berpikir tentang perbedaan fasa padat dan fasa cair. Jadi, molekul-molekul gula tersebut memasuki rongga- rongga air. Sehingga anda tidak dapat melihat padatannya lagi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa campuran yang terbentuk memiliki satu fasa, yaitu fasa cair. Campuran ini dinamakan campuran homogen, dan sering disebut sebagai larutan. Larutan adalah sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya sangat kecil 10 -7 cm atau 1 nm. B. Suspensi Campuran antara pasir dengan air disebut suspensi. Apabila tidak diaduk terus-menerus maka akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu suspensi dikatakan tidak stabil. Semakin besar ukuran partikel tersuspensi semakin cepat pengendapan itu terjadi. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan filtrasi, karena ukuran partikelnya besar maka zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring. Jadi, Suspensi merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar 10-5 cm atau 100 nm tersebar merata dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen. C. Koloid Jika kita mencampurkan susu misalnya, susu instan dengan air, ternyata susu “larut” tetapi “larutan” itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat disaring hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra, ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa. D. Jenis-jenis Koloid 1. Aerosol Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut hair spray, semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong propelan aerosol. Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon CFC dan karbon dioksida

2. Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

3. Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air MA atau emulsi air dalam minyak AM. Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air. Contoh emulsi minyak dalam air MA : santan, susu dan lateks Contoh emulsi air dalam minyak AM : mayonnaise, minyak bumi, minyak ikan Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi emulgator. Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh pengemulsi lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise. 4. Buih Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. 5. Gel Koloid yang setengah kaku antara padat dan cair disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.

E. Pembuatan Koloid

Pembuatan sistem koloid terdiri dari 2 cara, yaitu: 1. Pemecahan partikel-partikel besar menjadi partikel berukuran koloid. Cara ini disebut cara dispersi. Beberapa metode praktis yang biasa digunakan untuk membuat koloid yang tergolong cara dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, homogenisasi, dan cara busur listrik redig. Contohnya pada pembuatan agar-agar, selai dan es krim. 2. Pembentukan agregat dari molekul-molekul kecil berukuran larutan menjadi berukuran koloid. Cara ini disebut sebagai cara kondensasi. Pembentukan kabut dan awan di udara merupakan contoh pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekul-molekul air membentuk kerumunan cluster. Cara kondensasi umumnya dilakukan melalui reaksi kimia. reaksi redoks pembuatan sol belerang, reaksi hidrolisis pembuatan sol FeOH 3 , dekomposisi rangkap dan pergantian pelarut.

IV. Metode Pendekatan

 Metode: Ceramah, diskusi, penugasan, dan demonstrasi.  Pendekatan: Sains Teknologo Masyarakat STM

V. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

a. Pendahuluan

Tahapan Kegiatan Waktu Karakter Guru Siswa Apersepsi  Mengucapkan salam  Menjawab salam 20 menit semangat, komunikatif  Menanyakan kabar siswa  Menjawab kabar semangat, komunikatif  Menanyakan absensi atau siswa yang tidak hadir  Menjawab siapa siswa yang tidak hadir Jujur, disiplin  Meminta seorang siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai  Berdoa bersama-sama sesuai dengan ajaran dan kepercayaannya masing-masing Agamis  Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa melalui pembelajaran hari ini.  Siswa menyimak penyampaian kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa melalui pembelajaran hari ini. Rasa ingin tahu  Guru menyampaikan pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa dari pembelajaran yang lalu yaitu larutancampuran.  Siswa mengingat kembali pembelajaran mengenai larutancampuran Komunikatif, rasa ingin tahu, kritis  Guru menyampaikan pengetahuan mengenai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi koloid  Siswa mendengarkan penyampaian materi yang diberikan oleh guru Rasa ingin tahu  Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok  Siswa membentuk kelompok Kerjasama

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi  Guru menunjukkan larutan gula, campuran pasir+air, dan susu untuk membangkitkan motivasi rasa ingin tahu dan menggali pengetahuan siswa eksplorasi dengan bertanya: Apa yang kalian ketahui dari ketiga larutan tersebut? Diskusikan  Siswa memperhatikan ketiga larutan tersebut dan berdiskusi untuk berhipotesis 50 menit Cermat, kerjasama, rasa ingin tahu  Guru menginstruksikan untuk membaca materi jenis-jenis koloid  Siswa membaca materi jenis-jenis koloid Cermat, rasa ingin tahu  Guru menginstruksikan untuk mengerjakan latihan soal jenis- jenis koloid sesuai dengan perintah dalam buku suplemen  Siswa mengerjakan latihan jenis-jenis koloid, dengan berdiskusi dengan teman kelompoknya komunikatif, kerjasama, rasa ingin tahu Elaborasi  Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya  Siswa mempresentasikan hasil diskusinya komunakatif  Guru menanggapi hasil diskusi dan memberikan informasi yang sebenarnya  Siswa mendengarkan informasi yang guru jelaskan Cermat, rasa ingin tahu  Guru menunjukkan cara pembuatan koloid video  Siswa memperhatikan video pembuatan koloid Cermat, rasa ingin tahu, komunikatf Konfirmasi  Guru memberikan penjelasan konsep inti dari setiap materi yang telah didiskusikan tersebut sebagai penguatan dari guru  Siswa mendengarkan penjelasan konsep inti dari setiap materi yang telah didiskusikan tersebut Rasa ingin tahu

c. Penutup

Waktu: 20 menit  Guru memberikan tugas untuk melakukan percobaan pembuatan jelly dan divideokan.  Mengajak siswa mengucapkan doa selesai belajar  Memberikan salam VI . Media Belajar  Buku suplemen kimia berorientasi sains teknologi masyarakat STM  LKS  Buku kimia untuk SMA kelas XI yang relevan  Mutimedia presentasi VII. Penilaian

a. Aspek Kognitif

Nilai diperoleh dari hasil latihan soal-soal diskusi

b. Aspek Afektif

Nilai diperoleh dari pengamatan guru terhadap sikap setiap individu pada saat pembelajaran berlangsung

c. Aspek Psikomotorik

Nilai diperoleh dari kemampuan siswa untuk melakukan eksperimen Ciputat, Februari 2014 Guru Bidang Studi Kimia Peneliti Rifa Kusmiati, S. Si Anita Eka Pratiwi NIK: 506070006 NIM: 109016200009 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas Semester : XI 2 Alokasi Waktu : 4x45 menit Pertemuan : ke-2 dan ke-3 PERTEMUAN KE-2 Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 5.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

I. Indikator Pencapaian Kompetensi:

 Mendeskripsikan sifat-sifat koloid effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi  Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi

II. Tujuan:

Siswa dapat,.  Mendeskripsikan sifat-sifat koloid effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi  Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi

III. Materi Ajar: A.

Sifat-sifat Koloid 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala arah. Contoh dalam kehidupan sehar-hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkadang merahoranye, debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel koloid yang terjadi secara terus menerus, patah-patah zigzag dan dengan arah yang tidak menentu gerak acaktidak beraturan. Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Gerak Brown merupakan salah satu sifat koloid yang paling unik karena dapat membuktikan kebenaran teori kinetik molekul. Sebab Terjadinya Gerak Brown Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Gerak Brown koloid akan terjadi semakin cepat jika ukuran partikel-partikel koloid semakin kecil . Contoh gerak Brown yang paling mudah diamati adalah pada susu. Apabila susu didiamkan untuk waktu beberapa lama, tidak akan didapati endapan. Hal ini disebabkan karena adanya gerak terus-menerus secara acak yang dilakukan oleh partikel-partikel koloid dalam susu. Gerak acak seperti itulah yang disebut dengan gerak Brown. Gerak Brown inilah yang seringg dijadikan sebagai bukti teori kinetik molekul.

3. Koagulasi

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi pada koloid terjadi karena tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid disebut stabil koloid stabil jika sistem koloid bermuatan negatif dan positif. Jika sistem koloid dinetralkan muatannya maka sistem koloid tersebut tidak stabil sehingga terkoagulasi menggumpal. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, proses elektroforesis, dan pencampuran koloid yang berbeda muatan. Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri adalah: Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat lempung dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format, asap atau debu dari pabrikindustri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik Cottrell.

4. Muatan Koloid

Pada sistem kerja alat Cottrell menggunakan prinsip elektroforesis, adsorpsi dan koagulasi. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik ditempeli oleh partikel- partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, maka koloid tersebut menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorpsi ion negatif aka menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau postif dari adanya elektron yang bergerak di udara atau dari arus listrik. Adanya peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh karena itu, jika koloid diletakkan dalam medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju kutub muatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid tersebut. Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

5. Dialisis

Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat dari membran semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen. Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air yang mengalir. Oleh karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid maka ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran dan keluar dari sistem koloid. Adapun partikel koloid akan tetap berada di dalam kantung membran.

B. Peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bahkan selalu menggunakan bahan-bahan kimia, seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak dalam bentuk padatan maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang disebut koloid. Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum, sampai material bangunan.

IV. Metode Pendekatan

 Metode: Ceramah, diskusi, dan penugasan  Pendekatan: Sains Teknologi Masyarakat STM

V. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

a. Pendahuluan

Tahapan Kegiatan Waktu Karakter Guru Siswa Apersepsi  Mengucapkan salam  Menjawab salam 20 menit semangat, komunikatif  Menanyakan kabar siswa  Menjawab kabar semangat, komunikatif  Menanyakan absensi atau siswa yang tidak hadir  Menjawab siapa siswa yang tidak hadir jujur  Meminta seorang siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai  Berdoa bersama- sama sesuai dengan ajaran dan kepercayaan masing- masing agamis  Guru memberikan pertanyaan - Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan koloid? - Sebutkan contoh- contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari? - Sebutkan jenis- jenis koloid yang kalian ketahui?  Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sebagai prasyarat pengetahuan tentang materi koloid Komunikatif, rasa ingin tahu. kritis  Guru meminta tugas video pembuatan koloid untuk dikumpulkan  Siswa mengumpulkan tugas video pembuatan koloid Disiplin waktu