Perencanaan Transmisi KRITERIA PERENCANAAN
72 RUPTL 2015- 2024
Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada pelanggan menekan SAIDI dan SAIFI dengan
upaya: x Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain
yang minimal dipasok oleh 2 Gardu Induk dan 15 feeder, x Mengoptimalkan
pemanfaatan recloser
atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan reclosing relay penyulang di GI. Memonitor
pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan metode pemeliharaan-periodiknya.
x Dimungkinkan menggunakan DAS Distribution Automation System pada daerah yang sangat padat beban dan potensi pendapatan tinggi.
Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang cukup, andal, berkualitas, efisien, dan susut
teknis wajar. Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam dua
kegiatan, yaitu penyambungan pelanggan dan perkuatan distribusi dengan perincian sebagai berikut:
– Perluasan sistem distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik
– Mempertahankanmeningkatkan keandalan reliability dan kualitas pelayanan tenaga listrik pada pelanggan power quality.
– Menurunkan susut teknis jaringan – Rehabilitasi jaringan tua.
– Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka
mengantisipasi pertumbuhan beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu antara lain:
– Beban puncak di sisi tegangan menengah TM dan tegangan rendah TR, – Luas
area yang
dilayani, – Distribusi beban tersebar merata, terkonsentrasi, dsb,
– Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan, – Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan,
– Fasilitas sistem distribusi terpasang jaringan tegangan menengahJTM, gardu distribusiGD, jaringan tegangan rendahJTR, automatic voltage
regulatorAVR, dsb.
RUPTL 2015- 2024 73
Dengan didorongnya pengembangan energi terbarukan oleh Pemerintah seperti dimaksud dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 tahun 2009, maka
pembangkit energi terbarukan sampai dengan 10 MW dapat tersambung langsung ke jaringan distribusi. Penyambungan pembangkit tersebut harus
memenuhi ketentuan Aturan Distribusi Distribution Code.