TENAGA AIR PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN EBT

54 RUPTL 2015- 2024 Tabel 4. 4 Potensi Tenaga Air yang Perlu Kajian Lebih Lanjut

4.4. PLTMMH

Pengembangan pembangkit mini dan mikro hidro sampai dengan 10 MW, termasuk yang belum tercantum dalam RUPTL, diharapkan dapat tumbuh dengan cepat mengingat regulasi mengenai pengembangan PLTMH ini sudah sangat mendukung. Hal-hal yang masih memerlukan perbaikan antara lain adanya tumpang-tindih perizinan dalam satu daerah aliran sungai serta adanya pengembangan PLTMMH yang menghambat pengembangan PLTA yang lebih besar.

4.5. PLTS

Program PLTS 1000 pulaulokasi adalah program pengembangan energi surya dengan teknologi fotovoltaik oleh PLN disiapkan melalui program pembangunan PLTS di lokasipulau yang memiliki kendala ekspansiakses jaringan dan kesulitan transportasi. Lokasi ini pada umumnya berada di wilayahpulau kecil yang terluar maupun yang terisolasi. No Nama Provinsi Tipe KAP. MW 1 Pahae Julu Sumut ROR 2x9 2 Mandoge Sumut ROR 3x10 3 Lematang Sumsel RES 2x25 4 Musi Kotaagung Sumsel ROR 2x13,7 5 Ranau Bengkulu ROR 3x21 6 Cimandiri 3 Jabar RES 110 7 Cipasang Jabar RES 400 8 Pade Kembayung Kalbar ROR 3x10 9 Muara Juloi Kalsel RES 284 10 Tabang Kaltim RES 354 11 Boh Kaltim RES 9x100 12 Kayan 3 Kaltara RES 1200 13 Poso 2 Peaking Sulteng ROR 180 14 Poso 3 Sulteng RES 300 15 Palu 3 Sulteng RES 75 16 Laa Sulteng ROR 160 17 Tumbuan Sulbar ROR 450 18 Seko 2 Sulsel ROR 90 19 Batu Sulsel RES 200 20 Watupanggantu NTT ROR 15 RUPTL 2015- 2024 55 PLTS ini akan dikembangkan berupa PLTS terpusatterkonsentrasi skala utilitas dengan mode hybrid dengan kapasitas diberikan pada Tabel 4.2. Komponen pembangkit PLTS hybrid disesuaikan dengan potensi energi primer dimasing-masing lokasi dan mempertimbangkan sebaran penduduk pada geografi yang sangat luas dan sulitnya menjangkau daerah terpencil. Dengan mode hybrid diharapkan sistem dapat beroperasi secara optimum. Konfigurasi hybrid tidak saja direncanakan pada lokasi-lokasi yang baru akan berlistrik, tetapi juga menempatkan dan mengoperasikan PLTS bersama-sama dengan PLTD dan atau jenis pembangkit lain pada lokasi yang sudah memiliki listrik PLTD dalam suatu mode hybrid. Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki meningkatkan rasio elektrifikasi daerah terpencil secepatnya, mencegah penambahan penggunaan BBM secara proporsional akibat penambahan beban kalau seandainya dilayani dengan diesel, dan menurunkan BPP pada daerah tertentu yang ongkos angkut BBM sangat mahal, seperti daerah sekitar puncak pegunungan Jayawijaya Papua. Disamping itu dengan keluarnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara Persero dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik akan mempercepat pengembangan PLTS dengan melibatkan pengembang swasta.

4.6. BIOMASSA

Pemerintah mendorong pengembangan biomassa dan biogas dengan terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas oleh PT Perusahaan Listrik Negara Persero. Dalam rangka pengembangan ini, diperlukan kerjasama dengan Pemerintah daerah untuk menyediakan lahan serta regulasi mengenai harga bahan bakar biomassa jangka panjang. 56 RUPTL 2015- 2024 Pengembangan pembangkit biomassa memerlukan kepastian dalam pasokan bahan bakar biomassa. Oleh karena itu sebelum dilakukan pembangunan pembangkit biomassa, pasokan bahan bakar biomassa harus sudah dipastikan mengenai sumbernya maupun harga jangka panjang. Dalam tahap awal pertumbuhan PLTBiomassa ini, PLN lebih memberi kesempatan kepada swasta untuk menjalin kerjasama dengan pemilik perkebunan. Hal penting lainnya dalam pengolahan energi biomassa menjadi listrik adalah pemahaman tentang teknologi konversi, yang disesuaikan jenis biomassa yang akan digunakan. Meskipun tersedia berbagai jenis teknologi, namun untuk mencapai output energi yang maksimal dari suatu bahan bakar nabati, diperlukan pemahaman yang baik tentang kesesuaian jenis biomassa dan jenis teknologi. PLTBiomassa mempunyai peluang yang menarik untuk dibangun di daerah isolated atau pulau-pulau kecil yang masih tergantung dengan PLTD. Meskipun jauh dari perkebunan besar, sumber bahan bakar biomassa dapat ditanam di lokasi terpencil tersebut. Penanaman pohon sebagai sumber biomassa, selain bermanfaat sebagai sumber energi, juga berguna untuk memperbaiki kualitas lahan.

4.7. PLT BAYU

Potensi energi angin di Indonesia telah teridentifikasi di beberapa lokasi terutama di wilayah Sulsel, Nusa Tenggara dan Maluku. Beberapa pengembang telah mengusulkan pembangunan PLTB di beberapa lokasi seperti: Sukabumi, Sidrap, Bantul dan Jeneponto. Salah satu hal yang perlu dicermati dalam masuknya PLTB ke sistem adalah stabilitas sistem menerima masuknya unit PLTB. PLTB yang merupakan pembangkit dengan sumber energi intermittent, menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang fluktuatif. Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan pembangkit cadangan sebagai pembangkit pendukung untuk mengantisipasi ketika terjadi penurunan kecepatan angin dibawah batasan desain turbin. Sehingga, untuk setiap daerah dengan karakter sistem berbeda, dibutuhkan kajian yang berbeda juga untuk menilai kelayakan proyek PLTB , terutama skala besar.