Pendekatan sains teknologi masyarakat telah dapat disebut sebagai model sains teknologi masyarakat
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
TAHAP 4
TAHAP 5
Gambar: Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat STM
Penjelasan: Tahap 1
Kekhasan dari model ini adalah bahwa pendahuluan dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di masyarakat yang dapat digali dari siswa. Tetapi apabila guru
Pendahuluan: InisiasiInvitasiApersepsi
Eksplorasi terhadap siswa Isu atau Masalah
Pembentukan Pengembangan Konsep
Pemantapan Konsep
Aplikasi Konsep dalam Kehidupan:
Penyelesaian masalah atau analisis isu
Pemantapan Konsep
Pemantapan Konsep
Penilaian
tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri.
Tahap 2 Proses pembentukan konsep dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan
metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejatah, pendekatan kecakapan hidup, metode demonstrasi,eksperimen di laboratorium, diskusi kelompok,
bermain peran, dan lain-lain. Pada akhir tahap 2 diharapkan melalui konstruksi dan rekonstruksi siswa menemukan konsep-konsep yang benar atau merupakan konsep-
konsep ilmuwan. Tahap 3
Berbekal pemahaman konsep yang benar, siswa melakukan analisis isu atau penyelesaian masalah yang disebut aplikasi konsep dalam kehidupan.
Tahap 4 Selama proses pembentukan konsep dan aplikasi konsep tahap 2 dan 3, guru perlu
meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan belajar berlangsung. Kegiatan ini disebut dengan pemantapan konsep.
Tahap 5 Penilaian dapat diberikan berupa tes tertulis atau pertanyaan secara lisan. Tahap ini
mengakhiri rangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan STM untuk mengungkap kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa
.
Lampiran 10. Hasil Pengolahan Data Validitas Isi Pengembangan Buku Suplemen
Kimia Berorientasi Sains Teknologi Masyarakat STM pada Materi Koloid
No. Butir
Jumlah Responden
Total Skor
Skor Maksimal
Persentase Kriteria
Ya Tidak
Ya Tidak
1 3
3 3
3 100
Sangat Baik
2 3
3 3
3 100
Sangat Baik
3 3
3 3
3 100
Sangat Baik
4 3
3 3
3 100
Sangat Baik
5 3
3 3
3 100
Sangat Baik
6 3
3 3
3 100
Sangat Baik
7 3
3 3
3 100
Sangat Baik
Rata-Rata Hasil Validitas Isi Buku Suplemen Kimia 100
Sangat Baik
Lampiran 11. Cara Perhitungan Validitas Isi Skala Guttman
Jawaban responden Ya
: 3 orang x 1 Tidak
: 0
Total : 3
Skor maksimal = 3 orang x 1 = 3
Persentase =
skor total skor maksimal
x 100 =
3 3
x 100 = 100
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas Semester : XI 2
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan : ke-1
Standar Kompetensi :
5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar :
5.1 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitar
I. Indikator Pencapaian Kompetensi:
Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek Tyndall, homogenheterogen, dan
penyaringan Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersi Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan
II. Tujuan:
Siswa dapat: Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan
data hasil pengamatan effek Tyndall, homogenheterogen, dan penyaringan
Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi
Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan
III. Materi Ajar: A.
Larutan Gula
Jika kalian menuangkan gula ke dalam gelas yang berisi air, kalian tetap dapat melihat bahwa di dalam gelas terdapat air dan gula. Berarti di
dalam gelas terdapat dua fasa, yaitu air yang berfasa cair dan gula berfasa padat. Campuran ini dinamakan campuran heterogen yang selanjutnya
sering disebut sebagai campuran saja. Walaupun campuran air dengan gula heterogen, namun jika kalian mengaduknya, maka gula tidak akan kelihatan
lagi. Kemana kah gula itu? Dapat dikatakan bahwa gula tercampur secara homogen dengan air.
Setelah gula tercampur secara homogen dengan air, timbul pertanyaan, mengapa gula dapat berada diantara molekul air? Untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan di atas kalian harus berpikir tentang perbedaan fasa padat dan fasa cair. Jadi, molekul-molekul gula tersebut memasuki rongga-
rongga air. Sehingga anda tidak dapat melihat padatannya lagi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa campuran yang terbentuk memiliki satu fasa, yaitu
fasa cair. Campuran ini dinamakan campuran homogen, dan sering disebut sebagai larutan. Larutan adalah sistem dispersi yang ukuran diameter
partikel zat terdispersinya sangat kecil 10
-7
cm atau 1 nm. B.
Suspensi
Campuran antara pasir dengan air disebut suspensi. Apabila tidak diaduk terus-menerus maka akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi.
Oleh karena itu suspensi dikatakan tidak stabil. Semakin besar ukuran partikel tersuspensi semakin cepat pengendapan itu terjadi. Suspensi dapat
dipisahkan dengan penyaringan filtrasi, karena ukuran partikelnya besar maka zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring. Jadi, Suspensi
merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar
10-5
cm atau 100 nm tersebar merata dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi
merupakan campuran heterogen. C.
Koloid
Jika kita mencampurkan susu misalnya, susu instan dengan air, ternyata susu “larut” tetapi “larutan” itu tidak bening melainkan keruh. Jika
didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat disaring hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak
homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra, ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel susu yang tersebar di dalam air. Campuran
seperti inilah yang disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan
sistem dua fasa. D.
Jenis-jenis Koloid 1.
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut
aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut hair spray, semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan
lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong propelan aerosol. Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan
adalah senyawa klorofluorokarbon CFC dan karbon dioksida
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam industri.
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair
itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air MA atau emulsi air dalam
minyak AM. Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air MA : santan, susu dan lateks Contoh emulsi air dalam minyak AM : mayonnaise, minyak bumi,
minyak ikan
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi emulgator. Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam
air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika
sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh pengemulsi lainnya
adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise. 4.
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat
pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung
pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan
lain-lain. 5.
Gel
Koloid yang setengah kaku antara padat dan cair disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi
medium pendispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.
E. Pembuatan Koloid
Pembuatan sistem koloid terdiri dari 2 cara, yaitu: 1. Pemecahan partikel-partikel besar menjadi partikel berukuran koloid.
Cara ini disebut cara dispersi. Beberapa metode praktis yang biasa digunakan untuk membuat koloid yang tergolong cara dispersi
adalah cara mekanik, cara peptisasi, homogenisasi, dan cara busur listrik redig. Contohnya pada pembuatan agar-agar, selai dan es
krim.
2. Pembentukan agregat dari molekul-molekul kecil berukuran larutan
menjadi berukuran koloid. Cara ini disebut sebagai cara kondensasi. Pembentukan kabut dan awan di udara merupakan contoh
pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekul-molekul air membentuk kerumunan cluster. Cara kondensasi umumnya
dilakukan melalui reaksi kimia. reaksi redoks pembuatan sol belerang, reaksi hidrolisis pembuatan sol
FeOH
3
, dekomposisi rangkap dan pergantian pelarut.
IV. Metode Pendekatan
Metode: Ceramah, diskusi, penugasan, dan demonstrasi. Pendekatan: Sains Teknologo Masyarakat STM
V. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
a. Pendahuluan
Tahapan Kegiatan
Waktu Karakter
Guru Siswa
Apersepsi
Mengucapkan salam Menjawab salam
20 menit
semangat, komunikatif
Menanyakan kabar siswa
Menjawab kabar semangat,
komunikatif Menanyakan absensi
atau siswa yang tidak hadir
Menjawab siapa siswa yang tidak hadir
Jujur, disiplin
Meminta seorang siswa untuk
memimpin doa sebelum pembelajaran
dimulai Berdoa bersama-sama
sesuai dengan ajaran dan kepercayaannya
masing-masing Agamis
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa melalui pembelajaran hari ini.
Siswa menyimak penyampaian
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa melalui
pembelajaran hari ini. Rasa ingin
tahu
Guru menyampaikan pengetahuan prasyarat
yang harus dimiliki siswa dari
pembelajaran yang lalu yaitu
larutancampuran. Siswa mengingat
kembali pembelajaran mengenai
larutancampuran Komunikatif,
rasa ingin tahu, kritis
Guru menyampaikan pengetahuan mengenai
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan
materi koloid Siswa mendengarkan
penyampaian materi yang diberikan oleh
guru
Rasa ingin tahu
Guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok Siswa membentuk
kelompok Kerjasama
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan larutan gula,
campuran pasir+air, dan susu untuk
membangkitkan motivasi rasa ingin
tahu dan menggali pengetahuan siswa
eksplorasi dengan bertanya: Apa yang
kalian ketahui dari ketiga larutan
tersebut? Diskusikan
Siswa memperhatikan ketiga larutan tersebut
dan berdiskusi untuk berhipotesis
50 menit
Cermat, kerjasama,
rasa ingin tahu
Guru menginstruksikan
untuk membaca materi jenis-jenis
koloid Siswa membaca materi
jenis-jenis koloid Cermat, rasa
ingin tahu
Guru menginstruksikan
untuk mengerjakan latihan soal jenis-
jenis koloid sesuai dengan perintah
dalam buku suplemen
Siswa mengerjakan latihan jenis-jenis
koloid, dengan berdiskusi dengan
teman kelompoknya komunikatif,
kerjasama, rasa ingin
tahu
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
Siswa mempresentasikan
hasil diskusinya komunakatif
Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang
sebenarnya Siswa mendengarkan
informasi yang guru jelaskan
Cermat, rasa ingin tahu
Guru menunjukkan cara pembuatan
koloid video Siswa memperhatikan
video pembuatan koloid
Cermat, rasa ingin tahu,
komunikatf
Konfirmasi
Guru memberikan penjelasan konsep
inti dari setiap materi yang telah
didiskusikan tersebut sebagai penguatan
dari guru Siswa mendengarkan
penjelasan konsep inti dari setiap materi yang
telah didiskusikan tersebut
Rasa ingin tahu
c. Penutup
Waktu: 20 menit Guru memberikan tugas untuk melakukan percobaan pembuatan jelly
dan divideokan.
Mengajak siswa mengucapkan doa selesai belajar Memberikan salam
VI . Media Belajar
Buku suplemen kimia berorientasi sains teknologi masyarakat STM LKS
Buku kimia untuk SMA kelas XI yang relevan Mutimedia presentasi
VII. Penilaian
a. Aspek Kognitif
Nilai diperoleh dari hasil latihan soal-soal diskusi
b. Aspek Afektif
Nilai diperoleh dari pengamatan guru terhadap sikap setiap individu pada saat pembelajaran berlangsung
c. Aspek Psikomotorik
Nilai diperoleh dari kemampuan siswa untuk melakukan eksperimen
Ciputat, Februari 2014 Guru Bidang Studi Kimia
Peneliti
Rifa Kusmiati, S. Si Anita Eka Pratiwi
NIK: 506070006 NIM: 109016200009
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas Semester : XI 2
Alokasi Waktu : 4x45 menit
Pertemuan : ke-2 dan ke-3
PERTEMUAN KE-2 Standar Kompetensi :
5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar :
5.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
I. Indikator Pencapaian Kompetensi:
Mendeskripsikan sifat-sifat koloid effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi
Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi
II. Tujuan:
Siswa dapat,. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid effek Tyndall, gerak Brown, dialisis,
elektroforesis, emulsi, koagulasi Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan
farmasi
III. Materi Ajar: A.
Sifat-sifat Koloid 1.
Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena
partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala arah. Contoh dalam kehidupan sehar-hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru
atau terkadang merahoranye, debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel koloid yang terjadi secara terus menerus, patah-patah zigzag dan dengan arah yang tidak
menentu gerak acaktidak beraturan. Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut
akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Gerak Brown
merupakan salah
satu sifat
koloid yang paling unik karena
dapat membuktikan
kebenaran teori kinetik molekul.
Sebab Terjadinya Gerak Brown
Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Gerak Brown
koloid akan terjadi semakin cepat jika ukuran partikel-partikel koloid semakin kecil
. Contoh gerak Brown yang paling mudah diamati adalah pada
susu. Apabila susu didiamkan untuk waktu beberapa lama, tidak akan didapati endapan. Hal ini disebabkan karena adanya gerak terus-menerus
secara acak yang dilakukan oleh partikel-partikel koloid dalam susu. Gerak acak seperti itulah yang disebut dengan gerak Brown. Gerak
Brown
inilah yang seringg dijadikan sebagai bukti teori kinetik molekul.
3. Koagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi pada koloid terjadi karena tidak stabilnya sistem koloid.
Sistem koloid disebut stabil koloid stabil jika sistem koloid bermuatan negatif dan positif. Jika sistem koloid dinetralkan muatannya maka sistem
koloid tersebut tidak stabil sehingga terkoagulasi menggumpal. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, proses elektroforesis, dan pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri adalah:
Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat lempung dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur
dengan elektrolit dalam air laut. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format, asap atau debu dari pabrikindustri dapat
digumpalkan dengan alat koagulasi listrik Cottrell.
4. Muatan Koloid
Pada sistem kerja alat Cottrell menggunakan prinsip elektroforesis, adsorpsi dan koagulasi. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh
permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik ditempeli oleh partikel-
partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang
menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Bila partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, maka koloid tersebut menjadi bermuatan
positif, dan sebaliknya bila yang diadsorpsi ion negatif aka menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap
muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau postif dari adanya elektron yang bergerak di udara atau dari arus
listrik. Adanya peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh karena itu, jika koloid diletakkan dalam medan listrik,
partikelnya akan bergerak menuju kutub muatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid tersebut. Peristiwa bergeraknya partikel koloid
dalam medan listrik disebut elektroforesis.
5. Dialisis
Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan
cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat dari membran semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen.
Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air yang mengalir. Oleh karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil dari partikel
koloid maka ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran dan keluar dari sistem koloid. Adapun partikel koloid akan tetap berada di dalam
kantung membran.
B. Peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bahkan selalu menggunakan bahan-bahan kimia, seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi,
dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak dalam bentuk padatan maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang
disebut koloid. Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang dikembangkan di industri, seperti
kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum, sampai material bangunan.
IV. Metode Pendekatan
Metode: Ceramah, diskusi, dan penugasan Pendekatan: Sains Teknologi Masyarakat STM
V. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
a. Pendahuluan
Tahapan Kegiatan
Waktu Karakter
Guru Siswa
Apersepsi
Mengucapkan salam Menjawab salam
20 menit semangat,
komunikatif Menanyakan kabar
siswa Menjawab kabar
semangat, komunikatif
Menanyakan absensi atau siswa yang tidak
hadir Menjawab siapa
siswa yang tidak hadir
jujur
Meminta seorang siswa untuk
memimpin doa sebelum
pembelajaran dimulai Berdoa bersama-
sama sesuai dengan ajaran dan
kepercayaan masing- masing
agamis
Guru memberikan pertanyaan
- Masih ingatkah kalian apa yang
dimaksud dengan koloid?
- Sebutkan contoh- contoh koloid
dalam kehidupan sehari-hari?
- Sebutkan jenis- jenis koloid yang
kalian ketahui? Siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru
sebagai prasyarat pengetahuan tentang
materi koloid Komunikatif,
rasa ingin tahu. kritis
Guru meminta tugas video pembuatan
koloid untuk dikumpulkan
Siswa mengumpulkan tugas
video pembuatan koloid
Disiplin waktu