SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL PENDAHULUAN

RUPTL 2015- 2024 13 dengan memperhatikan kesiapan pasokan. Pada daerah-daerah tertentu RUPTL ini telah mempertimbangkan permintaan listrik yang tinggi karena pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2015-2024 ini adalah belum diperhitungkannya dampak program demand side management DSM dan program energy efficiency dalam membuat prakiraan demand. Kebijakan ini diambil untuk memperoleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman, disamping karena implementasi kedua program tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi efektif. Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam RUPTL ini telah direncanakan cukup tinggi sehingga diperkirakan akan cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pada setiap koridor pertumbuhan ekonomi sebagaimana direncanakan dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI.

2.2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT

Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi pertumbuhan beban yang direncanakan, dan pada beberapa wilayah tertentu diutamakan untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga listrik. Pengembangan kapasitas pembangkit juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan pasokan yang diinginkan, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat, terutama energi terbarukan. Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik sejauh mungkin dilakukan secara optimal dengan prinsip biaya penyediaan listrik terendah least cost, dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang wajar dalam industri tenaga listrik. Biaya penyediaan terendah dicapai dengan meminimalkan net present value semua biaya penyediaan listrik yang terdiri dari biaya investasi, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya energy not served 6 . Tingkat keandalan sistem pembangkitan diukur dengan kriteria Loss of Load Probability LOLP 7 dan cadangan daya reserve margin. Pembangkit sewa 6 Biaya energy not served adalah nilai penalti ekonomi yang dikenakan pada objective function untuk setiap kWh yang tidak dapat dinikmati konsumen akibat padam listrik 7 LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV. 14 RUPTL 2015- 2024 dan excess power tidak diperhitungkan dalam membuat rencana pengembangan kapasitas jangka panjang, namun dalam jangka pendek diperhitungkan untuk menggambarkan upaya PLN dalam mengatasi kondisi krisis kelistrikan. Namun demikian, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih banyak mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan, pengembangan panas bumi dan tenaga air tidak mengikuti kriteria least cost, sehingga dalam proses perencanaan mereka diperlakukan sebagai fixed plant 8 . Walaupun demikian, pengembangan pembangkit panas bumi dan tenaga air tetap memperhatikan keseimbangan supply–demand dan besar cadangan yang tidak berlebihan, serta status kesiapan pengembangannya. Kebijakan dalam hal besarnya cadangan daya diambil dengan mengacu kepada kecukupan pemenuhan tenaga listrik sesuai kriteria perencanaan. Kebutuhan cadangan daya yang wajar dilihat dari kemampuan pembangkit- pembangkit memasok tenaga listrik secara terus-menerus sesuai kriteria perencanaan. Dengan nilai cadangan daya tertentu, pembangkit-pembangkit di suatu sistem mampu memasok tenaga listrik secara terus-menerus. PLN mempunyai kebijakan untuk membolehkan rencana reserve margin yang tinggi melebihi kebutuhan yang wajar dengan pertimbangan sebagai berikut: x Pada beberapa daerah yang merupakan sumber utama energi primer nasional maupun yang memiliki potensi mineral yang signifikan namun telah lama kekurangan pasokan tenaga listrik, yaitu Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan pelaksanaan proyek-proyek pembangkit di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera seringkali mengalami keterlambatan, pembangkit existing telah mengalami derating yang cukup besar dan adanya keyakinan bahwa tersedianya tenaga listrik yang banyak di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan akan memicu tumbuhnya demand listrik yang jauh lebih cepat 9 . x Apabila terdapat penugasan dari Pemerintah untuk mempercepat pembangunan pembangkit. 8 Fixed plant adalah kandidat pembangkit yang langsung dijadwalkan pada tahun tertentu tanpa menjalani proses optimisasi keekonomian. 9 PLN meyakini bahwa demand listrik di daerah yang telah lama mengalami pemadaman merupakan demand yang tertekan suppressed demand dan tidak dapat diproyeksi hanya dengan metoda regresi berdasar data historis.