RUPTL 2015- 2024 163
BAB IX KESIMPULAN
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang rata-rata 6,8 per tahun dan bergerak dari realisasi kebutuhan
tenaga listrik tahun 2013, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 464 TWh, atau mengalami pertumbuhan rata-rata
8,7 selama 10 tahun mendatang. Beban puncak pada tahun 2024
diproyeksikan akan mencapai 74,5 ribu MW. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pembangunan pembangkit listrik baru
untuk periode tahun 2015-2024 sebesar 70,4 GW. Sejalan dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan
transmisi sepanjang 59 ribu kms, yang terdiri atas 5,8 ribu kms SUTET 500 kV AC, 1,5 ribu kms transmisi 500 kV HVDC, 8,4 ribu kms transmisi 275 kV AC,
40,4 ribu kms SUTT 150 kV, 3,2 ribu kms SUTT 70 kV. Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar 145,4 ribu MVA yang terdiri atas 78,4 ribu MVA trafo
15020 kV, 2,5 ribu MVA 7020 kV dan 34,7 ribu MVA trafo interbus IBT 500150 kV, 20,6 ribu MVA IBT 275150 kV, 0,7 ribu MVA IBT 15070 kV dan
5,0 MVA IBT 500275 kV. Untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik untuk periode tahun 2015-2024 diperlukan tambahan jaringan tegangan
menengah 164,4 ribu kms, tegangan rendah 138,6 ribu kms dan kapasitas trafo distribusi 42,5 ribu MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode tahun 2015-2024 untuk memenuhi kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia
secara keseluruhan adalah sebesar US 132,2 miliar yang terdiri dari investasi pembangkit termasuk IPP sebesar US 97,0 miliar, investasi penyaluran
sebesar US 20,6 miliar dan investasi distribusi sebesar US 14,5 miliar. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik sesuai dengan RUPTL
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Percepatan pembangunan pembangkit dan transmisi terkait dengan
menggunakan teknologi yang dapat mempercepat penyediaan daya antara lain PLTGU, PLTMG dan MPP
164 RUPTL 2015- 2024
2. Untuk melistriki daerah terluar dan sistem kecil perlu disiapkan PLTD yang berbahan bakar BBM disamping pengembangan energi terbarukan
yang terdapat di lokasi setempat 3. Besarnya tambahan daya dalam periode tahun 2015-2019 adalah
sebesar 35 GW, tidak termasuk pembangkit dalam tahap pembangunan sebesar 6,4 GW. Diperlukan dukungan pemerintah untuk dapat
mewujudkan seluruh fasilitas tenaga tenaga listrik terutama dari sisi pendanaan, regulasi, perizinan dan pembebasan tanah.
4. Kondisi keuangan PLN perlu diperbaiki agar pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan sesuai rencana.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Indonesia memerlukan upaya bersama yang terarah dan terkoordinasi dengan
baik dari berbagai pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan.