Data Reduction Reduksi Data Data Display Penyajian Data

81 A. Pada saat peneliti melakukan wawancara, guru S memberikan pernyataan mengenai pelaksanaan penilaian autentik. Guru S berkata, €Ya, paling tidak sepemahaman saya. Sudah saya lakukan walaupun baru sebatas ya belum sempurna. Baru latihan untuk implementasi kurikulum kan baru 2 tahun ini. Mungkin saya masih banyak kekurangan, masih belum tepat seperti itu, masih banyak perlu penyempurnaan.• CW 1, Rabu 21 Januari 2015, Lamp. 6, Hlm. 202 Berdasarkan penuturan guru S tersebut, dapat diketahui bahwa penilaian autentik sudah dilaksanakan di kelas IV A, namun masih sebatas sepemahaman guru S. Guru S mendefinisikan penilaian autentik sebagai penilaian yang menyeluruh baik dari aspek sikap yang terdiri dari sikap sosial dan sikap religius, aspek pengetahuan, maupun aspek keterampilan yang dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan. Definisi tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru S pada tanggal 30 Januari 2015. Wawancara berikutnya dilakukan kepada kepala sekolah SDN 4 W, yaitu TR. TR memberikan pernyataan, €SDN 4 W merupakan SD di kabupaten Kulon Progo yang menerapkan Kurikulum 2013. Salah satu ciri Kurilukum 2013 dalam penilaian adalah dengan digunakannya penilaian autentik. Lah ini untuk kelas I, II, IV, dan V kami mengunakan penilaian autentik,...• CW 1, Selasa 17 Februari 2015, Lamp. 7, Hlm. 217 Berdasarkan pernyataan TR tersebut, dapat diketahui bahwa kelas I, II, IV, dan V sudah menggunakan penilaian autentik sebagai salah satu ciri dalam Kurikulum 2013. Selanjutnya, TR memberikan pernyataan tentang definisi penilaian autentik. TR mendefinisikan penilaian autentik sebagai penilaian yang melekat pada proses pembelajaran meliputi penilaian sikap 82 religius, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan melalui instrumen- instrumen penilaian yang sudah disiapkan. Definisi tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan TR pada tanggal 17 Februari 2015.

b. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Sikap

dalam Pembelajaran Tematik Berdasarkan hasil wawancara dengan guru S pada 21 Januari 2015 yang didukung dengan hasil studi dokumentasi berupa RPP, peneliti memperoleh data bahwa pelaksanaan penilaian kompetensi sikap siswa terdiri atas penilaian kompetensi sikap religius dan sikap sosial. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam sikap religius dan sikap sosial. Aspek yang dinilai dalam sikap religius yaitu sikap berdoa, mengucapkan salam, beribadah, bersyukur, toleransi, dan berserah diri. Sedangkan aspek yang dinilai dalam sikap sosial yaitu rasa ingin tahu, percaya diri, santun, kreatif, teliti, cinta lingkungan, menghargai, dan peduli. Berdasarkan hasil observasi ke-1 pada 19 Januari 2015, diketahui bahwa guru S menilai sikap religius siswa, yaitu berdoa. Siswa selalu berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dimulai. Siswa juga berdoa sebelum melakukan presentasi di depan kelas. Siswa yang tidak berdoa selalu diingatkan oleh guru S. Selain itu, guru S juga menilai sikap sosial siswa yaitu rasa ingin tahu. Siswa diminta untuk memberikan beberapa pertanyaan yang ingin diketahui terkait dengan materi. Siswa yang bertanya dicatat di buku penilaian untuk diberi nilai.