Sasaran Fuel Mix Jawa-Bali

RUPTL 2015- 2024 119 Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat dilihat pada Tabel 6.34. Volume kebutuhan batubara terus meningkat sampai tahun 2024. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana pengembangan pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar. Tabel 6. 34 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali Catatan: Kebutuhan BBM termasuk pemakaian bahan bakar nabati biofuel

6.5.4. Sasaran Fuel Mix Indonesia Timur

Komposisi produksi listrik per jenis energi primer di Indonesia Timur diproyeksikan pada tahun 2024 akan menjadi 55,3 batubara, 15,8 tenaga air, 19,1 gas alam termasuk LNG, 3,5 panas bumi dan 4,1 minyak seperti diperlihatkan pada Tabel 6.35 dan Gambar 6.7. Tabel 6. 35 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Wilayah Indonesia Timur GWh No. FUEL TYPE 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 HSD x 103 kl 1.289 1.437 963 984 874 870 870 870 870 870 2 MFO x 103 kl 602 774 683 155 171 169 184 202 225 279 3 Gas bcf 356 348 351 299 241 228 218 212 212 229 4 LNG bcf 84 87 78 101 185 183 183 193 200 230 5 Batubara 106 ton 60 68 76 77 82 87 96 101 106 110 6 Biomass 103 ton No. FUEL TYPE 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 HSD 9.646 8.047 7.086 3.971 1.838 1.926 2.143 2.177 2.432 2.694 2 MFO 1.451 2.137 - - - - - - - - 3 Gas 2.900 4.377 4.815 4.895 4.821 4.835 4.875 4.947 4.953 4.957 4 LNG - 848 3.145 4.683 5.890 6.579 6.882 7.186 7.251 7.728 5 Batubara 8.285 10.306 13.966 19.602 24.295 26.518 28.940 31.011 34.591 36.749 6 Hydro 2.627 2.845 2.907 3.245 3.427 4.622 6.140 7.644 8.631 10.484 7 SuryaHybrid 4 4 5 6 6 6 6 7 7 7 8 Impor 758 929 1.063 1.582 1.367 1.397 1.172 1.578 1.487 1.503 9 Geothermal 591 591 740 959 1.156 1.247 1.470 1.573 1.634 2.329 T O T A L 26.261 30.084 33.728 38.942 42.800 47.132 51.628 56.122 60.986 66.451 120 RUPTL 2015- 2024 Gambar 6. 7 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Wilayah Indonesia Timur GWh Kebutuhan bahan bakar di Indonesia Timur dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 diberikan pada Tabel 6.36. Tabel 6. 36 Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Indonesia Timur Catatan: Kebutuhan BBM termasuk pemakaian bahan bakar nabati biofuel

6.6. PROYEKSI EMISI

CO 2 Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2015-2024 belum memperhitungkan biaya emisi CO 2 sebagai salah satu variabel biaya. Namun demikian RUPTL ini tidak mengabaikan upaya pengurangan emisi CO 2 . Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetapkan masuk dalam sistem kelistrikan walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah. Penggunaan teknologi boiler supercritical dan ultra-supercritical di pulau Jawa juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya pengurangan emisi CO 2 dari pembangkitan tenaga listrik. - 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 GW h Impor SuryaHybrid HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro No. FUEL TYPE 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 HSD x 103 kl 2.604 2.173 1.913 1.072 496 520 579 588 657 727 2 MFO x 103 kl 360 530 - - - - - - - - 3 Gas bcf 29 43 47 48 47 47 47 48 48 48 4 LNG bcf - 7 23 34 43 48 50 52 52 56 5 Batubara 106 ton 6 8 11 15 19 20 22 24 26 28 6 Biomass 103 ton - - - - - - - - - - RUPTL 2015- 2024 121 Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan dikonversi menjadi emisi CO 2 dalam ton CO 2 dengan menggunakan faktor pengali emission factor yang diterbitkan oleh IPCC 51 . Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2010 jo Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 tahun 2010 jo Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 tahun 2012 jo Peraturan Menteri ESDM Nomor 21 tahun 2013 jo Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2014 mengenai Program Percepatan Pembangkit Tahap 2. Program tersebut didominasi oleh pembangkit dengan menggunakan energi terbarukan, khususnya panas bumi. Dengan adanya intervensi kebijakan Pemerintah mengenai pengembangan PLTP dan energi terbarukan lainnya akan menghasilkan rencana pengembangan pembangkit yang sedikit berbeda dibandingkan dengan baseline serta dapat menurunkan emisi CO 2 . Emisi CO 2 Indonesia Gambar 6.8 memperlihatkan emisi CO 2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilakukan dengan fuel mix seperti pada Gambar 6.4. Dari Gambar 6.8 dapat dilihat bahwa emisi CO 2 se-Indonesia akan meningkat 2 kali lipat dari 201 juta ton pada tahun 2015 menjadi 383 juta ton tahun 2024. Dari 383 juta ton emisi tersebut, 333 juta ton 87 berasal dari pembakaran batubara. 51 IPCC Intergovernmental Panel on Climate Change, 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.