38 RUPTL 2015- 2024
3.4 KONDISI SISTEM
DISTRIBUSI
Berikut ini diberikan perbaikan susut jaringan dan keandalan sistem distribusi pada lima tahun terakhir.
3.4.1. Susut Jaringan Distribusi
Realisasi rugi jaringan distribusi PLN mulai tahun 2009-2014 cenderung berfluktuasi seperti terlihat pada Tabel 3.17.
Tabel 3. 17 Rugi Jaringan Distribusi
Estimasi Realisasi Tahun 2014
Dari Tabel 3.17 terlihat pada mulai tahun 2012 susut distribusi cenderung naik. Usaha-usaha untuk menurunkan susut distribusi sudah dilakukan dengan fokus
penurunan susut non teknis yang meliputi P2TL, manajemen baca meter dan penertiban administrasi pelanggan. Realisasi penekanan Susut Non Teknis
sampai dengan Triwulan III telah mendapatkan 699 GWh. Pada wilayah Sumatera, realisasi susut distribusi 12,43 diatas target RKAP
8,82. Dari perhitungan menggunakan formulasi Peraturan Dirjen Ketenagalistrikan susut teknis Sumatera adalah 11,18. Susut teknis ini jauh
diatas target RKAP. Mengingat workplan teknis untuk mengatasi susut teknis tersebut baru dapat dikerjakan fisiknya pada triwulan IV tahun 2014, maka hasil
workplan tersebut baru bisa berkontribusi pada tahun 2015. Pada wilayah Indonesia Timur, realisasi susut distribusi Triwulan III sebesar
10,42 diatas target RKAP 9,11. Hal merupakan dampak dari kekurangan pasokan tenaga listrik yang menyebabkan dilakukannya brownout untuk
mengurangi pelanggan padam mengutamakan pelayanan. Selain itu dampak dari defisit daya menyebabkan banyaknya permohonan pasang baru pelanggan
yang tidak dapat terlayanai dan berpotensi menggunakan listrik secara ilegal. Karena pemasalahan defisit daya diperkirankan masih belum teselesaikan
pada triwulan IV, program penurunan susut di wilayah Indonesia Timur pada difokuskan pada penurunan susut non teknis meliputi P2TL, manajemen baca
meter dan penertiban administrasi pelanggan. Perolehan P2TL triwulan III meningkat 41,77 dibandingkan dengan triwulan II triwulan II sebesar 18,5
GWh dan triwulan III sebesar 26,2 GWh.
Tahun 2009
2010 2011
2012 2013
2014
Susut Distribusi 7,93
7,09 7,34
6,96 7,77
8,89
RUPTL 2015- 2024 39
3.4.2. Keandalan Pasokan
Realisasi keandalan pasokan listrik kepada konsumen yang diukur dengan indikator SAIDI dan SAIFI
34
jaringan PLN pada 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.18.
Tabel 3. 18 SAIDI dan SAIFI PLN
Gambaran mengenai kondisi kelistrikan saat ini yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C yang menampilkan kondisi kelistrikan per provinsi.
3.5 PENANGGULANGAN JANGKA PENDEK Wilayah Sumatera
Upaya jangka pendek yang saat ini dihadapi PLN diprioritaskan pada upaya- upaya sebagai berikut :
1 Memenuhi daerah-daerah yang kekurangan pasokan listrik termasuk daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar.
2 Menyiapkan pembangkit yang dapat dipindah Mobile Power PlantMPP dengan bahan bakar gas dengan teknologi pembangkit dual fuel.
3 Melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik peningkatan rasio elektrifikasi.
Pada tahun 2012 sistem kelistrikan Sumatera pada dasarnya mengalami kekurangan pasokan daya. Sistem Sumbagut hampir sepanjang tahun tidak
mempunyai cadangan operasi, sering mengalami defisit dan mengoperasikan banyak pembangkit berbahan bakar BBM lebih dari 65. Sistem
Sumbagselteng memiliki cadangan operasi yang mencukupi sejak masuknya beberapa pembangkit baru berbahan bakar murah seperti PLTU Simpang
Belimbing dan PLTG Borang. Namun, hal tersebut masih terkendala oleh batas
34
SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average Interruption Frequency Index
Tahun 2009
2010 2011
2012 2013
2014 SAIDI jampelanggantahun
16,70 7,00
4,71 3,85
5,76 4,97
SAIFI kalipelanggantahun 10,78
6,85 4,90
4,22 7,26
5,35 Estimasi realisasi 2014
40 RUPTL 2015- 2024
transfer daya pada sistem transmisi eksisting. Gas, batubara dan hidro sudah mengambil peran besar dalam pembangkitan di Sumbagselteng.
Pada tahun 2013 sampai dengan TW III sistem kelistrikan Sumatera, khususnya Sumatera Utara mengalami kondisi defisit yang sangat besar
diakibatkan oleh gangguan dan keluarnya pembangkit besar pada saat yang hampir bersamaan dan pembangkit FTP1 yang diharapkan dapat beroperasi
pada tahun 2013 masih mengalami keterlambatan, seperti PLTU Pangkalan Susu 1,2 dan PLTU Nagan Raya 1,2, di lain pihak realisasi permintaan
tenaga listrik tinggi. Pada tahun 2014, kondisi kelistrikan sistem Sumatera masih defisit terutama di
Sumatera Utara, walaupun secara umum sedikit lebih membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh karena tambahan
pembangkit yang masuk pada tahun 2014 tidak sebanding dengan peningkatan kebutuhan demand.
Kondisi kekurangan pasokan penyediaan tenaga listrik di Sumatera pada dasarnya disebabkan oleh :
1 Keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP.
2 Pada beberapa pembangkit eksisting masih mengalami pemadaman baik pemadaman yang direncanakan pemeliharaan maupun pemadaman
paksa forced outage. 3 Pertumbuhan permintaan tenaga listrik yang tinggi
Upaya jangka pendek yang perlu dilakukan adalah : 1 Memenuhi daerah-daerah yang kekurangan pasokan listrik termasuk
daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. 2 Menyiapkan pembangkit yang dapat dipindah mobile power dengan bahan
bakar dual fuel BBM dan gas. 3 Melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik peningkatan
rasio elektrifikasi. Disamping tindakan-tindakan tersebut yang selama ini telah dilaksanakan oleh
PLN, perlu pula dilakukan upaya lain, yaitu :