290
merupakan prasyarat untuk memperoleh kemampuan baru yang lebih tinggi. Kemampuan yang diperoleh siswa dari pengalaman belajar sebelumnya
dapat menjadi bekal untuk mengikuti pengalaman belajar berikutnya. Menurut Abdul Ghafur 1989 : 60, langkah yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan awal prasyarat adalah tes prasyarat
pre-requisite test
. Tes prasyarat berfungsi untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang diperlukan.
Pada penelitian ini, kemampuan awal yang diperhitungkan adalah kemampuan awal prasyarat, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada
materi pokok sebelumnya yang menunjang materi pokok selanjutnya. Materi pokok prasyarat antara lain materi pokok Besaran dan Satuan, Massa Jenis,
Wujud Zat, Gerak, Gaya, dan Energi. Sedangkan tes yang digunakan adalah tes prasyarat yang berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda.
5. AKTIVITAS BELAJAR
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, melakukan kegiatan atau aktivitas. Jadi aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kelangsungan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Dapat dikatakan
bahwa tanpa aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2002 : 236, aktivitas belajar yang dialami oleh siswa merupakan suatu proses yaitu proses belajar sesuatu.
290
Dengan kata lain, proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar yang dapat diamati oleh guru, umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa.
Menurut Fontana dalam Winataputra 1995, setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan, yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan,
sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Adapun pengertian keaktifan menurut Sardiman 1989 : 101 dalam Zahera
Sy 2000 : 27 adalah ‘ keterlibatan belajar yang mengutamakan keterlibatan fisik maupun mental secara optimal ‘. Pengertian lain dikemukakan oleh Wijaya
1988 : 187 dalam Zahera Sy 2000 : 27 yaitu : ‘ keterlibatan intelektual dan emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
asimilasi menyerap dan akomodasi menyesuaikan kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung dalam pembentukan
ketrampilan dan penghayatan serta internalisasi, nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai’.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa meliputi keterlibatan intelektual, emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan
mengalami, menganalisis, maupun pembentukan sikap secara terpadu. Dengan kata lain, aktivitas belajar adalah suatu kegiatan fisik dan mental yang diwujudkan
dalam bentuk gerakan dan proses berpikir yang terjadi secara simultan dalam kegiatan belajar mengajar. Aktivitas dalam arti luas, bersifat fisik atau jasmani
dan mental atau rohani. Hubungan antara keduanya akan menumbuhkan aktivitas belajar yang optimal.
Proses belajar pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas siswa melalui berbagai pengalaman belajar, dan salah satu keberhasilan proses
290
pembelajaran ditentukan oleh seberapa besar tingkat aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar.
Adapun jenis aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar yang dikemukakan oleh Paul B. Diedrich Sardiman, 2005 : 101 yaitu :
a.
Visual activities
aktivitas visual, meliputi membaca atau belajar, memperhatikan gambar.
b.
Oral activities
aktivitas lisan, meliputi berdiskusi, mengemukakan pendapat, bertanya.
c.
Listening activities
aktivitas mendengar, meliputi mendengarkan uraian atau pendapat.
d.
Writing activities
aktivitas menulis, meliputi mengejakan tugas, membuat catatan atau ringkasan, menyusun hipotesis, membuat kesimpulan, membuat
laporan. e.
Drawing activities
aktivitas menggambar, meliputi menggambar sketsa. f.
Motor activities
aktivitas gerak, meliputi melakukan percobaan. g.
Mental activities
aktivitas mental, meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan soal, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h.
Emotional activities
aktivitas emosi, meliputi perhatian, bersemangat, kesiapan tenang atau gugup.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti uraian diatas, menunjukkan bahwa aktivitas dalam kegiatan belajar cukup kompleks dan bervariasi. Bila berbagai
aktivitas tersebut dapat diciptakan di lingkungan sekolah, maka kegiatan belajar mengajar akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat
290
belajar yang maksimal. Kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar yang bervariasi.
Berdasarkan uraian di atas, aktivitas belajar yang diperhitungkan dalam penelitian ini meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengar, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas gerak, aktivitas mental, dan aktivitas emosi.
6. PRESTASI BELAJAR