Penugasan 1 Apakah Bapak pernah menggunakan
310
3 Bagaimana cara Bapak memberikan pemahaman tentang kriteria penilaian
kepada siswa? “Nggak mesti. Jadi kalau memang anak itu sudah tahu apa yang mau
dinilai, itu tidak saya sampaikan. Tetapi kalau itu hal baru akan saya sampaikan. Misalnya setiap menulis laporan itu pasti ejaannya
dinilai, pilihan katanya juga dinilai, keberaniannya dinilai. Itu kalo seperti itu biasanya gak saya sampaikan karena siswa sudah hafal.
Cuma kadang diingatkan, jangan lupa perhatikan ejaannya, jangan lupa perhatikan pilihan katanya. Jadi tidak setiap mau unjuk kerja itu
disampaikan. Kecuali kalau memang anak itu belum tahu. Rubrik itu kan hampir sama to mbak setiap harinya. Begitu diskusi yang dinilai
ya itu lah, kalau nyanyi yang dinilai itu lah.” Rabu, 21 Januari 2015 Apabila siswa sudah mengetahui
kriteria penilaian, maka guru tidak menyampaikannya
lagi. Namun
apabila kriteria penilaiannya baru, maka guru menyampaikan dan
menjelaskannya. Guru juga selalu mengingatkan siswanya.
4 Bagaimana cara Bapak menyampaikan tugas atau melalui apa?
“Tergantung kesiapan. Sebenarnya tugas di setiap RPP kan udah ditulis, jadi kalau saya pake LCD saya tampilkan tugas itu. Tapi
kalau saya gak menampilkan LCD, saya tulis di papan tulis. Misalnya ini tugasnya tentang mengolah informasi, isinya deskripsi, apa yang
diceritakan nanti saya sampaikan. Jadi tolong bikin deskripsi isinya tentang ini. Tapi biasanya yang namanya keterampilan itu kan setelah
kita belajar, setelah dikonfirmasi dengan gurunya, siswa akan tahu oh bentuknya seperti ini. Karena kalau belum dilatih kan anak gak bisa.
Anak juga dilatih mencari informasi dari internet, terutama di wikipedia.” Rabu, 21 Januari 2015
Guru menyampaikan tugas dapat melalui lisan, ditulis di papan tulis,
atau melalui
LCD, tergantung
kesiapan.
5 Apakah Bapak
selalu memeriksa
kesediaan alat dan bahan yang akan digunakan untuk penilaian unjuk kerja?
“Ya memang seperti itu, jadi kalau kita mau menilai kinerja harus instrumennya siap, alatnya siap, insya Allah siap. Kalau tidak begini,
setiap habis pelajaran, jangan lupa besok bawa ini, besok cari info tentang ini, jangan lupa bawa alat ini. Tapi anak itu sudah hafal, jadi
tiap hari selalu bawa lem, kertas warna, folio, HVS dan kalau gak bawa pun di kelas ini semuanya sudah disiapkan. Kalau ada tugas itu
gak saya batasi waktu, ada yang 1 hari selesai, 2 hari selesai, 3 hari selesai tetapi yang ngumpulinnya lama nilaianya dikurangi. Kalau
alat-alat yang dari rumah saya umumkan dulu. Kebanyakan bahan- bahan
sudah tersedia
disini karena
sarpras mendukung,
lingkunganpun mendukung. Rabu, 21 Januari 2015 Guru selalu memeriksa kesediaan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk penilaian unjuk kerja.
311
6 Bagaimana tentang batasan waktu setiap tugas Pak?
“Ya jadi setiap tugas tidak saya batasi biar anak dilatih tanggung jawabnya. Misalnya tolong ini dikerjakan selama 1 hari. Pak gak
selesai. Ya boleh 2 hari. Kalau 2 hari gak selesai? Boleh 3 hari. Tapi ingat nanti ada nilai waktu.” Rabu, 21 Januari 2015
Guru tidak memberikan batas waktu untuk setiap tugas agar siswa dilatih
memiliki tanggung jawab.
7 Bagaimana cara Bapak membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian?
“Idealnya itu kan setiap presentasi langsung dinilai, tapi kadang kan kita gak mungkin bisa selesai kalau menilai sebanyak anak dalam
satu kali waktu atau sehari. Kan sehari kalau ada 3 muatan paling tidak ada 3 keterampilan, itu kan gak akan selesai dalam waktu 1 hari
itu. Oleh karena itu kami kan seringnya pakai cara seperti ini, kita kan sudah banyak tahu tentang anak yang keterampilannya tinggi,
kan kita sudah hampir bisa memahami keterampilannya ini tinggi tapi pengetahuannya rendah. Biasanya kita ambil sampel. Kalau kita gak
sempat menilai semua unjuk kerja siswa, kita ambil yang sampelnya kira-kira keterampilannya tinggi, lalu kita juga ambil sampel yang
kira-kira anak itu keterampilannya di bawah. Jadi biasanya yang maju ke depan itu anak-anak yang keterampilannya tinggi sama
rendah, jadi yang tengah-tengah itu gak usah semua. Dan kalaupun beda kasus beda-beda ya, tapi guru itu kan punya referensi lah.
Biasanya yang bagus yang pinter itu yang pertama atau yang dipandang guru keterampilannya tinggi biasanya tak kasih yang
pertama yaitu untuk contoh model yang belum, seperti itu. Nanti baru yang kira-kira keterampilannya itu belum lalu diperbaiki. Dengan
melihat yang terampil tadi jadi siswa melihat sebenarnya kurangnya apa. Tapi yang paling sering saya pakai yang ini, secara tertulisnya
kan ada dokumennya, yang pakai folio itu. Setiap hari itu yang di folio itu adalah penilaian keterampilan, tetapi lebih banyak di isinya.
Misalnya mengolah informasi dari teks, dari penilaian unjuk kerja kita pakai sampel yang paling atas dengan yang paling bawah yang
lain sedengan.” Rabu, 21 Januari 2015 Guru menilai kinerja siswa dengan
menggunakan sampel, yang paling baik dan yang paling kurang,
sedangkan siswa lain sedang.
8 Bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian?
Lagi pula nilainya kan juga hanya diantara 1, 2, 3, dan 4 dan kebanyakan hanya nilai 3 dan 4. Yang namanya 1 itu kan jarang-
Nilai yang diberikan antara 1, 2, 3, dan 4 dan paling banyak hanya nilai
312
jarang, karena 1 itu artinya tidak punya keterampilan sama sekali, ibaratnya tidak mau, tidak melakukan, seperti itu kan jarang. Yang
paling sering itu kan nilai 3 yaitu sudah sering atau 4 yaitu selalu.” Rabu, 21 Januari 2015
3 dan 4. Nilai 1 jarang diberikan, karena 1 artinya tidak mempunyai
keterampilan sama sekali, tidak mau, tidak melakukan.
9 Apakah hasil
kerja siswa
selalu didokumentasikan oleh Bapak?
“Iya pasti. Jadi setelah dinilai silakan masukkan ke map. Yang bisa dimasukkan ke map ya dimasukkan ke map. Anak kalau membuat
tugas paling tidak ukuran kertas F4, karena kalau lebih tidak muat di map.” Rabu, 21 Januari 2015
Hasil kerja
siswa selalu
di dokumentasikan oleh guru.
10Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian
unjuk kerja?
Bagaimana solusinya?
“Harus menilai di waktu itu juga meliputi sebanyak anak itu. Itu yang kendala, jadi masalah manajemen waktunya. Lalu juga keterbatasan
instrumennya. Biasanya kalau menilai ini sebenarnya aspek apa sih yang dinilai, nah itu keterbatasan kita disini. Terus kalau kita mau
instrumen ini komplit, giliran nanti di pelaksanaan ribet banget, seperti itu. Ternyata instrumennya lengkap ternyata ribet banget
pelaksanaannya. Sehingga kami banyak memanfaatkan dokumen- dokumen siswa. Walaupun keterampilan kan masih tetap bisa dinilai
melalui dokumen. Jadi misalnya bercerita, kalau belum sempat menilai unjuk kerja saat bercerita paling tidak dokumennya itu ada.
Kalau memang harus ditampilkan semua, padahal disini banyak sekali keterampilan itu kan sangat menyita waktu.” Rabu, 21 Januari
2015 Hambatan yang ditemui dalam
penilaian unjuk kerja yaitu waktu, karena guru harus menilai di waktu
itu juga dan meliputi sebanyak siswa itu sendiri. Lalu hambatan lainnya
yaitu keterbatasan instrumennya.