303
7 Bagaiamana cara Bapak mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa?
“Betul bisa, karena di dalam jurnal itu memang yang ditulis adalah kekuatan dari siswa dan kelemahannya. Karena kami yakin yang
namanya anak itu disamping punya kekuatan punya kelemahan dan sebaliknya. Ya misalnya seperti ini anak itu sering terlambat tapi
mungkin anak itu tidak sengaja untuk terlambat, karena mungkin orang tua belum siap untuk mengantar. Jadi faktornya apa itu benar-
benar jujurnya itu tinggi. Atau kadang macet di jalan. Itu kan adalah sebuah kekuatan. Jadi disamping dia itu melanggar tapi dia terlambat
karena bukan kesalahan dia dan di kejujurannya tinggi. Dan disitu kami tekankan juga bahwa setiap kesalahan, kelemahan apapun itu
kalau terjadi harus segera diperbaiki sehingga tidak berlarut-larut.” Sabtu, 7 Februari 2015
Di dalam jurnal, yang ditulis adalah kekuatan
dari siswa
dan kelemahannya. Guru yakin bahwa
siswa disamping
mempunyai kekuatan
juga mempunyai
kelemahan dan sebaliknya.
8 Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian jurnal?
Bagaimana solusinya? “Kalau jurnal itu kan cuma ribetnya itu setiap waktu kan kita harus
melihat anak. Jadi buku jurnal itu harus diletakkan di tempat yang mudah kita jangkau.” Sabtu, 7 Februari 2015
Hambatan dalam
pelaksanaan penilaian jurnal yaitu setiap waktu
guru harus melihat siswa. Jadi buku jurnal itu harus diletakkan di tempat
yang mudah dijangkau.
3. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Tes Tertulis 1 Apakah Bapak sering menggunakan tes
tertulis untuk
menilai kompetensi
pengetahuan siswa? “Yang paling sering kita pakai tertulis. Jadi kita bikin soal paling
sering soal deskripsi, uraian, jadi istilahnya bukan pilihan ganda, tetapi uraian yang melatih anak untuk membuat dan menulis kalimat
yang urut, yang logis. Jumat, 30 Januari 2015 Teknik
penilaian yang
sering digunakan
guru untuk
menilai pengetahuan siswa yaitu teknik tes
tertulis. 2 Bagaimana cara Bapak melaksanakan
penilaian dengan tes tulis? “Kan disini ada istilahnya itu ulangan harian, ada istilahnya ulangan.
Kalau ulangan harian itu paling banyak menggunakan tes tulis dan itu setiap 1 subtema pada akhir pembelajaran 6. Ulangan harian jelas
tertulis. Lalu dalam aspek pengetahuan ada yang namanya ulangan. Pelaksanaan ulangan itu tidak masuk dalam pengolahan nilai, tapi
masuknya itu nanti di ketuntasan hari itu. Jadi ini tidak mesti secara tertulis, dan lebih banyak di lisankan. Soalnya di tulis di RPP bagian
belakang, tetapi hanya dilisankan. Kita pilih beberapa anak yang kira- Tes
tulis dilaksanakan
melalui ulangan harian yaitu setiap 1
subtema pada akhir pembelajaran 6 dan ulangan di setiap pembelajaran
untuk mengukur ketuntasan dalam setiap pembelajaran.
304
kira itu belum memahami. Misalnya tadi ini tentang teknologi zaman batu, saya tanya ke siswa, kalau siswa sebagian besar sudah bisa
berarti ini kan sudah tuntas. Paling-paling hanya 3 nomor, karena pengetahuan di hari itu paling cuma sedikit kok. Misalnya hari ini
hanya tentang peninggalan zaman logam, kewajiban, sama grafik. Jadi soalnya cuma hanya 3. Misalnya sebutkan 7 peninggalan zaman
logam, sebutkan kewajiban sebagai warga negara, gambarkan grafik dari data pengunjung berikut. Dan itu biasanya include di
pembelajaran. Jadi kami pengetahuannya hanya sedikit.” Rabu, 21 Januari 2015
3 Bagaimana cara siswa dalam menjawab soal? menulis, memberi tanda, dll
“Jadi kita bikin soal paling sering soal deskripsi, uraian, jadi istilahnya bukan pilihan ganda, tetapi uraian yang melatih anak untuk
membuat dan menulis kalimat yang urut, yang logis.” Jumat, 30 Januari 2015
Siswa menjawab soal deskripsi atau uraian dengan menuliskan jawaban
menggunakan kalimat sendiri.
4 Bentuk soal apa yang sering Bapak berikan? Mengapa?
“Kalau kami menyusun tes ulangan lebih banyak uraian. Jadi di 1 subtema itu kan banyak KD, banyak muatan mapel, komplit, bahkan
sampai selain tematik kan ada agama, bahasa jawa pun masuk disitu, lalu SBdP juga diulangannya itu ada. KD-KD SBdP, olahraga itu
saya masukkan di ulangan. Pilihan ganda jarang. Pilihan ganda disamping membuatnya sulit, juga nanti untuk mengukur KD yang
tertentu gak bisa. Jadi lebih banyak uraian dan terbatas biasanya kalau saya. Jadi menyebutkan 4 atau 5 atau berapa sesuai degree.”
Rabu, 21 Januari 2015 Bentuk soal yang sering diberikan
yaitu uraian. Bentuk soal pilihan ganda
jarang diberikan
karena disamping membuatnya sulit juga
tidak dapat
digunakan untuk
mengukur KD-KD tertentu. Jadi lebih banyak uraian.
5 Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam
pelaksanaan tes
tertulis? Bagaimana solusinya?
“Tes tulis yang ulangan harian hambatannya kita itu anggaran untuk penggandaan soal itu sangat besar. Jadi membutuhkan dana yang
sangat besar. Bayangkan dari 343 anak, misalnya 1 anak itu 2 lembar atau 3 lembar, kali subtema itu 3, kali temanya itu ada 4, dikali
rupiahnya itu 175 itu hampir puluhan juta. Masalah utama di penilaian yaitu biaya. Sehingga saya kadang itu soal gak saya
gandakan, soal itu tak tampilkan di layar, dan anak menjawab supaya ngirit. Tapi resikonya tidak bisa tampil seluruh halaman. Jadi di cek,
Hambatan dalam tes tulis yaitu anggaran untuk penggandaan soal
sangat besar. Jadi membutuhkan dana yang sangat besar. Sehingga
guru terkadang tidak menggandakan soal, soal ditampilkan di layar, dan
anak menjawab supaya lebih hemat.