Susut Jaringan Distribusi KONDISI SISTEM

40 RUPTL 2015- 2024 transfer daya pada sistem transmisi eksisting. Gas, batubara dan hidro sudah mengambil peran besar dalam pembangkitan di Sumbagselteng. Pada tahun 2013 sampai dengan TW III sistem kelistrikan Sumatera, khususnya Sumatera Utara mengalami kondisi defisit yang sangat besar diakibatkan oleh gangguan dan keluarnya pembangkit besar pada saat yang hampir bersamaan dan pembangkit FTP1 yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2013 masih mengalami keterlambatan, seperti PLTU Pangkalan Susu 1,2 dan PLTU Nagan Raya 1,2, di lain pihak realisasi permintaan tenaga listrik tinggi. Pada tahun 2014, kondisi kelistrikan sistem Sumatera masih defisit terutama di Sumatera Utara, walaupun secara umum sedikit lebih membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh karena tambahan pembangkit yang masuk pada tahun 2014 tidak sebanding dengan peningkatan kebutuhan demand. Kondisi kekurangan pasokan penyediaan tenaga listrik di Sumatera pada dasarnya disebabkan oleh : 1 Keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP. 2 Pada beberapa pembangkit eksisting masih mengalami pemadaman baik pemadaman yang direncanakan pemeliharaan maupun pemadaman paksa forced outage. 3 Pertumbuhan permintaan tenaga listrik yang tinggi Upaya jangka pendek yang perlu dilakukan adalah : 1 Memenuhi daerah-daerah yang kekurangan pasokan listrik termasuk daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. 2 Menyiapkan pembangkit yang dapat dipindah mobile power dengan bahan bakar dual fuel BBM dan gas. 3 Melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik peningkatan rasio elektrifikasi. Disamping tindakan-tindakan tersebut yang selama ini telah dilaksanakan oleh PLN, perlu pula dilakukan upaya lain, yaitu : RUPTL 2015- 2024 41 1 Pengadaan PLTD untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar, Pengadaan PLTD ini diperlukan karena memang tidak ada alternatif lain yang sesuai kecuali PLTD berbahan bakar minyak. 2 Pengadaan mobile power barge mounted atau truck mounted dengan bahan bakar dual fuel BBM dan gas. Mobile power ini sangat diperlukan karena manfaatnya sangat luas , yaitu sebagai berikut : 1. Memenuhi pertumbuhan demand. 2. Mengurangi sewa pembangkit berbahan bakar minyak. 3. Mengatasi kekurangan pasokan daya akibat keterlambatan proyek pembangkit atau transmisi. 4. Mengatasi kekurangan pasokan daya akibat keluarnya unit pembangkit eksisting baik karena gangguan maupun pemeliharaan. 5. Memenuhi demand sementara akibat adanya event besar Nasional atau internasional. Wilayah Jawa Bali Realisasi operasi sistem kelistrikan Jawa – Bali sepanjang tahun 2013 dan 2014 pada umumnya berjalan normal dan aman. Pada tahun 2013 selama periode beban puncak sistem Jawa Bali mengalami 3 kali periode siaga dan 1 kali berada dalam kondisi defisit, dimana salah satu penyebabnya adalah karena tingginya angka FO Forced Outage dan derating unit pembangkit yakni mencapai 12.5 dari total DMN. Kondisi hidrologi waduk kaskade Citarum pada tahun 2013 masuk kategori basah, dengan realisasi air masuk 147 prakiraan pola normal sehingga mampu beroperasi 125 diatas rencana operasi tahunan. Transfer listrik dari wilayah TimurTengah ke wilayah Barat masih dalam batas termal dan stabilitas, namun pembebanannya dibatasi oleh besarnya eskursi tegangan tegangan di bawah standar yang terjadi di beberapa GITET 500 kV di wilayah Barat. Tegangan dibawah standar umumnya terjadi di beberapa GITET 500 kV dan GI 15070 kV di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat pada periode beban puncak siang dan umumnya terjadi juga di beberapa GI 150 kV di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada periode beban puncak malam. Terdapat banyak ruas transmisi 150 kV yang pembebanannya telah melampaui kriteria keandalan N-1. Pembebanan sebagian besar trafo IBT 500150 kV telah