290
c. Pandangan Konstruktivisme Tentang Belajar
Konstruktivisme  adalah  salah  satu  filsafat  pengetahuan  yang  menekankan bahwa  pengetahuan  manusia  adalah  konstruksi  bentukan  manusia  sendiri  Von
Glasersfeld, 1987  dalam Paul  Suparno,  1997 : 18.  Von Glasersfeld menegaskan bahwa  pengetahuan  bukanlah  suatu  tiruan  dari  kenyataan  dan  juga  bukan
gambaran  dari  kenyataan  yang  ada,  tetapi  pengetahuan  selalu  merupakan  akibat dari  konstruksi  kognitif  kenyataan  melalui  kegiatan  yang  dilakukan  seseorang.
Seseorang  membentuk  struktur  kognitif  meliputi  skema,  kategori,  konsep  dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan.
Paradigma  konstruktivisme  merupakan  dasar  yang  melandasi  belajar  yang berpusat  pada  siswa.  Menurut  paradigma  ini,  belajar  adalah  proses
menginternalisasi,  membentuk  kembali  atau  membentuk  pengetahuan  baru. Penggunaan  pengetahuan  yang  telah  dimiliki  untuk  mendapatkan  pengetahuan
atau ketrampilan baru adalah prinsip belajar menurut paradigma konstruktivisme. Sesuai  dengan  pernyataan  Oliver  1999  dalam  Haris  Mudjiman  2006  :  26,
“
constructivist
adalah
you see what you understand
”, yang berarti pelajaran yang dihadapi  siswa  diterima  setelah  diolah  menggunakan  pengetahuan  yang  telah
dimiliki.  Dalam  kegiatan  belajar,    pengetahuan  yang  telah  dimiliki  digunakan untuk  mengolah  informasi  yang  masuk,  sehingga  terbentuk  pengetahuan  baru,
menuju ke pembentukan suatu kompetensi  yang  dikehendaki siswa. Penambahan pengetahuan  baru  dilakukan  oleh  siswa  sendiri  sehingga  kelancaran  kegiatan
belajar  mandiri  sangat  ditentukan  oleh  sejauh  mana  siswa  telah  memiliki pengetahuan  yang  relevan  sebagai  modal  awal  untuk  menciptakan  pengetahuan
290
baru  atas  rangsangan  dari  informasi  baru  yang  diperolehnya  dalam  proses pembelajaran.  Informasi  baru  ini  dapat  diperoleh  dari  guru,  media  atau  sumber
belajar lain. Para  ahli  konstruktivis  menyatakan  bahwa  belajar  melibatkan  konstruksi
pengetahuan  saat  pengalaman  baru  diberi  makna  oleh  pengetahuan  terdahulu Abruscato, 1999. Persepsi yang dimiliki oleh siswa mempengaruhi pembentukan
persepsi  baru.  Siswa  menginterpretasi  pengalaman  baru  dan  memperoleh pengetahuan  baru  berdasar  realitas  yang  telah  terbentuk  di  dalam  pikiran  siswa.
Konstruktivisme  yang berakar pada psikologi kognitif, menjelaskan bahwa siswa belajar sebagai hasil dari pembentukan makna dari pengalaman. Peran utama guru
adalah membantu siswa membentuk hubungan antara apa yang dipelajari dan apa yang  sudah  diketahui  siswa.  Bila  prinsip-prinsip  konstruktivisme  benar-benar
digunakan  di  ruang kelas, maka guru  harus mengetahui apa  yang telah  diketahui dan diyakini siswa sebelum memulai unit pelajaran baru.
Menurut  Paul  Suparno  1997  :  49,  secara  garis  besar  keterkaitan  prinsip- prinsip konstruktivisme dalam proses pembelajaran adalah :
1.   Pengetahuan  dibangun  sendiri  oleh  siswa,  baik  secara  personal  maupun sosial.
2.   Pengetahuan  tidak  semuanya  dapat  ditransfer  dari  guru  ke  siswa,  kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk belajar.
3.   Siswa  aktif  mengkonstruksi  terus-menerus  sehingga  terjadi  perubahan konsep  menuju  ke  perubahan  konsep  yang  lebih  terperinci,  lengkap,  dan
sesuai dengan konsep ilmiah.
290
4.   Guru  sebagai  fasilitator,  sekedar  membantu  menyediakan  sarana  dan mengendalikan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan lancar.
Proses pembentukan kompetensi atau pengetahuan baru berbasis paradigma konstruktivisme dengan belajar mandiri dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar  2.1.    Proses  pembentukan  kompetensi  atau  pengetahuan  baru  berbasis paradigma konstruktivisme dengan belajar mandiri
Haris Mudjiman, 2006 : 27
Dari  beberapa  pernyataan  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  proses  belajar dengan pendekatan kontruktivisme adalah proses pembentukan pengetahuan baru
yang  melibatkan  proses  internalisasi  dan  keaktifan  siswa  menggunakan pengetahuan  yang  telah  dimiliki.  Belajar  dilakukan  untuk    membentuk  makna
yang diciptakan oleh siswa sendiri, sedangkan konstruksi makna dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah dimiliki. Konstruksi pengetahuan baru merupakan proses
yang  terjadi  terus-menerus,  yang  mana  proses  konstruksi  pengetahuan  baru Konsep baru hasil olahan siswa :
Kompetensi siswa
Proses konstruksi konsep baru menurut siswa :
Aktivitas fisik dan mental, mengolah, mengorganisasi dan
merekonstruksi seluruh konsep Belajar mandiri :
Pembelajaran sebagai proses
personal dan sosial
Konsep-konsep yang telah dimiliki siswa
Konsep baru yang diajarkan guru
Motif : mencari kompetensi baru
290
tersebut  didahului  oleh  rasa  keingintahuan
curiosity
,  yang  dapat  dirangsang dengan penyajian masalah-masalah oleh guru untuk dibahas oleh siswa.
Dalam  pembelajaran,  tugas  guru  bergeser  dari  menyampaikan  ilmu pengetahuan  kepada  siswa  ke  merangsang  siswa  untuk  menggunakan  apa  yang
telah  dimiliki,  baik  pengetahuan  maupun  pengalamannya,  agar  dapat  memahami dan  menginterpretasikan  pengetahuan  dan  pengalaman  belajar  yang  baru.  Guru
menjadi  mitra  yang  aktif  bertanya,  merangsang  pemikiran,  menciptakan permasalahan,  membebaskan  siswa  mengungkap  konsep  dan  gagasannya,  serta
kritis  menguji  konsep  baru  siswa.  Pembelajaran  menurut  pandangan konstruktivisme  mengkondisikan  siswa  aktif  mengkonstruksi  pengetahuannya
sendiri.  Guru  sebagai  fasilitator  berperan  untuk  menyediakan  fasilitas  dan mengendalikan kegiatan belajar siswa agar terarah dalam suatu tujuan.
2. MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING