Penilaian Teman Sebaya Penilaian

304 kira itu belum memahami. Misalnya tadi ini tentang teknologi zaman batu, saya tanya ke siswa, kalau siswa sebagian besar sudah bisa berarti ini kan sudah tuntas. Paling-paling hanya 3 nomor, karena pengetahuan di hari itu paling cuma sedikit kok. Misalnya hari ini hanya tentang peninggalan zaman logam, kewajiban, sama grafik. Jadi soalnya cuma hanya 3. Misalnya sebutkan 7 peninggalan zaman logam, sebutkan kewajiban sebagai warga negara, gambarkan grafik dari data pengunjung berikut. Dan itu biasanya include di pembelajaran. Jadi kami pengetahuannya hanya sedikit.” Rabu, 21 Januari 2015 3 Bagaimana cara siswa dalam menjawab soal? menulis, memberi tanda, dll “Jadi kita bikin soal paling sering soal deskripsi, uraian, jadi istilahnya bukan pilihan ganda, tetapi uraian yang melatih anak untuk membuat dan menulis kalimat yang urut, yang logis.” Jumat, 30 Januari 2015 Siswa menjawab soal deskripsi atau uraian dengan menuliskan jawaban menggunakan kalimat sendiri. 4 Bentuk soal apa yang sering Bapak berikan? Mengapa? “Kalau kami menyusun tes ulangan lebih banyak uraian. Jadi di 1 subtema itu kan banyak KD, banyak muatan mapel, komplit, bahkan sampai selain tematik kan ada agama, bahasa jawa pun masuk disitu, lalu SBdP juga diulangannya itu ada. KD-KD SBdP, olahraga itu saya masukkan di ulangan. Pilihan ganda jarang. Pilihan ganda disamping membuatnya sulit, juga nanti untuk mengukur KD yang tertentu gak bisa. Jadi lebih banyak uraian dan terbatas biasanya kalau saya. Jadi menyebutkan 4 atau 5 atau berapa sesuai degree.” Rabu, 21 Januari 2015 Bentuk soal yang sering diberikan yaitu uraian. Bentuk soal pilihan ganda jarang diberikan karena disamping membuatnya sulit juga tidak dapat digunakan untuk mengukur KD-KD tertentu. Jadi lebih banyak uraian. 5 Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes tertulis? Bagaimana solusinya? “Tes tulis yang ulangan harian hambatannya kita itu anggaran untuk penggandaan soal itu sangat besar. Jadi membutuhkan dana yang sangat besar. Bayangkan dari 343 anak, misalnya 1 anak itu 2 lembar atau 3 lembar, kali subtema itu 3, kali temanya itu ada 4, dikali rupiahnya itu 175 itu hampir puluhan juta. Masalah utama di penilaian yaitu biaya. Sehingga saya kadang itu soal gak saya gandakan, soal itu tak tampilkan di layar, dan anak menjawab supaya ngirit. Tapi resikonya tidak bisa tampil seluruh halaman. Jadi di cek, Hambatan dalam tes tulis yaitu anggaran untuk penggandaan soal sangat besar. Jadi membutuhkan dana yang sangat besar. Sehingga guru terkadang tidak menggandakan soal, soal ditampilkan di layar, dan anak menjawab supaya lebih hemat. 305 nomor 1 sudah selesai lalu nomor 2 lalu nomor 3. Memang kalo di copy enak tinggal mbagi, kerjakan.” Rabu, 21 Januari 2015

b. Tes Lisan 1 Apakah Bapak pernah mengadakan tes

lisan di kelas Bapak? “Nggak. Ulangan harian mesti tulis. Tapi perbaikan lebih banyak saya lisan. Jadi gini, ulangan harian setelah diproses kan banyak yang gak tuntas misalnya seperti itu, itu biasanya anak itu hanya kurang memahami, jadi memang harus dipahami apa maksud dari soal ini. Jadi setelah kita lisankan baru anak itu tau, oh maksudnya itu to Pak. Nah baru dia tahu jawabannya. Sehingga dalam perbaikan itu lebih banyak dilisankan. Kadang anak hanya kurang memahami redaksi soal. Sehingga anak tidak tau njawabnya gimana ya ini. Atau kadang anak itu membaca soal itu kilat, jadi nggak membaca intens gitu loh. Jadi jawabnya itu salah. Kok jadinya salah soal gampang. Setelah dibacakan dia bisa jawab secara lisan.” Rabu, 21 Januari 2015 Ulangan harian dalam bentuk tes lisan belum pernah diadakan. Tes lisan lebih banyak digunakan untuk perbaikan setelah diadakan ulangan harian, jadi hanya sekedar membantu siswa yang kurang memahami redaksi soal. Apabila dilisankan, beberapa siswa akan lebih mudah dalam menjawab soal karena lebih paham. 2 Apakah Bapak melaksanakan tes lisan kepada siswa satu per satu? “Idealnya kan dipanggil 1 dikasih pertanyaan lalu jawab. Itu kan perlu waktu yang agak banyak. Maka kita pilih saja yang untuk perbaikan.” Rabu, 21 Januari 2015 Idealnya tes lisan dilaksanakan satu per satu, tetapi diperlukan waktu yang banyak. Maka guru menggunakan tes lisan hanya untuk perbaikan saja. 3 Apakah Bapak menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebagai acuan? “Misalnya waktu pulang lah, ada beberapa anak yang kok ini tidak bisa maka kita panggil. Ini kalo pertanyaannya ini ini ini jawabannya apa. Maksudnya apa to Pak. Maksudnya ini kalo pertanyaannya ini ini ini tu taunya jawabannya apa. Oh itu to Pak, jawabannya ini ini ini. Anak bisa jawab.” Rabu, 21 Januari 2015 Daftar pertanyaan yang dijadikan acuan adalah pertanyaan dalam ulangan harian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pertanyaan diulang lagi dalam bentuk lisan untuk perbaikan. 4 Bagaimana kriteria pertanyaan yang digunakan tes lisan? “Jadi gini, ulangan harian setelah diproses kan banyak yang gak tuntas misalnya seperti itu, itu biasanya anak itu hanya kurang memahami, jadi memang harus dipahami apa maksud dari soal ini. Jadi setelah kita lisankan baru anak itu tau, oh maksudnya itu to Pak. Nah baru dia tahu jawabannya. Sehingga dalam perbaikan itu lebih banyak dilisankan.” Rabu, 21 Januari 2015 Pertanyaan yang digunakan yaitu pertanyaan dalam ulangan harian yang telah dilaksanakan sebelumnya. 306 5 Bagaimana cara Bapak menyeimbangkan alokasi waktu antara siswa satu dengan yang lain? “Tes lisan kadang kita laksanakan jika sesuatu nggak mungkin misalnya waktunya sangat tidak memungkinkan, terlalu singkat kita bisa terapkan teknik tes lisan sambil pembelajaran. Jadi yang lain mengerjakan, kita mendekati seseorang atau anak itu kita panggil ke depan, kita tanya-tanya. Walaupun anak itu tidak terasa, oh ternyata saya sedang dinilai to.” Jumat, 30 Januari 2015 Tes lisan untuk perbaikan dilakukan saat proses pembelajaran, jadi disaat siswa lain sedang mengerjakan, siswa yang remidi didekati atau di panggil ke depan kelas untuk di beri pertanyaan. 6 Apakah Bapak memberikan kalimat- kalimat tertentu yang sifatnya menolong siswa? “Kadang-kadang kalau secara lisan kan dipancing, misalnya setelah itu apa? Lalu apa lagi? Lalu apa? Baru dia bisa jawab. Sebenarnya anak itu bisa, tetapi secara lisan. Kalau tertulis memang kadang sulit memahami soalnya.” Rabu, 21 Januari 2015 Guru memberikan kalimat-kalimat tertentu yang sifatnya menolong siswa atau memancing siswa supaya dapat menjawab. 7 Apakah Bapak memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk memikirkan jawaban? “Iya.” Rabu, 21 Januari 2015 Guru memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk memikirkan jawaban. 8 Apakah Bapak menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi siswa? “Iya.” Rabu, 21 Januari 2015 Guru menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi siswa 9 Bagaimana cara Bapak membandingkan jawaban siswa dengan rubrik penskoran? “yang masuk di pengolahan yaitu nilai ulangan harian. Kalau yang nilai ulangan tiap hari itu untuk daftar perbaikan dan pengayaan. Jadi yang masuk di pengolahan nilai itu yang hasil ulangan harian per subtema. Itu paling sering tertulis mba.” Jumat, 30 Januari 2015 Guru tidak menggunakan rubrik penskoran tes lisan karena hasil tes lisan tidak masuk pengolahan nilai. 10Bagaimana cara Bapak mencatat hasil tes lisan? “Ada, tapi nanti bukan di pengolahan. Nanti yang masuk di pengolahan yaitu nilai ulangan harian. Kalau yang nilai ulangan tiap hari itu untuk daftar perbaikan dan pengayaan. Jadi yang masuk di pengolahan nilai itu yang hasil ulangan harian per subtema. Itu paling sering tertulis mba.” Jumat, 30 Januari 2015 Hasil tes lisan dicatat, tetapi tidak masuk pengolahan nilai. Hasil tes lisan hanya untuk perbaikan dan pengayaan. 11Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes lisan? Bagaimana solusinya? “Nggak, tapi memang pengukurannya agak sulit. Karena idealnya kan dipanggil 1 dikasih pertanyaan lalu jawab. Itu kan perlu waktu yang agak banyak. Maka kita pilih saja yang untuk perbaikan.” Rabu, 21 Januari 2015 Tidak begitu ada hambatan, karena tes tulis hanya untuk sekedar perbaikan.

c. Penugasan 1 Apakah Bapak pernah menggunakan

“Penugasan ini kan lebih sering kita laksanakan untuk di rumah. Guru pernah menggunakan teknik