290
dimilikinya.  Kemampuan  awal  atau  pengetahuan  yang  telah  dimiliki  siswa digunakan  untuk  mengolah  informasi  yang  masuk  sehingga  terbentuk
pengetahuan  yang  baru.  Ini  berarti  keberhasilan  siswa  ditentukan  oleh  sejauh mana  siswa  telah  memiliki  pengetahuan  yang  relevan  sebagai  modal  untuk
menciptakan  pengetahuan  baru  yang  diperoleh  dalam  proses  belajarnya. Penambahan  pengetahuan  yang  baru  dilakukan  oleh  siswa  itu  sendiri  melalui
belajar mandiri. Hasil  penelitian  ini  senada  dengan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh
Kurotu  ‘Ayun  2007.  Kurotu  ‘Ayun  menyimpulkan  bahwa  terdapat  perbedaan yang  signifikan  pada  prestasi  belajar  fisika  antara  siswa  yang  memiliki
kemampuan awal tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh F
hitung
=  4,3186    F
tabel
=  3,91  sehingga  H
oC
ditolak,  artinya  ada  perbedaan  pengaruh antara  siswa  yang  mempunyai  aktivitas  belajar  tinggi  dengan  siswa  yang
mempunyai  aktivitas  belajar  rendah  terhadap  prestasi  belajar    fisika  pada  materi pokok Tata Surya.
Hasil perhitungan komparasi ganda dengan metode Scheffe diperoleh F
hitung
=  6,5263    F
tabel
=  3,91.  Ini  berarti  ada  beda  rerata  yang  signifikan  antara  siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai aktivitas
belajar  rendah.  Siswa  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  cenderung
290
memperoleh  prestasi  belajar  fisika  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  siswa  yang tingkat aktivitas belajarnya rendah.
Dalam proses belajar, siswa dituntut terlibat secara aktif dan optimal. Kadar tinggi rendahnya aktivitas belajar sangat ditentukan oleh aktivitas fisik dan mental
dari siswa sendiri. Aktivitas belajar siswa baik aktivitas mental maupun aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Siswa  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  dimungkinkan  dapat  melakukan kegiatan belajar mandiri dengan mudah dan cekatan. Dalam hal ini, siswa dengan
tingkat  aktivitas  belajar  yang  tinggi  dimungkinkan  dapat  menyelesaikan  tugas belajarnya dengan lebih baik.
Hasil  penelitian  ini  senada  dengan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh Sumarsono  2005.  Sumarsono  menyimpulkan  bahwa  terdapat  perbedaan  yang
signifikan  pada  prestasi  belajar  siswa  yang  memiliki  aktivitas  belajar  tinggi dengan  siswa  yang  memiliki  aktivitas  belajar  rendah.  Siswa  yang  memiliki
aktivitas  belajar  tinggi  rata-rata  mempunyai  prestasi  belajar  lebih  baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.
4. Hipotesis Keempat
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh F
hitung
=  0,1623    F
tabel
=  3,91  sehingga  H
AB
diterima,  artinya  tidak  ada  interaksi pengaruh  antara  penggunaan  model  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dengan
media  audio  visual  disertai  LKS,  media  modul  bergambar  disertai  LKS,  dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok Tata Surya.
290
Tidak  ditolaknya  hipotesis  nol  ini  kemungkinan  terjadi  karena  kemampuan awal yang dimiliki siswa cenderung merupakan kelebihan yang dimiliki siswa itu
sendiri.  Siswa  yang  mempunyai  tingkat  kemampuan  awal  tinggi  cenderung  akan memperoleh  prestasi  yang  tinggi  sekalipun  diajar  dengan  model  pembelajaran
yang  berbeda.  Sedangkan  siswa  yang  mempunyai  tingkat  kemampuan  awal rendah  juga  cenderung  akan  memperoleh  prestasi  yang  rendah  sekalipun  diajar
dengan pembelajaran yang berbeda. Dengan  demikian,  tidak  ada  perbedaan  prestasi  belajar  untuk  siswa  yang
mempunyai  kemampuan  awal  tinggi  bila  diajarkan  menggunakan  model pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dengan  media  audio  visual  disertai  LKS
dibandingkan  dengan  bila  diajarkan  menggunakan  model  inkuiri  terbimbing dengan media modul bergambar disertai LKS. Demikian pula tidak ada perbedaan
prestasi  belajar  untuk  siswa  yang  mempunyai  kemampuan  awal  rendah  bila diajarkan  menggunakan  model  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dengan  media
audio  visual  disertai  LKS  dibandingkan  dengan  menggunakan  model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media modul bergambar disertai LKS.
5. Hipotesis Kelima